3. Rencana Irsiabella Ravelsa

13K 2.3K 220
                                    

"Meskipun begitu, bukankah kita tetap Kakak-Adik?"

***

Seminggu telah berlalu sejak Stella terbangun sebagai Irsiabella.

Ada banyak hal tentang Irsiabella yang tidak pernah Stella ketahui tentangnya. Mungkin ini dikarenakan cerita The Fake Princess yang memang sejak awal mengambil sudut pandang Luna sebagai Putri Felinette yang berumur tujuh belas tahun. Tidak lupa digarisbawahi bahwa Putri Felinette juga sangat jarang keluar dari istana.

Selama seminggu, Stella menghabiskan waktunya untuk mengenal sosok yang dirasukinya itu.

Disaat kebanyakan orang menyadari kekuatan mereka di usia lima belas, Irsiabella menyadarinya ketika berusia sepuluh tahun saat sedang meratapi tanamannya yang mati ketika musim dingin akan datang.

Irsiabella memang terlahir penuh bakat. Stella menyadarinya ketika membuka sebuah buku secara acak dan hasilnya dirinya mampu membaca buku yang isinya jelas bukan kumpulan alphabet atau aksara yang dikenalinya. Tadinya Stella ingin berasumsi bahwa alphabet tidak dipakai di dunia ini, tetapi nyatanya ada beberapa isi buku yang menerapkannya.

Selain berbakat, Irsiabella juga sepertinya sangat dekat dengan semua pelayan dan pengawal di rumah Ravelsa. Buktinya, ketika hendak jalan-jalan di taman bunga keluarga Ravelsa yang luas, semuanya berani menyapanya dengan senyuman hangat.

Irsiabella benar-benar seperti sosok pemeran utama protagonis yang sesungguhnya.

Hidupnya sungguh berkebalikan dengan hidup Putri Felinette di kerajaan. Berdasarkan yang ditulis oleh Luna di The Fake Princess, semua pelayan dan prajurit kerajaan cenderung menghindarinya. Mereka tidak keberatan menyembah sang raja dan pangeran mahkota bahkan jika harus melakukannya di atas kolam lumpur, tetapi tidak sudi menunduk untuk Putri Felinette walau hanya sedikit.

Tidak adil sekali.

"Apa yang kau pikirkan, Irsiabella?" Regdar bertanya kala Irsiabella sedang mengunyah nasinya.

"Tidak, bukan hal yang penting."

Bukan. Itu hal yang penting. Ini menyangkut keselamatan Putri Felinette. Tidak, bukan. Luna.

Stella telah memikirkannya selama seminggu penuh. Luna pernah menjadi Putri Felinette semasa koma dulu. Mungkinkah ketika Stella menjadi Irsiabella, Luna kembali menjadi Putri Felinette?

Seandainya itu memang benar, bukankah itu berarti mereka berdua bisa bereuni kembali? Meskipun bukan sebagai kakak dan adik di dunia ini?

Sejujurnya, Stella tidak peduli soal itu. Yang Stella pedulikan hanyalah kebahagiaan untuk jiwa Luna.

Hidup telah berlaku tidak adil kepadanya, ketika ia menjadi Luna, atau Putri Felinette.

Setidaknya, walaupun peluangnya sangat kecil, Stella sangat ingin berharap.

"Bagaimana makananmu, Irsiabella?"

Lagi-lagi Regdar berbasa-basi, sama seperti tujuh hari yang sudah-sudah. Setiap mereka makan bersama, pertanyaan itu yang akan ditanyakan Regdar setiap selesai makan. Apakah Regdar tidak bisa lebih informal sedikit dengan Irsiabella? Mereka berdua ini kan punya hubungan ayah-anak, bukannya rekan bisnis.

"Masih enak," balas Stella singkat. "Terima kasih untuk makanannya."

Stella beranjak dari duduknya dan bersiap berjalan menuju kamar untuk kembali merenungi rencananya menyelamatkan Putri Felinette. Dia sudah bisa berkeliling mansion keluarga Ravelsa yang besar, tetapi Stella sudah melakukannya empat hari yang lalu dituntun Regdar. Stella tidak mau repot-repot berkeliling lagi karena hanya akan membuat kakinya lelah.

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now