In The End (PavelDome)

2.3K 210 21
                                    

Why I choose that title? 'Couse I miss LP with full member so much.

Why I choose that title? 'Couse I miss LP with full member so much

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Author Pov

Suasana sore rumah Dome tampak begitu sepi. Rumah besar yang hanya diisi Dome, ayahnya, ibunya, seorang supir dan seorang pembantu rumah tangga itu begitu terasa lenggang.

Sang penghuni termuda rumah berjalan mengendap-endap dari kamarnya dengan berusaha seminimum mungkin menghasilkan suara. Tangan kiri menjinjing tas selempang, tangan kanan menenteng sepasang sepatu mahal berlogo tanda centang.

Kaki Dome berjinjit pelan dengan badan membungkuk menuju ke arah pintu depan rumah.

"Dome."

Suara ibunya membuat Dome terlonjak kaget. Tahu dirinya tertangkap basah, sang pemuda menghentikan langkahnya dan menunduk dalam.

"Mau kemana?" Tanya mamanya tajam.

"Keluar." Cicit Dome.

"Ke rumah Pavel lagi?" Kalimat mamanya membuat kepala Dome mendongak.

"Bukan urusan mama."

Sang ibu memutar bola matanya malas. "Berapa kali mama bilang, dia bukan laki-laki yang cocok untukmu."

"Lalu laki-laki seperti apa yang cocok untukku, ma? Yang pengusaha sukses? Yang hartanya berlimpah? Yang rumahnya mewah dan besar?" Dome terengah setelah berteriak pada ibunya.

Sebelum ibunya sempat menjawab, sosok laki-laki paruh baya yang dihormati Dome menghampiri keduanya dari lantai atas.

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut?" Suaranya begitu tenang.

"Anakmu kembali berulah. Dia mau pergi ke kontrakkan kecil Pavel lagi." Ibu Dome mengadu pada suaminya yang baru muncul.

Dome memandang ayahnya menunggu reaksi selanjutnya.

"Masuk kamar." Ujar papanya datar namun tajam.

Dome mengerjapkan matanya berkali-kali. "Tidak, pa."

"Berandalan tengik itu tak pantas untukmu. Punya apa dia berani mendekatimu, anak papa satu-satunya?" Lagi. Cercaan diterima Dome.

Dome menggeleng. "Tapi aku mencintainya, pa."

Orang tuanya tersenyum remeh. "Tahu apa kau anak kecil masalah cinta? Memangnya cinta bisa membuatmu kenyang? Memangnya cinta bisa menjamin hidup kalian? Hahh??"

Dome mengalihkan pandangan ke arah kanan saat ayahnya memaki. Sang ibu hanya tersenyum pongah sambil menatapnya.

Pergelangan tangan Dome ditarik tiba-tiba oleh papanya. Menyebabkan tas dan sepatu di tangannya terjatuh begitu saja di lantai marmer rumah mewahnya.

"Ikut papa. Masuk kamar dan jangan keluar jika bukan papa yang membukakan kuncinya."

Dome memberontak berusaha lepas. Tapi tenaga papanya lebih besar. CEO tiga perusahaan besar itu tak peduli dengan anaknya yang bahkan sudah menangis keras.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Where stories live. Discover now