Beautiful Hangover (OhmNanon)

1.5K 161 47
                                    

Malam semakin larut saja membawa gelap. Menenggelamkan Nanon yang duduk sendirian di atap gedung hotel milik keluarganya ditemani desau angin malam yang teramat dingin.

Tapi Nanon sedang tak peduli. Hanya dingin angin tak bisa membuat nyalinya goyah untuk sekedar menikmati malam yang sepi tanpa taburan bintang.

Ya, tak bintang, tak jua bulan. Tak ada gemerlap indah di sisi langit yang bisa dipamerkan. Hanya gemerlap cantik dari sepasang soca milik Nanon yang bersinar karena cairan bening yang dibiarkan mengalir.

Nanon mendongak. Sesekali terisak sampai dadanya sakit, lalu tiba-tiba tertawa mendengus lucu atas kebodohannya sendiri. Tak lupa, meneguk nikmat minumannya dalam sebotol kaca bening beraroma kuat.

Cklek ..

Pintu rooftop terbuka pelan. Disusul suara sol pantofel beradu lantai. Tapi Nanon masih masa bodoh. Terlalu malas melihat gerangan siapa yang sekarang berdiri di belakang menatap punggungnya.

"Tidur, Nanon. Udah malem." Suara tenor yang terdengar familiar. Makin tak mau Nanon menolehkan kepala.

"Di sini dingin, nanti bisa sakit." Suara yang sama kembali terdengar setelah kalimat sebelumnya tak ada balasan.

Nanon malah mendengus tertawa sarkas. "Lucu ya, dikhawatirin sama orang yang bahkan bikin gue sakit sesakit-sakitnya sampai rasanya mau mati."

"Nanon.."

"Stop. Jangan maju ke sini." Cegah Nanon ketika suara langkah kembali terdengar mendekat ke arahnya.

Bukan tak ingin menemui. Nanon hanya tak mau si lelaki melihat ia menangis dan tampak begitu lemah seolah minta dikasihani. Tidak, Nanon tak mau itu terjadi.

Tapi sepertinya si lelaki tak kalah keras kepala. Larangan Nanon tak dihiraunya. Langkahnya tetap berlanjut, bahkan kini menempatkan diri duduk di lantai tepat di samping Nanon.

"Berhenti minum. Perut kamu yang kebiasa diisi bir nggak akan kuat nanggung vodka sebanyak itu." Nasehat sang lelaki menilik dua botol vodka di samping Nanon dengan salah satu sudah kehilangan isi.

Tapi Nanon masih enggan peduli. Wajahnya dibawa melengos ke arah lain, tak mau si lelaki menangkap jejak tangisannya di sela pipi. Dari ekor matanya bisa Nanon lihat stelan jas mahal masih lelaki tersebut kenakan. Sepertinya acaranya baru saja selesai.

"Pergi. Nggak enak sama tamu kalau bintang utamanya nggak ada." Cicit Nanon lirih terbawa angin.

"Acaranya udah selesai. Semua keluarga kita udah ke kamar masing-masing." See? Benar kan tebakan Nanon.

"Terus lu ngapain ke sini?"

"Nyari kamu."

Nanon kembali tertawa dengan satu dengusan. Tatap matanya dibawa memutar bosan. "Biar apa? Nggak perlu."

"Perlu. Sangat perlu. Aku perlu mastiin kamu baik-baik aja, Non. Aku perlu mastiin kamu nggak kenapa-kenapa !!" Suaranya rendah, namun nadanya tinggi.

Nanon bangkit berdiri. Menatap pemandangan gemerlap kota di malam hari. "Gimana gue bisa baik-baik aja setelah dunia becandain gue sekejam ini???"

"Dan lu, Ohm Pawat !! Di mana otak lu sampai lu berharap gue baik-baik aja??" Nanon terisak pelan setelah menumpahkan isi hati lewat teriakan.

"Nanon sorry .."

"Nggak perlu !! Ribuan sorry dari lu juga nggak bisa ngembaliin hati gue yang udah remuk."

"Non, udah. Kamu mabuk, kita balik ke kamar ya.." ajak Ohm Pawat baik-baik. Mencoba bersikap lembut agar Nanon mau menurutinya.

Tapi Nanon tak bergeming. Malah keluh kesahnya makin terluapkan. "Kamar kalian?"

"Non.."

"Bisa bayangin nggak rasanya lima tahun penuh jatuh bangun ngeyakinin sahabat sendiri kalau gue jatuh hati, cinta mati. Tapi sahabat gue bilang gue cuma kesangkut nyaman, nggak lebih. Cuma sekedar kebiasa berdua, bukan cinta. Bullshit !! Even gue nggak rela dia jalan sama orang lain !!" Terimakasih untuk sebotol penuh vodka yang membuat keberanian Nanon muncul dari bawah sadarnya.

Ohm terdiam. Paham betul ke mana arah obrolan yang Nanon bawa. Dari posisinya kini, terlihat sisi wajah Nanon yang berdiri membelakanginya sudah memerah, basah. Si lelaki manis kembali menumpahkan tangis.

"Dan setelah nolak gue mentah-mentah, sekarang tiba-tiba dia tunangan sama kakak gue sendiri. Bisa bayangin kan rasanya? Gue nggak baik-baik aja, Ohm. Gue hancur." Nanon memejamkan mata. Mencegah air kesedihannya lebih banyak keluar.

"Non, sekali lagi sorry. Dan please jangan salahin Frank, dia nggak tau apa-apa soal kita."

"Kenapa lu mikir gitu? Takut banget gue ngapa-ngapain Frank? Sorry lu salah. Di mata gue semuanya gara-gara lu, cuma elu Ohm Pawat !!"

Detak jantung Ohm bertalu kencang mendengar suara Nanon yang bagai teriris, sakit. Sahabat baiknya, seorang penting dalam hidupnya dia hancurkan sendiri tepat di depan mata.

Nanon kembali melangkah maju. Selangkah, dua langkah sampai tiba di bibir balkon. Nanon menaiki pagar pembatas yang hanya sebatas pinggangnya sendiri.

"Nanon !! Turun !! Kamu mau ngapain??" Panik Ohm mendekati Nanon yang tetap saja tak mau menengok.

Si lelaki manis semakin acuh. Kedua tangannya direntangkan seolah menikmati hembus wangi angin malam yang terasa sakit di hidung.

"Ohm, coba bilang. Apa yang Frank punya dan nggak lu temuin di gue? Sampai-sampai lu tega giniin gue, Ohm?" Nadanya lembut, namun menyakitkan di telinga Ohm.

"Nggak, Non. Nggak ada. Kamu sempurna. Manis, pinter, supel.."

"Tapi gue nggak bisa menangin hati lu."

"Nanon.."

"Hm?"

Lidah Ohm kelu. Entah mengapa susah sekali mengurai kata untuk sang sahabat tercinta.

"Inget nggak dulu waktu kecil pas gue ditanya cita-cita sama guru TK kita gue jawab pengen jadi kupu-kupu aja."

"Iya.." tanggap Ohm lirih.

"Itu karena gue pengen bisa terbang kaya mereka. Cantik, sayapnya indah, dan bisa terbang ke mana aja. Sempurna."

"Nanon, udah dong. Turun yuk, bahaya."

"Tapi gue baru sadar satu hal, Ohm. Kupu-kupu nggak sesempurna itu. Kupu-kupu hidupnya singkat. Cuma beberapa hari, lalu mati."

"Nanon.."

"Ohm, habis ini kamu harus bahagia ya."

Dan sebelum Ohm sempat menjawab Nanon keburu menjatuhkan tubuhnya seolah melayang di udara. Membiarkan malam sepi berubah riuh karena bungsu kesayangan Vihokratana ditemukan tewas setelah jatuh dari atap gedung hotel keluarganya. Di malam pertunangan si anak tengah keluarga.

"Nanon !!!!"

Aku nggak yakin bisa bahagia setelah ini, Non. Maaf -Ohm Pawat




....


Headline News

Ohm Pawat, Calon Menantu Keluarga Vihokratana Ditetapkan Sebagai Tersangka Setelah Menyerahkan Diri Pada Pihak Kepolisian Atas Kasus Kematian Nanon Korapat, Adik Kandung Tunangannya.
-
Ohm Pawat Mengaku Telah Mendorong Sahabatnya Dari Atas Gedung Dengan Alasan Cekcok Pertengkaran Di Antara Mereka.
-
Hukuman Kurungan Seumur Hidup Menanti Si Putra Tunggal Jongcheveevat Setelah Membunuh Putra Vihokratana.




End



Vote comment-nya boleh?? 🥺

Sorry for typo and thank you 😉💜

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Where stories live. Discover now