Grooms (TayNew)

4.4K 301 47
                                    

Author Pov

Tay mengintip vendor dan persiapan acara dari dalam ruang gantinya. Kursi-kursi jemaat sudah tertata rapi, karpet merah tergelar sempurna di tengah gereja, dekorasi altar yang indah memukau. Sempurna.

Pria berkulit tan itu tersenyum kembali menghadap kaca di belakangnya. Membenarkan letak dasi kupu-kupunya, lalu beralih pada boutonniere di dadanya. Bunga baby's breath kecil itu tampak sempurna melengkapi tampilan tuxedo hitamnya.

Pintu terbuka dari luar membuat Tay otomatis menoleh.

"Tay, sudah selesai belum? Acara akan segera dimulai." Off, sahabatnya memunculkan kepalanya dari balik pintu.

"Sudah kok. Ayo.." Tay keluar diiringi Off dibelakangnya.

Sekali lagi mata tajam Tay mengedar menyapu setiap sudut gereja. Tamu undangan sudah duduk di kursinya masing-masing. Pendetapun sudah siap dengan alkitabnya.

Kaki jenjang Tay melangkah menuju posisinya yang seharusnya. Meski sudah berdiri sempurna sebenarnya hatinya begitu gugup. Matanya tak lepas dari pintu gereja yang masih tertutup.

"Mempelai memasuki tempat pemberkatan." Suara MC membuat seluruh tamu undangan berdiri menyambut sang mempelai.

Pintu terbuka. Seorang pemuda manis berkulit putih masuk dengan didampingi ayahnya di sisi kanan.

Mata Tay benar-benar tak bisa lepas dari sosok manis yang sedang berjalan menuju altar tersebut. Kemeja baby blue-nya terbalut tuxedo putih, rambutnya ditata rapi, dengan sebuah hand bouquet di tangan kanannya.

Tay ingat, dulu pertama kali dia dan sosok itu bertemu adalah ketika di sekolah dasar. Mereka berteman baik setelah itu, bahkan sampai sekarang.

Dulu saat masih senior high school si manis pernah bercerita jika pernikahan impiannya adalah pernikahan sederhana tapi penuh makna. Si manis juga sudah membayangkan jika tuxedo putihlah yang akan dia pakai di hari pernikahannya kelak. Dan hari ini, keinginannya akan segera tercapai.

Mata Tay mulai memanas melihat bouquet yang dibawa si pemuda manis. Bunga Garberra, yang artinya kesetiaan, dan tak akan pernah terpisahkan. Betapa pandainya si manis memilih bunga.

Semakin dekat, semakin menawan pula si manis di mata Tay. Tak ada yang lebih bersinar dibanding dia hari ini.

Sampai di altar, ayah si manis menyerahkannya pada sang calon suami. Meninggalkan mereka berdua berdiri menghadap bapa pendeta.

Seketika ruangan sunyi. Semua mata tertuju pada satu titik. Altar. Dimana prosesi sakral pemberkatan pernikahan akan segera dimulai.

Setelah pendeta selesai membuka prosesi, mempelai dipersilahkan saling mengucap janji.

Kedua mempelai berdiri berhadapan, saling berpegangan tangan.

Si manis berucap janji,  "Saya, Thitipoom Techaapaikhun  mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.” New, si manis tersenyum lega. Tay juga memandangnya dengan senyum sendu.

New menatap lurus calon suaminya. Menunggunya balas mengucap janji.

"Saya, Pirapat Watthanasetsiri mengambil engkau menjadi isteri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.” Earth yang menggunakan tuxedo putih, senada dengan New mengucapkan janjinya tak kalah lancar.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Where stories live. Discover now