2. Keputusan Irsiabella Ravelsa

15.8K 2.5K 338
                                    

"Kalau kita sedang bermimpi, kemana jiwa kita pergi?"

***

Refleksi Irsiabella masih menatap balik Stella. 

Baru dua hari berlalu sejak Stella selesai membaca cerita The Fake Princess. Stella menyelesaikan cerita itu kurang dari sepuluh menit, terlepas dari ketidaksukaan Stella membaca cerita fiksi. 

The Fake Princess bercerita tentang seorang putri dari kerajaan Terevias yang bernama Felinette. Adalah hal yang lazim di Negeri Terevias untuk memiliki kekuatan, terutama pada kasta atas dan golongan bangsawan. Orang yang lahir dengan sihir memiliki kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Dan sebaliknya, orang kelas atas yang lahir tanpa sihir juga berpeluang untuk 'dibuang' dari keluarganya. 

Putri Felinette Annelisia de Terevias lahir tanpa memiliki kekuatan itu.

Berdasarkan kertas yang ditulis dalam tiga halaman itu, Putri Felinette seharusnya sudah menunjukkan tanda-tanda awal memiliki kekuatan di umur lima belas tahun. Namun di umur tujuh belasnya--tepat ketika cerita The Fake Princess dimulai, Putri Felinette tidak kunjung mendapatkan kekuatannya, sehingga rumor tentang putri kerajaan yang tidak memiliki kekuatan pun semakin menyebar luas. 

Pihak kerajaan tidak menunjukkan tanda-tanda akan 'membuang' Putri Felinette, tetapi banyak pihak luar yang tidak setuju harus menghormati seorang manusia biasa. Semuanya memburuk ketika kedatangan Irsiabella Ravelsa di hari ulang tahun sang putri yang ke delapan belas.

The Fake Princess tidak menjelaskan siapa Irsiabella Ravelsa dengan jelas. Hanya ada penjelasan tentang kedua iris mata Irsiabella yang berwarna kuning keemasan yang merupakan turunan dari mendiang Nona Ravelsa. Lalu ada juga penjelasan bahwa Irsiabella seumuran dengan Putri Felinette, sehingga mereka berdua terus-terusan dibandingkan oleh publik.

Bagaimana tidak? Irsiabella menunjukkan tanda-tanda awal memiliki kekuatan sihir di usianya yang sangat dini, lalu perlahan mulai dikenal karena tidak ada satupun dari kedua orangtuanya yang memiliki sihir. 

Berkebalikan dengan Putri Felinette yang memiliki gelar kerajaan dan seharusnya memiliki kekuatan, nyatanya dia tidak memilikinya. Jika rumor itu memang benar, maka Putri Felinette akan dicap sebagai aib kerajaan dan pembawa sial. 

"Memangnya apa salahnya menghormatinya? Bagaimanapun juga, dia kan memang keturunan kerajaan," gumam Stella sambil menyentuh pipi kanannya. 

Refeksinya menampakkan Irsiabella yang menyentuh pipi kirinya. Kini Stella harus percaya bahwa refleksi Irsiabella yang tampil di depannya adalah dirinya. 

"Cantik sekali," gumam Stella penuh kekaguman. 

Stella menggeleng keras. Bukan saatnya terpana dengan kecantikan Irsiabella. Tujuan Stella mengakhiri hidupnya adalah untuk bertemu dengan Luna, bukannya hidup kembali sebagai penghancur hidup orang lain. 

Stella berjalan ke arah pintu dimana cahaya matahari menyorot. Ia yakin itu adalah jalan menuju balkon atau setidaknya pintu keluar. Dugaannya tepat, itu adalah jalan menuju balkon. 

Stella berdecak senang ketika angin berhembus memainkan rambut hitamnya, lalu matanya dimanjakan oleh pemandangan kota luas berlatar senja di balik tembok. Di dalam tembok sendiri ada taman bunga yang cukup hijau dan luas, juga ada air mancur kecil di tengah-tengahnya. 

Sayangnya, tubuh Irsiabella terlalu pendek dan kursi baca terlalu berat untuk digeser olehnya. Padahal kalau Stella ada di tubuh aslinya, dia bisa saja memanjat dengan mudah dan melompat. 

"Tapi ...." 

Stella berjongkok dan memperhatikan kedua telapak tangan Irsiabella. 

Kedua telapak tangan itu jelas bukan miliknya. Stella hafal betul dengan bentuk garis tangannya dan garis tangan Irsiabella jelas berbeda dengan miliknya. 

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now