Part 36

2.7K 222 13
                                    


Hi! please leave comment and vote

----------------------------------------------

Dunia ini menyimpan terlalu banyak keanehan.

Pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul begitu saja, menawarkan sesuatu yang menggoyahkan. Apalagi kalau bukan uang, walaupun bukan secara cuma-cuma.

Elsie diberi tawaran kerja dengan upah tiga kali lipat lebih besar dari yang ia terima di rumah sakit.

Tiga kali lipat... itu cukup menggiurkan baginya. Bukan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan kedua adiknya, dengan uang sebesar itu ia bisa menabung. Seketika ia berandai-andai, Jika saja uangnya terkumpul, ia akan mendirikan sebuah klinik kecantikan. Seperti mimpinya.

Selama ini ia menjalani mimpi ibunya—menjadi seorang perawat. Bukan berarti, selama ini Elsie tidak sungguh-sungguh dalam bertugas. Ia sendiri merupakan salah satu perawat terbaik yang ada di rumah sakit Toronto. Tetap saja, menjalankan pekerjaan yang tidak ia cintai terasa melelahkan. Dan ia tidak sendirian. Di dunia ini, ada begitu banyak orang yang terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka suka. Masing-masing punya alasan tersendiri untuk bertahan. Elsie hanya berharap suatu hari nanti ia bisa menjalani perkerjaan yang ia sukai.

Setahun lalu ia bersumpah, untuk menghilang dari pria bernama Eric Brown. Pada akhirnya ia berkhianat atas janjinya, karena uang. Benarkah hanya karena uang? Elsie khawatir, meski menolak dengan lantang untuk tak terlibat dengan pria itu, ada bagian dalam dirinya yang belum rela kehilangan seorang Eric Brown. Tapi hari itu Elsie menggeleng dengan kuat, menepis kecurigaannya dan meyakinkan diri, semua yang ia lakukan demi meraih mimpinya. Membutuhkan uang tidak sedikit untuk membangun sebuah industri mode. Dan Elsie tak mau setengah-setengah. Dirinya semakin tergiur, saat Eric menjanjikan sebuah reward sebesar 50.000$ dollar jika ia berhasil menuntaskan misinya.

Setelah membaca kontrak kerja dari pria itu, ia pun membuat surat pengunduran diri. Tentu ia tak bisa berhenti secara mendadak. Membutuhkan setidaknya satu bulan untuk menunggu rumah sakit memberi approval. Tetapi anehnya, rumah sakit tempatnya mengabdi itu langsung memberi persetujuan dalam kurun dua hari saja. Hal yang mustahil sekali terjadi tanpa campur tangan orang yang berpengaruh.

Elsie memutuskan untuk tak ambil pusing.

Disinilah ia sekarang. Berdiri disamping satu buah koper besar di persimpangan jalan terdekat dari flatnya. Ia telah mengemas barang sebanyak mungkin.

Menunggu lebih dari lima menit, sebuah mobil mendekatinya, kaca mobil tersebut bergerak turun.

"Miss Elsie?"

Elsie mengangguk.

Pria muda yang memanggilnya itu lantas turun dari kemudi mobil, mengangkut barang-barang Elsie. Elsie sedikit berharap bahwa Eric lah yang akan menjemputnya.

Ia tertidur sepanjang perjalanan ke bandara Billy bishop Toronto city airport. Meski diberi nama cukup panjang, tetapi bandara itu begitu kecil. Disana Elsie harus menyimpan keterkejutannya saat menyadari bahwa mereka akan menggunakan sebuah private jet.

Selama dua puluh delapan tahun, ia bahkan tidak pernah duduk di kursi bisnis pesawat komersil. Elsie berswafoto terang-terangan di hadapan pria muda yang belakangan ia tahu bernama Julius, walaupun mungkin ia akan terlihat seperti orang udik di mata pria itu. Tetapi pria itu tampaknya pun seperti tak perduli.

40 menit perjalanan di udara begitu cepatnya berlalu. Film yang dimainkan di layar tv dalam pesawat bahkan belum selesai diputar namun mereka sudah harus kembali melanjutkan perjalanan. Anehnya kali ini, Elsie diharuskan menutup matanya dengan sebuah kain. Dia benar-benar tidak tahu akan dibawa kemana. Telinganya lebih awas diri ketika menyadari bahwa semakin lama, mereka semakin menjauh dari kepadatan kota. Suara klakson yang kadang kala terdengar saling bersahutan perlahan mulai hilang , digantikan kesunyian.

KANAYAWhere stories live. Discover now