Part 5

18.3K 680 10
                                    

Naya lagi-lagi harus membawa-bawa masalah tugas kuliah sebagai alasan. Ketika alasan itu mulai menjadi tidak masuk akal, Alfa mendatanginya. Tanpa tedeng aling-aling ia menahan Naya yang saat itu berpapasan dengannya di sebuah lorong. Gadis itu bersama Yunjae dan Helena.

"Selamat sore,Pak Alfa." mendengar sapaan kompak dari kedua temannya, Naya mengangkat kepala, kemudian ikut membungkuk ketika melihat Alfa ada disana. Kembali, pandangannya tertuju ke bawah, melihat rok mekarnya seperti sesuatu yang sangat menarik.

"Bisa saya pinjam Naya sebentar?" Kedua teman Naya sempat saling memandang sebelum salah satunya mengucapkan. "Silahkan,silahkan. Tidak usah dikembalikan juga tidak apa-apa,Pak." Kelakar Helena membuat Alfa tersenyum.

Alfa sengaja tidak mengatakan apapun ketika Naya tinggal disana. Membiarkan Naya berdiri dengan kikuk memainkan jari jemarinya yang saling bertaut. Beberapa kali Naya melihat kebelakang, seolah khawatir bila ada orang lain yang menangkap basah mereka berdua ditengah lorong.

"Ada yang bisa saya bantu,Pak?" Kecanggungan yang terasa sekian lama itu akhirnya mendorong sebuah keberanian.

"Tidak perlu memanggil Pak ketika tidak ada orang lain disini."

"Ini masih waktu kerja."

Alfa menghela nafas. "Aku ingin mengantarmu pulang hari ini."

"Ada tugas kuliah yang harus aku selesaikan."

"lagi? Kau bukan mahasiswa baru, tapi tugasmu masih saja banyak." Alfa tersenyum. Lagi-lagi Naya memelintir leher untuk melihat kebelakang.

"Biarkan aku mengantarmu pulang hari ini."

"Maaf. Ada yang harus kukerjakan."

Alfa mengangguk yang sempat Naya artikan sebagai bentuk pengertian sebagaimana yang selama ini terjadi. Nyatanya tidak, karena kali ini Alfa sungguh berkeras.

"Aku tetap ingin mengantarmu. Aku tidak akan menggangu tugasmu hanya karena mengantarmu pulang kan?"

"Aku... Aku dijemput dengan kakakku."

Alis Alfa bertaut. Setahunya Naya tidak pernah punya kakak. Tapi kemudian ia tersadar, perempuan itu hanya mencoba untuk lepas dari genggamannya. Alfa bahkan tahu setiap Naya berangkat dengan bus umum dan pulang menumpangi taxi. Belum pernah sekalipun ada 'kakak' yang menjemputnya.

"Kalau begitu katakan padanya kau akan dijemput lain kali. Biarkan temanmu ini yang menggantikan tugasnya untuk hari ini." Seolah tidak memberikan Naya kesempatan untuk berfikir,Alfa langsung menambahi. "Atau...aku bisa menemanimu sehabis bekerja sampai kakakmu datang. Aku ingin melihatnya."

Dan disanalah Naya kehabisan alasan. Alasan bagaimanapun kali ini mungkin terdengar mengada-ada.

Sepanjang sisa hari itu membuat Naya tidak bisa fokus untuk bekerja. Ia terus mencari jalan untuk 'kabur'.

Tepat saat waktu pulang tiba ia segera bergegas keluar dari gedung kantor. Ia berfirasat Alfa pasti akan menunggu di Lobby. Maka ia putuskan untuk lewat basement , menghindari bosnya itu.

Sayangnya digedung itu, Alfa punya mata yang tersebar dari segala sisi. Ia menerima telefon dari seorang bawahan di bagian CCTV yang membuatnya tersenyum.

"Hai.. apa yang kau lakukan disini?" Kehadiran Alfa yang tiba-tiba itu membuat Naya melonjak terkejut. "Kau bukannya sedang berusaha kabur dariku kan?"

"Ma-mana mungkin.." ujar Naya gugup. Tidak lama gurat wajahnya berubah khawatir. Alfa hafal sekali,ekspresinya selalu begitu setiap kali ia berfikir keras menciptakan alasan untuk menghindar.

KANAYAWhere stories live. Discover now