Change 55

161 19 66
                                    

Vote tanda Bintang di ujung kiri bawah ya good Readers :)


****
<<


Setelah mengantarkan Lixie ke ruang perawatan dan memastikan bahwa ia sudah baik-baik saja, SamD mengajak Jie mengobrol di bangku taman yang terdapat di kawasan rumah sakit, sebab banyak hal yang harus mereka bicarakan
"Felix sudah tau?" tanya SamD untuk memulai percakapan diantara mereka

"Maafkan aku" ucap Jie menyesal
"Lixie membutuhkan sum-sum ayah biologisnya"

"Keputusanmu sudah tepat, jangan meminta maaf untuk hal yang memang seharusnya kau lakukan"

"Tapi aku tetap salah, seharusnya aku memberitahumu terlebih dahulu"

"Aku paham bagaimana kacaunya dirimu saat itu. Kesembuhan Lixie adalah yang utama"

Jie menatap wajah SamD begitu mendengar jawabannya
"Aku dan Lixie hanyalah beban untukmu. Begitu ia lahir, aku tidak pernah melayanimu layaknya istri yang baik. Aku hanya sibuk mengurusnya dan bolak-balik keluar masuk rumah sakit, tanpa pernah bertanya apakah kau baik-baik saat berada jauh dariku" ucapnya tak enak hati
"Apa sebaiknya__"

"Sepertinya kau sangat lelah, sebaiknya kita masuk ke dalam agar kau bisa beristirahat" sela SamD cepat memotong ucapan Jie

"SamD__"

"Berhenti bicara omong kosong atau aku akan_" SamD menghentikan ucapannya saat melihat bibir penuh milik Jie "menciummu" lanjutnya lagi, lalu segera membuang wajahnya ke arah lain

Jie meraih wajah SamD dengan kedua tangannya dan menatap tepat di mata elang suaminya itu
"Lakukanlah"

"Apa?" tanya SamD bingung

"Menciumku"

Tanpa menunggu lama lagi SamD segera menyatukan bibir mereka dan berpangutan dengan gencarnya


****
<<


Secara bergantian Hwasa, Zico, Gray bersama pasangan mereka, masuk satu persatu ke ruang perawatan Lixie untuk melihat keadaannya. Setiap kali mereka keluar dari ruangan itu mereka akan menangis karena tidak sanggup melihat anak sekecil Lixie harus merasakan sakit yang luar biasa

Gray mendekati Felix yang duduk disisi ranjang perawatan
"Kau sudah makan?" tanyanya cemas saat melihat wajah pucat Felix

Felix menggelengkan kepalanya lemah
"Aku tidak lapar" jawabnya pelan seraya menggenggam tangan mungil putranya

"Setidaknya makanlah sedikit saja, agar kau bertenaga untuk menjaga Lixie"

Felix hanya diam saja, ia sama sekali tidak berniat menjawab saran dari presdirnya itu
"Presdir"

"Hmm?"

"Kenapa Lixie yang harus menderita?"

"Apa maksudmu?" tanya Gray bingung

"Lixie memiliki seorang ibu yang pasti akan sangat hancur ketika terjadi sesuatu padanya. Sedang aku tidak memiliki siapa-siapa, kenapa tidak aku saja yang merasakan sakitnya" ucap Felix dengan mata berkaca-kaca

"Apa yang kau bicarakan!" gertak Gray tak suka

"Tulang-tulangku terasa remuk setiap kali aku melihat Lixie dan Jie menangis diwaktu yang bersamaan, dan itu sangat menyiksaku" Felix menundukkan kepalanya dan bersamaan dengan itu buliran airmata jatuh dengan begitu deras dari pelupuk matanya
"Aku tidak sanggup Presdir,," rintihnya dengan pilu

Gray memegang bahu Felix untuk menguatkannya
"Maafkan aku karena tidak bisa berbuat apa-apa" sesalnya dengan berlinang airmata

Brakk

CHANGE • Felix LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang