21. Pesta Minum Teh Irsiabella Ravelsa (2)

6.4K 1.6K 448
                                    

"Kau bisa hidup tanpaku,
Tapi kau harus tahu,
Aku tidak bisa hidup tanpamu
."

***

Pemanis tambahan datang lagi, kali ini kue-kue yang dihias di piring susun berbahan kaca. Stella tidak bisa melepaskan pandangannya dari makanan-makanan manis itu. Belum lagi kue-kue yang wanginya teramat manis dan belum di tata. Mengagumkan!  Teh krisan yang jernih tampak sangat cocok bersanding dengan makanan-makanan manis seperti ini. 

 Stella jadi ingat, terakhir Stella makan makanan manis adalah ketika ulangtahun Irsiabella di akhir musim dingin kemarin. Ya, memang baru saja. Regdar memberikannya banyak manisan dan membiarkannya menghabiskan semuanya, sendirian. Akibatnya, Stella membuat pantangan terhadap makanan manis selama beberapa hari. 

Sebenarnya Regdar mengatakan tidak masalah jika Stella tidak ingin diet hanya karena beberapa gaunnya jadi terasa agak sempit--ralat, semua gaun itu memang agak sempit dan perlu bantuan korset, tapi sepertinya itu sedikit memburuk--Para pelayan juga meyakinkan Stella bahwa Irsiabella tidaklah bertambah gemuk sedikitpun, tetapi Stella tetap melakukannya, diet. Bukan hanya karena merasa bersalah dengan Irsiabella, tetapi karena cemas dengan kondisi tubuh Irsiabella. 

Dan sepertinya, setelah perjuangannya yang lumayan sulit, Stella patut dibeli penghargaan. Semua pakaiannya tidak terlalu sempit lagi! 

Tiba-tiba, sebuah kotak putih berukuran sedang muncul di depan piring-piringnya. Stella mengerjap selama beberapa saat. Rasa panik langsung bermunculan di kepalanya, terlebih ketika semua perhatian mereka tertuju kembali kepada Stella. 

Kotak putih itu benar-benar muncul di depan matanya. Ada sihir yang melakukannya. 

T-tapi kan aku tidak menggunakan sihir?! Stella mengedipkan matanya bingung, lalu menatap ke semua orang yang juga sedang melihat ke arahnya. Mereka juga sama kagetnya, tentu saja.

Untungnya, Stella mendapatkan pencerahan setelah bertukar kontak mata dengan Svencer. Lelaki itu langsung menoleh ke arah Tuan Rumah. Stella juga refleks menoleh ke arah tempat duduk Dayward dan Rayward. 

"Mengapa kau begitu terburu-buru?" gerutu Rayward dengan suara pelan, tapi masih terdengar oleh semua orang. 

"Itu untukmu, Nona Ravelsa. Kudengar sepekan yang lalu, kau baru saja berulangtahun," ucap Dayward sambil tersenyum. 

Untuk beberapa alasan, perasaan Stella campur aduk. Stella lega, karena rupanya kotak itu bukan muncul tiba-tiba karena sihirnya, melainkan sihir Dayward. Tentu sebuah fakta baru yang perlu diingat, bahwa Dayward bisa menggunakan sihir. Namun itu tidak terlalu mengherankan, bukankah itu sebabnya Whistler bisa mendapatkan gelar Marquess?

Sisi lainnya, Stella merasa sangat tidak enak; menjadi pusat perhatian, terang-terangan mendapat perhatian khusus dari Dayward. Sebelum berangkat ke sini tadi, Stella pikir semuanya akan baik-baik saja karena akan ada banyak bangsawan yang datang. Dia pikir Dayward tidak mungkin seberani itu, jadi karena pemikirannya jelas salah, apalagi yang lebih buruk daripada ini?

"I-iya, benar, tapi menerima hadiah dari Tuan Muda Whistler terlalu--"

Stella belum menyelesaikan kata-katanya, tapi kotak itu tiba-tiba melayang pelan. Piring dan cangkir tehnya yang belum selesai dinikmatinya pun bergerak seolah menyingkir, membiarkan kotak putih itu mendarat tepat di depannya. 

"Itu untukmu, Nona Ravelsa," ucap Dayward.

"Tuan Dayward telah bersusah payah memberikan hadiah untukmu, setidaknya hargailah sedikit hanya dengan menerimanya," sahut Violene sambil tersenyum. 

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesWhere stories live. Discover now