34 - Temen Rasa Pacar

4.7K 727 160
                                    


Sorry for typo:(

------

— f a n f i c t i o n —

------

Siang ini Jeje dan Jeno berniat nganter makan siang ke kantor. Mengunjungi Papa dan juga Abang mereka. Kebetulan juga mereka hanya punya satu mata kuliah tadi pagi.

Beberapa lunch box sudah dimasukkan ke dalam lunch bag yang mereka siapkan. Jeje mengambil dua botol minum dan mengisinya dengan air mineral lalu memasukkan ke dalam totebag kecil.

"Udah mbak?"

Jeje menoleh ke arah Jeno yang sudah rapi dengan celana jeans, kaos polos, dan jaket. Tidak lupa tangannya memainkan kunci mobil.

"Udah kok. Bentar gue ambil tas dulu."

"Nanti langsung ke mobil aja ya mbak. Ini Mas bawa." Jeno meninggikan suaranya ketika Jeje berlari meninggalkannya.

"OKAYY."

Jeno tersenyum ketika mendengar balasan Jeje. Ia memasukkan kunci mobil ke dalam saku sebelum kedua tangannya menenteng dua lunch bag dan satu tote bag kecil.

Ia berjalan menuju mobil yang terparkir di depan rumah. Membukanya lalu meletakkan lunch  bag tersebut di kursi belakang.

"Udah semua?"

"Udah." jawab Jeno. "Yuk naik mbak." lanjutnya. Ia membuka pintu kemudi. Sementara Jeje langsung berlari ke pintu sebelahnya.

"Pake seatbeltnya mbak."

"Oke."

Jeje mengaitkan sabuk pengaman dan duduk dengan manis.

"Leggoooo." ujar Jeje dengan semangat. Memberi aba-aba pada Jeno yang langsung tancap gas.

Jeje memutar musik dan mulai bernyanyi. Jeno mengikuti Jeje bernyanyi. Suara keduanya terdengar selaras dengan musik.

"Dah ah capek. Suara gue kayak kucing kecekek." ujaran Jeje mengundang tawa renyah dari Jeno. Ia mengulurkan tangannya ke kepala Jeje dan mengusap dengan pelan.

Jeje mencoba menghindar dari tangan Jeno. Ia cemberut.

"Lo kenapa sih ngebayiin gue mulu?!"

"Ya mbak kan emang cocok dibayiin." jawab Jeno. Sesekali melirik ke arah Jeje yang masih cemberut.

"Nggak. Gue kan kakak lo. Lebih tua dari lo. Harusnya gue yang ngebayiin lo."

Jeno tertawa, "Jadi Mas nggak boleh ngebayiin mbak karena mbak kakak Mas?"

Jeje langsung mengangguk dengan cepat.

"Ya udah, mbak jadi adek mas aja."

"Mbak tau, yang paling edan di rumah itu cuma abang. Mas Jen nggak usah ikut-ikutan edan."

-----

"ASSALAMUALAIKUM PAPAAA."

Sehun mengalihkan pandangannya dari berkas yang baru ia baca. Dari depan pintu ruangannya, Jeje dan Jeno berjalan menghampirinya dengan membawa tentengan.

"Waalaikumsalam." Jawab Sehun. "Papa kira mbak kuliah."

"Ganti jadwal. Dosennya hari ini nggak bisa ngajar."

Sehun mengangguk. Ia kemudian berdiri menghampiri Jeno dan Jeje. Jeje menyiapkan makan siang ke atas meja. Sementara Jeno langsung menelepon Jaehyun yang berbeda ruangan dengan Sehun.

[1] Keluarga Papa SehunWhere stories live. Discover now