58. Penyelidikan Felinette de Terevias

3.8K 961 281
                                    

"Pada akhirnya, kita akan sendirian.
Meninggalkan segalanya, menyisakan kenangan"

***

Baru hari pertama menghadapi manusia-manusia di akademi publik, ternyata Luna lebih kewalahan daripada yang dipikirkannya. Mencari teman sebagai seorang putri di Negeri Terevias ternyata lebih sulit dibandingkan ketika dirinya sakit-sakitan dulu.

Baru hari pertama dan Luna sudah mendengar rumor tentang apa yang terjadi di ruang makan ketika hari pertama Irsiabella sampai di akademi.

Perlu diakui bahwa keberanian Irsiabella Ravelsa memang sangat luar biasa. Putri dari keluarga Viscount Ravelsa itu berani-beraninya membela Aurorasia di hadapan bangsawan-bangsawan yang tidak menyukainya.

Tidak heran, sikap orang-orang berubah terhadapnya. Yang Luna tahu, selama ini tidak ada yang pernah membenci Irsiabella, tidak pernah ada rumor buruk tentangnya, dan semuanya bisa terjadi karena Irsiabella memasuki akademi publik lebih cepat daripada semestinya.

Atau mungkin ... semua tentang Irsiabella dan Aurorasia hanyalah rumor belaka?

Luna ingin mempercayai fakta yang satu itu, mengingat sikap Aurorasia terhadapnya memang sangat berbeda dengan yang pernah didengarnya. Tentang Aurorasia yang terang-terangan menganggapnya rival memang benar adanya dan memang pernah diungkapkan olehnya secara langsung.

Namun, melihat karakteristik Aurorasia saat ini ... semoga saja itu hanyalah kesalahpahaman.

Ketidaksukaannya terhadap Aurorasia tidak lagi sebesar sebelumnya. Selama seminggu di akademi publik, Luna menyadari bahwa saat ini adalah salah satu kesempatan untuk mengubah masa depan. Jika Luna mencobanya, dia mungkin bisa melakukannya.

"Tuan Putri?"

Luna terbangun dari lamunannya ketika menyadari bahwa pengajar sudah tidak lagi berdiri di depan kelas. Semuanya juga sudah sibuk menenteng buku-buku bawaan mereka masing-masing. Tampaknya, jam pelajaran sudah berakhir dan ini waktu baginya untuk kembali.

"Apakah Tuan Putri sudah mengingat jalan? Apakah kami boleh mengantarkan Tuan Putri sampai ke kamar Tuan Putri?"

Luna memilih untuk memeriksa keadaan Irsiabella lebih dulu. Barangkali dia juga butuh bantuan untuk kembali ke kamarnya. Namun, ketika Luna berbalik, rupanya Irsiabella sudah tidak ada di tempat terakhir Luna melihatnya.

Apa dia sudah kembali duluan?

Sebenarnya, Luna agak malas mengiyakan segala kepura-puraan yang diucapkan oleh orang-orang yang mengepunginya sedaritadi. Luna sudah tahu kenyataannya, lingkaran yang mengepunginya adalah racun-racun yang sedang berusaha mencari titik lemahnya. Bisa-bisanya mereka membicarakan tentang keburukan Irsiabella saat berada di sekitarnya.

Belum sempat memberikan jawaban, perhatiannya teralihkan oleh keberadaan seorang pemuda bermata hazel yang memasuki kelas mereka.  

Ah ... putra Marquess Whistler.

Benar, itu pemuda yang mengantar Irsiabella di kelas tadi pagi.

Dia terlihat sedang kebingungan mencari-cari keberadaan seseorang di kelasnya. Sampai akhirnya Luna dan putra Marquess Whistler saling bertukar pandang. Pemuda itu langsung berjalan menghampiri Luna.

"Selamat siang, Tuan Putri," sapanya sambil tersenyum.

 Luna membalas sapaannya dengan anggukan pelan, sedikit merasa heran juga. Mungkin hanya perasaan Luna karena merasa ada yang berbeda dari pemuda ini dan yang ditemuinya tadi pagi.

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang