54. Kedatangan Felinette de Terevias

4.1K 966 194
                                    

"Kakak seharusnya mengerti, aku hanya tidak mau sendirian!"

***

"Seharusnya, Kakak tidak perlu mengantarkan sampai ke sini."

Entah sudah berapa kali Luna mengatakan hal yang sama berulang kali kepada Pangeran Felixence.

"Aku hanya mampir untuk memeriksa situasi."

Saat ini, mereka berjalan menelusuri lorong di dalam sekolah publik. Bersama dengan banyak pelayan dan pengawal yang mengiringi mereka untuk membantu membawa perlengkapan Putri Felinette masuk ke dalam kamar barunya, tentu saja tak mampu membuat mereka terhindar sebagai pusat perhatian.

Niatnya, Luna ingin datang ke akademi publik sendirian agar bisa memulai hidup sementaranya tanpa ada di dekat kerajaan, tetapi sepertinya Pangeran Felixence lebih suka memastikan bahwa adiknya memang benar-benar sampai di akademi publik dan bukannya melarikan diri atau semacamnya.

Sudah beberapa kali Luna mendengarkan sambutan orang-orang yang menyapa keberadaan mereka berdua. Jika hal ini terus berlanjut, maka sampai akhir masa sekolahnya, Luna akan terus diperlakukan sebagaimana putri mahkota, padahal salah satu alasannya masuk ke akademi publik adalah untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan semua orang yang bersekolah.

Luna pernah mendengar bahwa semua status dan gelar harus ditinggalkan sementara waktu. Semuanya akan diperlakukan dengan adil dan sama rata. Namun melihat dari bagaimana para bangsawan itu memperlakukannya barusan, Luna menyimpulkan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar.

Setelah masuk ke dalam kamar yang akan ditempatinya selama satu tahun ke depan, Luna menyadari bahwa ukurannya masih bisa dibilang cukup luas, meskipun tidak seluas kamarnya di kerajaan. Langsung saja Luna curiga bahwa pengurus sekolah juga tampaknya mengesampingkan moto 'adil' dan 'setara' untuknya.

"Apa ini standar ukuran kamar semua siswa di akademi ini?" tanya Luna kepada pengurus.

Mereka melirik Pangeran Felixence sejenak, lalu membungkuk hormat ke arahnya.

"Ini ukuran standar untuk anggota kerajaan, Yang Mulia Putri."

Mendadak, Luna langsung muak. Setelah berpikir bahwa dirinya tidak akan diperlakukan demikian di akademi publik, Luna harus menyadarkan dirinya dari kenyataan. Setelah pengurus akademi berlalu dan semua pelayannya sibuk menata kamarnya, Luna duduk di sofa panjang dan menghela napasnya panjang-panjang.

"Kenapa lagi?" tanya Pangeran Felixence sembari duduk di sampingnya.

"Bukankah ini terlalu berlebihan?" tanya Luna tidak percaya. "Apakah Kakak mengantarkanku sampai ke sini untuk memastikan bahwa aku memang tidak kabur? Aku sudah pernah bilang, aku tidak akan kabur."

Tanpa membantah perkataan Luna, Pangeran Felixence melanjutkan, "Selain itu, aku juga ingin memeriksa gadis-gadis bangsawan di akademi. Siapa tahu aku akan menemukan Nona Anonim."

Tidak mungkin kau akan menemukannya semudah itu. Luna membalas dalam hati.

Dugaannya tentang identitas di balik Nona Anonim masih sama; Irsiabella Ravelsa. Dan berdasarkan ingatannya, Irsiabella akan bersekolah di akademi publik setelah berumur lima belas tahun, sedangkan Luna hanya diberi waktu setahun untuk berada di sana. Akan sulit bagi pangeran untuk menemukan seseorang yang mungkin saja berpotensi sebagai Nona Anonim.

"Tidak sepantasnya aku membawa pelayan, sementara semua bangsawan yang bersekolah di sini tidak membawa satu pun." Luna mengutarakan keresahan yang sedaritadi mengepunginya. "Kalau hanya sekadar menata ruangan, mengambil makan sendiri atau berganti pakaian, aku bisa melakukannya sendiri. Jika aku tidak bisa terlibat dalam hal yang sama sejak dini, aku tidak akan pernah mengerti keadilan."

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now