Part 30

4.9K 338 40
                                    

To my lovely readers, please support me by your votes and comments :)

**

"Halo pak tua, akhirnya kau sadar." mr. Milton mengerjapkan mata, mengamati sekeliling.

Ia kini sudah kembali ke rumah bersama pria-pria asing.

Jumlah mereka enam, seluruhnya berpenampilan bak berandal. Para pria itu menyimpan senjata api atau setidaknya senjata tajam disaku belakang mereka.

Salah satu dari mereka mendekat dan mendorong mr. Milton hingga tersungkur di lantai. Dengan lancang pria itu meletakkan kaki yang masih mengenakan sepatu ke atas kepala mr. Milton. Dibilang menginjak tidak, sebab lelaki itu masih menjaga beban tubuhnya di tumpuan kaki yang lain. Tetap saja itu bukan hal yang etis untuk dilakukan.

"STOP IT! PLEASE STOP! LEAVE HIM ALONE!!!"

mr. Milton menelengkan kepala ke asal suara yang sudah ia nantikan sejak semalam. Sayangnya pemilik suara itu tak sungguh berada bersamanya—masih terancam dalam kekangan Ken. Keberadaanya terwakili sebuah perangkat komputer. Mereka hanya bisa bertatap muka melalui panggilan video.

Naya mengepalkan tangannya saat menyaksikan mr. Milton yang terbaring tidak berdaya dengan perlakuan biadab Jack dan teman-temannya.

dr. Brown yang turut berada disana menampilkan ekspresi tidak peduli saat tersorot tengah menyaksikan gerombolan Jack asik mempermainkan mr. Milton.

"PLEASE LEAVE! DON'T TOUCH HIM!" Mendengar seruan Naya para bajingan itu justru tertawa.

"They won't listen to you." Bisik Ken halus di daun telinga Naya. Pria brengsek itu memaksa Naya duduk dipangkuannya untuk menyaksikan bersama situasi yang menimpa mr. Milton.

Sesekali Ken yang berada dibelakang memberi belaian di perut Naya dengan gestur mesra yang membuat Naya jijik.

"Please don't involve him. He has nothing to do with us!" Naya tahu persis Ken bukan tipikal seseorang yang bisa terbujuk dengan mudah. Namun memberi perlawan bukan lah cara yang lebih baik. Naya beringsut dari pangkuan Ken hanya untuk mengiba dan berlutut di kaki lelaki itu. Bila ia harus menyembah Ken demi keselamatan mr. Milton, tentu saja Naya akan melakukannya tanpa berfikir dua kali.

"Sssh.. just sit.." Ken menepuk pahanya dan menarik Naya kembali. "Tentu saja aku harus memberi ganjaran kepada siapapun yang berniat memisahkan kita."

"please,Ken... Ini semua salahku. mr. Milton melakukan ini karenaku. Aku yang membuatnya menolongku. Aku yang memintanya mengeluarkanku darisini." jelas Naya yang mulai tersengal. "Mulai saat ini aku akan mematuhi aturanmu. Aku akan melakukan apapun, aku tidak akan melawan. I promise.. So please..., minta mereka meninggalkan mr. Milton."

Bentuk penyerahan seperti itu yang Ken harapkan sejak awal. Ia pun mengusap pipi Naya yang berlinang air mata. "Good girl.."

"Kau fikir kau lebih siap dariku tuan Milton?" Ken tertawa lepas. Suara tawanya terdengar mengerikan, membangkitkan bulu roma. Naya sendiri menyadari, ucapan itu juga sengaja ditujukan untuknya. Rasanya mr. Milton ingin menggubris ocehan Ken. Namun pasca kecelakaan tadi, tenaganya menguap, tubuhnya masih sangat lemas bahkan untuk sekedar bersuara.

"Jujur saja rencanamu cukup pintar, tapi aku selalu beberapa langkah didepanmu tuan Milton. Aku tidak bodoh.. Aku mendengar semua yang kalian bicarakan. Semua yang terjadi terpantau olehku. Aku punya aset yang luar biasa di sini.." Ken menarik Julius untuk memamerkannya kepada mr. Milton. "Dan juga pria yang telah menolongmu disana dan memastikan kau aman. The one with the medical things."

Sebenarnya Jack cukup tersinggung. Ken sama sekali tidak menyanjung eksistensinya. Seolah dia tidak memainkan peran penting. Semestinya Ken ingat bagaimana Jack membantunya menculik Naya, menjadi seorang mata-mata dadakan, bahkan tadi ia juga melakukan tugas di bagian tersulit—mencelakai tanpa membunuh mr. Milton. 

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang