I'm Not Ok (ForthBeam)

2.1K 225 90
                                    

Author Pov

Ada yang berbeda dari sosok Beam Baramee belakangan ini. Itulah yang dipikirkan sang sahabat baik, Kit dan Pha.

Tak ada lagi Beam yang dulu sering curi-curi waktu di tengah padatnya tugas demi mengunjungi fakultas teknik. Tak ada Beam yang masuk kelas di pagi hari dengan muka merah merona menahan luapan malu sekaligus bahagia.

Beam Baramee yang sekarang hanya manusia pengabdi tugas yang tak pernah absen di setiap kelas. Meski hanya berakhir jadi pelamun setia sepanjang kelas berjalan.

Beam kembali jadi manusia tak tersentuh. Bahkan lebih parah dari dulu saat dia tenar menyandang gelar sang cassanova kampus.

"Ceritakan." Ujar Kit singkat saat mulai jengah menatap keterdiaman Beam.

Saat ini ketiganya ada di apartment Beam. Berawal dari alibi mengerjakan tugas sampai kini berakhir berpesta bir tanpa ada yang mencegah.

Sejak awal masuk apartment Beam, Kit dan Pha memang sudah merasa aneh. Apartment si super bersih Beam kini berubah jadi sangat kotor. Bungkus makanan tercecer tak karuan, baju kotor menempati segala sudut ruang, piring bekas belum tersentuh di wastafel dapur. Sangat kacau.

"Ceritalah Beam. Kau akan mati jika menahannya sendiri." Tambah Pha. Netranya memperhatikan meja belajar Beam yang sekarang agak lenggang. Biasanya ada tumpukkan modul teknik di atas sana.

Beam menatap temannya satu persatu. Meneguk lagi kaleng bir keempatnya malam ini.

"Cerita apa? Cinderella yang sok polos? Atau Peterpan yang sok baik?" Terkesan tak peduli.

Kit berdecak. Menepuk keras bahu belakang Beam. "Kau tahu maksud kami, Beam? Jangan belagak bodoh."

Lagi. Beam diam. Mengurung ketiganya dalam kesunyian yang sangat tak nyaman. Kecuali bagi Beam, mungkin.

Tarikan nafas panjang dilakukan si pemuda berdimple sebelum membuka suara.

"I'm Ok."

Pha dan Kit memandanginya semakin intens.

"Kau ada masalah dengan Forth?" Pha sudah tak tahan. Terlalu ingin tahu.

Beam tersenyum. Tanpa sedikitpun ketulusan terselip.

"Sudah selesai." Jawabnya singkat.

"Maksudmu?" Kit bertanya dengan dahi penuh kerutan tak paham.

"Maslahku dan Forth, sudah selesai."

"Lalu?" Kit.

"Dengan selesainya hubungan kami." Tambah Beam.

Pha dan Kit saling melempar pandangan kaget.

"Kau bercanda?" Pha bertanya penuh selidik. Tak percaya begitu saja.

Beam memandang keduanya. "Apa hal sesensitif ini pantas untuk kujadikan candaan?"

"Kenapa?" Tanya Pha lagi.

"Alasan kalian apa kali ini?" Sambungnya.

Pandangan Beam menerawang langit-langit mengingat alasan bagaimana mereka berakhir di tahap terburuk suatu hubungan ini.

"Kami bertengkar. Frekuensinya terlalu sering meski penyebabnya tak jarang hanya hal sepele. Kami terlihat baik-baik saja di luar, namun rapuh di dalam." Penjelasan Beam sesekali diselingi tegukan kasar pada birnya.

"Kalian tak coba selesaikan masalahnya dulu? Tak harus sampai berpisah kan sebenarnya?" Tanya Kit.

Beam tersenyum hambar. "Sudah. Tapi hasilnya nihil. Kami sama-sama mengambil keputusan ini. Ini bukan hal yang tiba-tiba, kok. Banyak pertimbangan kami pikirkan. Dan keputusannya ada di sini. Berakhir. Mengakhiri semua ego kami. Menyelesaikan semua perdebatan kami yang tak ada titik temunya."

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Where stories live. Discover now