11. Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa (2)

7.3K 1.7K 326
                                    

"Memangnya, ada yang berhak menentukan kebahagiaan seseorang?"

***

Tadinya, Stella agak ragu. Namun setelah melihat bagaimana kerumunan itu kini semakin ramai oleh anak-anak seusia Irsiabella, kini dirinya tidak ambil pusing lagi untuk menyesal lebih lanjut. 

Keputusannya untuk tidak mendekati putra-putra Marquess Whistler pasti adalah pilihan yang benar.

Taman ini sangat luas, sampai-sampai Stella hanya bisa melihat bangunan rumah dari kejauhan. Tidak heran juga semua kereta kuda tadi bisa muat di taman rumah Marquess. Tempat ini jauh-jauh lebih luas jika dibandingkan dengan kediaman Ravelsa. 

Tengah menikmati pemandangan kue-kue yang ada di depannya, Stella dikejutkan oleh tepukan dari belakang bahunya. Ketika gadis itu menoleh, didapatinya Arlina Dalton tersenyum ke arahnya.

"Selamat pagi, Kak Arlina," ucap Stella agak riang. Akhirnya, ada seseorang yang dikenalnya. 

"Selamat pagi juga, Irsiabella," balas Arlina dengan sama riangnya. "Kok sendirian?"

Stella melihat Arlina mulai mengambil piring untuk mengambil makanan manis. Tadinya Stella pikir dirinya harus makan makanan berat dulu untuk menikmati makanan yang manis. Setelah dilihat-lihat, tidak ada yang benar-benar berbaris untuk mengambil makanan di sana. 

"Ayah memintaku menunggu di sini," balas Stella, mengikuti pergerakan Arlina mengambil piring. 

Arlina memberikan piring kepada pelayan yang menunggu di sana untuk mengambilkan makanan manis. Lagi-lagi, Stella hanya mengekori--takut salah langkah juga, kalau dia berbuat seenaknya. Tadinya dia pikir ini self service dan Stella bisa mengambil macaroon sebanyak apapun yang diinginkannya, tapi rupanya dia harus membiarkan pelayan yang menaruhnya di atas piring. 

"Kau pasti tidak sadar kalau sedang menjadi pusat perhatian," ucap Arlina sambil menunjuk makanan yang ingin disantapnya kepada pelayan. 

Kalau sampai tidak sadar, berarti aku benar-benar tidak peduli dengan sekitar, sih, Kak. 

"Ya, ini pertama kalinya aku ikut pesta, jadi belum ada yang pernah melihatku," balas Stella apa adanya. 

"Kau benar-benar berpikir seperti itu?" 

Oh, oke. Kalau harus jujur, apa aku perlu bilang kalau Irsiabella terlalu cantik sehingga menjadi pusat perhatian? Tentu saja Stella tidak mengatakan begitu, "Mungkin," jawabnya. 

Piring-piring mereka sudah terisi oleh berbagai macam makanan pencuci mulut. Stella dan Arlina bersama-sama mencari meja kosong. Stella tidak berani pergi jauh-jauh dari sana karena takut Regdar akan panik karena kehilangannya, jadilah mereka mengambil tempat terdekat. 

"Nanti akan kukenalkan dengan beberapa temanku, ya?" 

Stella hanya tersenyum menanggapi. Keberadaan Arlina akan mempermudahnya bergabung untuk bersosialisasi dengan para bangsawan sederajatnya. 

"Kak Arlina datang dengan Tuan dan Nyonya Dalton?" tanya Stella, mulai berbasa-basi. 

"Ah, sebenarnya--"

Tiba-tiba, seorang lelaki datang menghampiri meja mereka dan langsung mengambil salah satu macaroon Arlina tanpa izin. Tentu saja Stella kaget setengah mati, saat melihat wajah Arlina berubah menjadi masam. 

"Apa kau tidak bisa mengambil makananmu sendiri?" tanya Arlina, tetap berusaha tersenyum anggun.

"Ayolah. Apa salahnya berbagi dengan adik sendiri, kan?" tanya lelaki itu.

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now