Part 4

18.3K 641 3
                                    

Guys, here comes new family!" pekik Nam kyu, teman pertama Naya di tempat kerja. Orang-orang menghentikan kesibukan mereka untuk bergantian menyambut Naya. Tidak hanya Nam kyu yang ekspresif, semua orang disana rasanya punya sifat yang sama seperti itu. Mereka begitu hangat dan ceriwis. Berbanding terbalik dengan Naya yang irit bicara. Barangkali Naya satu-satunya orang pendiam yang diterima bekerja disana. Mungkin itulah alasan HRD menolaknya pertama kali. Mereka tentunya sudah terlatih membaca kepribadian manusia.

"Nay, kau satu divisi dengan adikku. Yunjae, kemari!!" Naya sampai melongo melihat sosok perempuan yang mendekat kearahnya. Tidak bisa dibedakan satu dengan yang lain. Dialah kembaran Nam Kyu. Anehnya tidak ada kemiripan nama pada si kembar ini, sementara wajah mereka bagai pinang dibelah dua.

"Kau selalu mengaku sebagai kakakku. Kita ini sepantaran. Kau hanya lahir lima belas menit lebih awal." Gerutu Yunjae yang mendengar ucapan Nam.

Nam dan Yunjae adalah kembar identik. Selain wajah, ukuran tubuh gempal mereka pun terlihat sama.

"Sulit dibedakan." gumam Naya tak sadar. Membuat si kembar yang masih bisa mendengarnya tertawa.

"Semua orang selalu begitu pertama kali. Lama-lama kau bisa membedakan." Tukas Nam lalu ditambahi Yunjae. "Kalau tidak dikuncir, potongan rambut kami terlihat berbeda. Untuk seminggu ini aku akan menggerai rambutku." Yunjae melepas ikatan rambutnya.

"Nah,sudah bisa membedakan kan?" Naya mengangguk canggung.

"Omong-omong, Darimana asalmu? Benarkah kita dalam divisi yang sama?" Yunjae melihat penampilan Naya sekali lagi. Ekspresi bingung Itu juga muncul pada Alfa, saat melihat kehadiran Naya pertama kali tanpa seragam yang Alfa yakini sudah diterima gadis itu.

Ketika para pekerja lain dengan bangga mengenakan seragam, Naya memohon untuk menggenakan pakaian kesehariannya. Dan Alfa mengizinkan perempuan itu berpenampilan sesukanya.

Memang tidak ada peraturan yang mewajibkan para kru KlanTv mengenakan seragam, kecuali untuk beberapa staf bila berada di lokasi shooting. Hal itu dimaksudkan, supaya lebih mudah dikenali dan dimintai bantuan. Posisi Naya memang tidak mengharuskan mengenakan seragam, kendati begitu anak yang baru masuk biasanya berinisiatif akan mengenakannya selama seminggu pertama. Di hari pertama bekerja, Naya sudah mengenakan rok mekar dan baju rajut kebesaran.

"Aku ada dibagian costume designer. Mohon kerja samanya." Ujar Naya sembari membungkuk.

"Apa kau datang dari desa terpencil?"

"Dia berasal darisini. Berhentilah bertanya." Ujar Nam, nadanya terdengar jengkel.

Yunjae memandangi Naya secara terang-terangan. Pandangan yang menyatakan seolah Naya adalah spesies lain dari muka bumi.

"Apa kau tidak gerah mengenakan baju setebal itu?" Nam meyikut sang adik. Sebelum Naya menjawab pertanyaan Yunjae, Nam pun menimpali.

"Keren! kau pasti punya selera yang unik." Nam mengacungkan dua jempolnya.

"Nay, kami punya keperluan mendadak. Sampai bertemu lagi!"

Naya membalas lambaian tangan Nam yang menyeret Yunjae darisana.

Yunjae langsung menghempaskan cengkraman Nam yang kuat begitu mereka sudah tidak terlihat Naya.

"Kau tahu, aku dapat tugas dari bos."

"Bos?"

"Pak Alfa memintaku menjaganya. Kurasa maksudnya adalah membuatnya nyaman berada disini. Jadi kumohon, berhentilah mencari tahu. Kau akan membuatnya risih." Nam menyilangkan tangan. Berusaha menampilkan wajah galak terhadap sang adik.

KANAYAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu