Karoshi (OhmNanon)

2.3K 216 46
                                    

Author Pov

Sepi. Malam merambat semakin naik, bahkan hampir menuju pagi. Denting jam dinding memenuhi ruang pendengaran Nanon yang baru saja masuk ruangannya setelah menangani pasien yang mendadak kejang di penghujung hari.

"Hahhh.." dokter muda itu menghembuskan nafas begitu panjang.

Melepas serangkaian APD-nya meliputi cover all, sarung tangan bedah, pelindung wajah, sepatu boot hingga masker N95 yang dipakainya, si lelaki berparas manis duduk bersandar melepas lelah.

Virus corona atau covid-19 yang belum mau lepas meninggalkan negaranya membuat rumah sakit tempat Nanon bekerja ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit mitra pemerintah untuk merawat para pasien dengan gejala berat. Karena hal itu pula-lah sang dokter muda terpaksa harus mendahulukan profesionalitasnya di atas kepentingan personal.

Setelah meneguk segelas air yang tersedia di atas mejanya, sang dokter meraih smartphone di laci yang sudah terabai sejak kemarin pagi. Ya, sebegitu sibuknya Nanon.

Apalagi semenjak beberapa rekan dokternya harus tertular virus atau jadi suspect virus tersebut, yang otomatis membuat SDM dokter di rumah sakit harus berkurang, membuat pekerjaan Nanon semakin berlipat-lipat.

Tut.. tut..

Panggilan sudah dinyalakan, namun belum ada respon dari yang diharapkan.

Kayanya udah pada tidur deh -batin Nanon kecewa

Tapi sepertinya dewi fortuna masih berpihak padanya. Di percobaan panggilan kedua, telfonnya diangkat.

'Hallo ..'

Nanon tersenyum. Suara di seberang begitu terasa merdu di pendengarannya yang amat rindu akan sosoknya.

"Hallo Paw.. udah tidur ya? Maaf ya aku ganggu." Respon Nanon panjang.

Terdengar kekehan dari seberang telefon. 'Nggak ganggu sama sekali, kok. Kamu baru istirahat?'

Nanon menangkap benar nada khawatir itu. "Iya. Dapet pasiennya dr. Arm sama dr. Tae juga jadi double double."

'dr. Arm belum sembuh? Kayaknya udah lama kan?'

"Udah sih cuma masih karantina aja sambil nunggu hasil tes terakhirnya."

'Hmm..'

"Marc udah tidur ya? Susunya gimana? Udah nyampe?"

Marc, anak mereka yang baru berusia lima bulan. Anak yang lahir setelah Ohm dan Nanon menanti dalam usia setahun pernikahan. Sudah hampir tiga minggu Nanon tak berkontak fisik dengan jagoannga tersebut. Jangankan bertemu Marc, pulang saja Nanon tak pernah. Pekerjaannya sekarang benar-benar menahannya penuh di rumah sakit.

'Iya, baru tidur jam 1 malem tadi dia. Kayanya kangen kamu.' Nanon mencelos mendengar penuturan suaminya.

'Susunya dateng tadi sore. Lima botol kan? Untung cepet dateng tadi, Marc bener-bener nggak mau minum kalau bukan asi bundanya.'

Diam-diam jemari Nanon bergerak menghapus air mata yang tak tahu diri harus turun melewati muka. Nanon sejenak sedikit menjauhkan smartphone-nya, tak mau Ohm dengar jika ia menangisi mereka.

"Yah, sayang banget padahal aku lagi pengen lihat dia. Pengen banget ketemu dia."

'Besok ya bun, semoga ada waktu pas aku sama kamu sama-sama senggang. Atau besok aku bilang grandma-nya biar hubungin kamu?' Tawar Ohm.

Marc memang setiap harinya diasuh oleh sang grandma, ibu dari Nanon jika Ohm pergi ke kantor untuk bekerja.

"Nanti aku aja deh yang telfon grandma kalau pas luang."

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang