Change 6

313 34 35
                                    

Vote tanda Bintang diujung kiri bawah ya Readers :)

****
<<

Enam bulan kemudian,
Alians Baba School…

Jie menitikan air matanya saat mendengar Felix berhasil lulus dari alians baba school dengan nilai yang sangat memuaskan

"Kau tidak ingin menemuinya?"

Jie segera mengusap air matanya saat mendengar ucapan Hwasa
"Sebaiknya kita pulang"

Hwasa menahan pundak Jie saat ia akan meninggalkan auditorium alians baba school
"Temuilah dia sebentar"

"Tidak ada alasan untukku menemuinya"
Ucap Jie sembari menatap tangan Hwasa yang ada dipundaknya

"Jie____"

"Bagaimana aku bisa menemuinya, jika tanganku tidak bisa menyentuhnya. Aku tidak mau membuatnya takut"
Jie melepas tangan Hwasa dari pundaknya dan segera pergi dari sana

Hwasa sekilas menoleh keratusan siswa yang ada diruang auditorium lalu memanglingkan wajahnya kembali menatap punggung Jie yang semakin menjauh
"Jadi untuk apa kita kemari?"
Gumannya bingung lalu segera mengejar Jie

Sesampainya diparkiran, Jie berjalan kesisi kemudi mobilnya
"Aku yang akan menyetir"
Ucapnya pada sang sopir

"Tapi nona___"

Jie tersentak dilihatnya jari-jajarinya yang kaku. Ia lupa jika jari-jarinya tidak bisa ia gunakan lagi, ia terperosok kelantai dan menangis sesenggukan meratapi nasibnya, ia juga memukuli dadanya yang terasa sesak

Hwasa menitikkan air matanya memandnagi Jie yang terlihat sangat menyedihkan, ia segera mengusap air matanya dan berjalan mendekati Jie
"Ayo bangun nanti Felix melihatmu, kau tidak ingin Felix melihatmu seperti ini kan?"
Hwasa meraih lengan Jie dan membantunya berdiri, diusapnya air mata dipipi cantik Jie dengan jemarinya
"Jangan menangis, kau sudah melewatinya sejauh ini"

Jie kembali tenang setelah mendengar ucapan sahabatnya itu
"Ayo kita pulang"

Hwasa mengangguk dan segera membukakan pintu untuk Jie

®®®

Hwasa memperhatikan Jie yang sejak tadi melihat keluar jendela mobilnya seakan pemandangan diluar sangat menarik untuknya

Sesampainya dirumah megahnya, Hwasa membantu Jie melepaskan peyangga punggungnya, karena Jie masih belum bisa berjalan tanpa penyangga tulang punggungnya

"Istirahatlah, kau pasti lelah"

Perlahan Hwasa membantu Jie berbaring diranjang lalu menyelimutinya sebatas dada

"Sudah kukatakan untuk menyewa perawat saja"
Ucap Jie pada Hwasa yang sedang memperbaiki selimutnya

"Kau bukan pasien, untuk apa seorang perawat"

"Tapi ini juga bukan pekerjaanmu"

"Aku tidak menganggap ini sebagai pekerjaan"

"Lantas?"

Hwasa menghela nafas panjang lalu menatap Jie yang berbaring diranjang
"Rasa empati! kau tau rasa empati!"
Ucap Hwasa kesal sembari memukul-mukul selimut Jie dengan jari-jarinya

Jie tersenyum melihat kekesalan Hwasa padanya

"Jika aku yang mengalami hal ini, apa kau akan meninggalkan aku?"
Tanya Hwasa dengan tatapan curiga pada Jie

Jie menggeleng cepat
"Tentu tidak"

"Eishhh,,aku tidak yakin"

Seketika Jie tertawa melihat ekspresi wajah Hwasa membuat Hwasa juga ikut tertawa bersamanya

CHANGE • Felix LeeWhere stories live. Discover now