44. Dugaan Felinette de Terevias

4.5K 983 198
                                    

"Jika memang itu keinginan Tuan Putri,
saya akan memenuhinya.
Saya tidak akan muncul di depan Anda, lagi."

***

Pihak kerajaan telah melakukan investigasi lebih lanjut tentang perkara waktu itu. 

Pemeriksaan telah dilakukan di seluruh bagian Istana Barat, tetapi tidak ada satupun barang bukti yang bisa ditemukan. Tentu, Luna sudah bisa menebak bagaimana bisa. 

Mereka juga berhasil menemukan motif Emma.

Hari ini, Luna mendapatkan alasan mengapa Emma meracuni Felinette di kehidupan sebelumnya.

Sebelumnya, Nyonya Taylor pernah bercerita bahwa satu-satunya alasan Emma bisa bekerja di kastil kerajaan di usianya yang masih belia adalah karena kakak perempuan Emma meninggal dan kontrak kerja masih berlangsung cukup panjang.

Berdasarkan catatan investigasi, berdasarkan beberapa bukti tertulis yang ditemukan oleh kerajaan, Kakak Emma dinyatakan melarikan diri dari istana karena jatuh cinta dengan pemuda biasa di negeri lain. Namun rupanya pemuda itu membunuhnya setelah mengambil semua harta berharga miliknya. Gadis malang itu telah ditemukan tewas di dalam hutan oleh pemburu. Ada beberapa saksi mata yang melihat pelaku, tetapi karena kurangnya informasi, maka kasus itu ditutup tanpa mampu mengadili dan menemukan pelaku. 

Setelah diselidiki lebih lanjut, alasan Emma berbuat nekad seperti itu karena tidak terima dengan hasil penyelidikan dan ketidaktanggapan kerajaan dalam mendiagnosa kematian kakaknya. Selain itu, keluarga Emma juga membantah alasannya untuk kabur, sebab sang kakak diketahui telah memiliki kekasih di kampung halamannya. Namun kenyataannya, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sudah hampir beberapa pekan, Luna tidak lagi melihat keberadaan Emma di Istana Barat. Luna tidak tahu apa yang terjadi dengan Emma dan keluarganya. Hukuman untuk Emma tidak dipublikasi besar-besaran sebagaimana yang pernah terjadi dulu

Salah satu orang yang mengancam hidupnya telah berhasil disingkirkan tanpa harus bersusah payah, tetapi Luna benar-benar merasa janggal. Seharusnya, Emma melakukan aksinya di usianya yang ke lima belas, sedangkan yang terjadi sesungguhnya malah setahun lebih cepat.

Luna mengamati ke luar jendela, meratapi pohon-pohon di taman yang mulai berguguran. Di satu sisi, Luna lega karena berhasil menyingkirkan Emma, tetapi di sini lain Luna merasa sangat aneh; yang memasukkan racun dalam teh itu adalah dirinya sendiri. 

Luna juga sedikit merasa bersalah, terlebih setelah mengetahui motif Emma. Gadis sebelia itu mencoba mencari keadilan, meskipun bukan dengan cara yang benar. Setidaknya, di kehidupan kali ini Emma dan keluarganya tidak dicap sebagai kriminal tingkat tinggi. 

Sempat terbesit kecurigaan bahwa Emma menyeduh teh baru dan memasukkan racun lain, tetapi apakah mungkin Emma mempunyai nyali sebesar itu? Luna meminta cangkir tambahan, seharusnya Emma tahu bahwa yang akan menikmati teh itu bukan hanya sang putri seorang. 

Lagipula, Emma tidak akan bisa menemukan racun semudah itu di istana. Yang sebelumnya Emma gunakan untuk meracuni Putri Felinette adalah Golden Sun. Namun saat ini hanya ada satu Golden Sun di istana, di kamarnya. Emma tidak pernah menginjakkan kakinya dalam kamar Felinette, sebab hanya pelayan senior yang membereskan kamarnya. Juga, tidak ada pelayannya yang tahu tentang eksistensi Golden Sun, karena Luna menyembunyikannya rapat-rapat. 

Dan hal terpenting yang tidak mungkin dilewatkan Luna adalah fakta bahwa Emma berani mengakui bahwa dialah yang membuat teh itu. Luna jelas tidak tahu apakah itu karena Emma merasa iba dengan pelayan-pelayan lain yang menangis, atau mungkin hal lainnya. 

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now