Lho, Kok?? (ForthBeam)

2K 258 127
                                    

Author Pov

Beam memandang puas tatanan yang dianggapnya sempurna di meja makan kecil apartment kekasihnya. Semangkuk besar kaeng phet menjadi sajian utamanya siang itu.

Setengah jam lalu Forth sudah mengiriminya pesan jika dia dan sang ibu sudah berangkat dari stasiun. Menurut perhitungan Beam jika tak ada halangan berarti sebentar lagi mereka akan sampai.

Beam segera masuk kamar Forth untuk sejenak membersihkan dirinya. Bisa rusak imagenya kalau tampil acak-acakan dan bau bawang di hadapan calon mertuanya.

Aduh, pipi Beam jadi merah padam mengingat soal calon mertua. Macam gadis desa yang digoda pacarnya saja.



....




Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu. Pasti Forth yang datang. Untung Beam sudah ganti baju dan tampil rapi.

Dengan hati yang berdegup kencang, Beam meraih gagang pintu. Membukanya perlahan.

Cklek..

Badan besar Forth yang tampil di depan pintu.

"Sudah pulang? Ayo masuk." Ajak Beam.

Seseorang muncul dari balik tubuh Forth. "Kau yang bernama Beam?" Sangat to the point.

Mata Beam menatap telisik pada wanita paruh baya di hadapannya. Perawakan tinggi semampai dengan rambut sebahu yang digerai. Polesan make-up dan gaya busananya menunjukkan kalau beliau termasuk golongan orang berada.

"I..iya." jawab Beam gugup sambil membungkuk hormat.

Ada rasa khawatir jika penolakanlah yang akan diterimanya setelah ini. Katakan Beam insecure. Tapi memang kenyataannya dia sedang sangat tak percaya diri sekarang.

"Ayo masuk dulu, ma. Mama pasti capek." Forth mencoba mencairkan rasa canggung di antara dua orang di depannya.

"Ok." Wanita itu berjalan melewati Beam dan duduk di sofa ruang tamu.

"Tumben kau rajin bersih-bersih?" Mata ibu Forth mengedar ke seluruh penjuru ruangan.

Forth duduk di seberang ibunya diikuti Beam di sebelahnya. "Dibantu Beam, kok."

"Hmm.." ibunya hanya mengangguk.

"Ma, kita makan siang yuk. Beam sudah masak untuk kita." Ajak Forth pada ibunya lalu beralih menatap bangga kekasihnya.

"Beam bisa masak?" Ibu Forth memandang Beam.

"Hanya beberapa masakan yang mudah, tante." Jawab Beam kalem.

"Ayolah, ma." Ajak Forth lagi.

"Sebentar. Mama taruh tas di kamarmu dulu."

"Biar aku saja." Forth mengambil tas ibunya. Membiarkan ibu dan kekasihnya duluan ke meja makan.



....


Forth menyusul Beam dan ibunya duduk melingkari meja makan kecilnya. Matanya memandang setiap pergerakan Beam yang sedang mengambilkan nasi dan lauk untuk ibunya serta untuknya juga.

"Kaeng phet adalah makanan kesukaanku." Ibu Forth mengatakan sambil menghirup aroma kuah kari di hadapannya, seolah mulai menilai.

"Forth sudah mengatakannya, tante. Saya harap tante suka masakan saya." Tangan Beam yang memegang sendok sudah licin penuh keringat.

Ibu Forth mengangguk. Mulai menyesap karinya pelan. Berlanjut dengan dagingnya, lalu memakannya dengan nasi tanpa suara.

"Beam, kau lupa menambahkan jinten putih ya?" Ucapan tiba-tiba dari ibu Forth membuat Beam hampir saja tersedak. Untung tak sampai.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt