60 - Keluarga

3.5K 682 135
                                    


Happy Reading!

----

Jaehyun dan Rose terkejut ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi di tengah malam seperti ini.

Siapa kiranya yang bertamu di jam setengah dua belas malam?

Rose melirik Jaehyun yang mengernyitkan dahinya.

Tidak mungkin kan kalau tamu mereka itu setan atau maling? Tidak mungkin.

"Buka deh Jae."

Jaehyun mendengus. Ia takut sebenarnya. Tapi dia juga nggak mau kelihatan lemah di depan istrinya. Jadi dia menarik lengan istrinya untuk ikut melihat tamu tengah malam mereka itu.

Rose yang baru saja akan menarik selimutnya mau tidak mau harus mengurungkan niatnya dan mengikuti langkah sang suami.

"Kalau demit, gimana yang?"

"Nggak ada demit." jawab Rose. Meskipun nada suaranya itu terdengar datar, tapi jantungnya memompa lebih cepat.

Duh kayak lagi ujian matematika. Deg-degan banget.

Rose mendorong Jaehyun yang hanya terdiam memandangi knop pintu utama rumah mereka. Dia berbisik pada Jaehyun untuk segera membuka pintu.

Dengan ragu dan takut, Jaehyun memegang kunci rumah dan memutarnya perlahan. Seakan-akan jika timbul bunyi dari kunci tersebut, rumah mereka akan runtuh.

Alay memang.

Jaehyun terdiam memandangi sepasang suami istri yang tersenyum ke arah mereka. Rose yang berada di belakang Jaehyun juga terkejut melihat sang tamu.

"Yang, ini kayaknya aku kecapekan deh, sampai bisa halunasi ada Papa dan Bunda di depan aku."

Rose memutar kedua bola matanya malas sementara Jaehyun sudah mengaduh kesakitan ketika kepalanya di pukul oleh salah satu dari tamu mereka.

"Kurang ajar! Orang tua sendiri dibilang halusinasi." kata Sehun.

"Loh bukan halusinasi ternyata." kata Jaehyun masih dengan ringisannya. "Lagian kenapa kalian bertamu jam segini sih?"

Rose menarik lembut ibu mertuanya untuk masuk ke dalam rumah. Diikuti oleh Sehun dan Jaehyun. Mereka duduk di kursi ruang tamu.

"Bunda mu pengen nginep di sini, nggak apa-apa kan?"

Rose mengembangkan senyumnya. Senang mendengar sang mertua akan menginap.

"Nggak apa-apa, Pa." kata Rose riang.

Sementara dahi Jaehyun mengernyit heran, "Bukannya Bunda udah ngelewati fase ngidam?"

Sejeong dan Sehun mengangkat bahunya.

"Tiba-tiba Bunda pengen nginep di sini. Terus masak sarapan bareng menantu Bunda."

Rose terkikik bersama Sejeong yang antusias. Menantu dan ibu mertua itu berpamitan pada Sehun dan Jaehyun untuk merapikan kamar tamu.

Sehun menghela napas, ia menyandarkan punggungnya. "Yang penting udah nggak neko-neko kayak bulan kemarin."

Jaehyun tertawa, "Hahaha. Abang masih inget banget Papa ke pantai jam tiga pagi buat ambil pasir, demi ngidamnya Bunda."

Sehun mencebikkan bibirnya kesal, "Kamu belum ngerasain aja, bang. Nanti kalau Rose hamil, kamu juga bakal kelimpungan."

"Hahaha, abang jadi nggak sabar."

Sehun mendekat ke arah Jaehyun, "Rose belum isi?"

Jaehyun menggeleng dan tersenyum, "Nggak apa-apa sih Pa. Kita juga nggak keburu pengen."

[1] Keluarga Papa SehunNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ