32 - Aksi

4.9K 783 71
                                    

Sorry for typo:(
Sengaja nih aku update cepet bangeet

---

- f a n f i c t i o n -

-----

"Ikut konsolidasi univ?" tanya Yena ke Jeje yang kebetulan ketemu di warmindo deket kampus.

"Ikutlah anjir. Makanya gue baru pulang jam segini."

"Tumben nggak dicariin bokap."

"Soalnya udah izin kalau pulang sama Mark."

Yena mendengus. "Lo berdua diem-diem udah tunangan ya?"

Jeje menggeplak pundak Yena sebelum memakan tempe goreng kesukaannya.

"Sembarangan."

"Ya lo berdua nempel terus. Kek perangko."

"Satu paket." jawab Jeje. "Lo tadi ikut nggak sih? Kok gue nggak lihat lo."

"Ikut. Kan gue besok mau ikutan aksi. Ya kali ikut aksi tapi gatau poin-poin dan teknisnya."

Jeje mengangguk.

"Korlap dari univ kita, si Lucas kan?" Jeje mengangguk.

"Dery ngebacking Lucas juga." tambah Jeje.

"Syukur deh kalo gitu. Oiya, Mark ikut nyampein narasinya kan?"

Jeje mengangguk lagi. Sementara mulutnya masih mengunyah nasi dan lauk pauk. Dia udah keliatan seperti orang tidak makan tujuh hari. Yena aja cuma beli sepiring mie goreng.

"Iya makanya gue izin duluan buat makan. Soalnya dia masih ada koordinasi sama yang lain."

"Semoga besok nggak chaos deh. Ngeri juga kalo chaos. Lihat berita di twitter bikin ngelu."

"Jangan sampe deh. Semoga juga nggak ada oknum. Yang paling bahaya tuh sebenarnya oknum itu. Memecah belah persatuan." kata Jeje.

Yena memandang temannya itu dengan datar.

"Lo besok sama gue aja. Takut lo ilang."

-----

"Mas Kak." panggil Jisung. Dia merebahkan tubuhnya di kasur kakaknya. "Besok turun ke jalan?"

"Tiap hari kan kita selalu turun ke jalan, dek." jawab Jaemin sekenanya. Jisung mendengus mendengar jawaban yang tidak diinginkannya. Sementara Jeno hanya tersenyum kecil dibalik layar laptopnya.

"Kakak mah!" Jisung cemberut. Melihat itu, Jaemin langsung mengacak lembut rambut adik kecilnya yang memiliki tubuh bongsor itu.

"Iya besok kita turun ke jalan buat aksi."

"Adek ikut ya??" kata Jisung dengan semangat.

"NGGAK BOLEH!" Ujar Jeno dan Jaemin kompak.

"Bahaya tau dek." kata Jeno. "Kamu belum saatnya turun ke jalan."

Jaemin mengangguk. "Kamu tugasnya doain kakak, Mas, sama Mbak biar bisa pulang dengan selamat dan tuntutan kami didengar."

Jisung melotot. "Mbak ikut?"

"Iya."

"Nggak boleh!" kata Jisung. "Mbak nggak boleh ikut."

Jeno bertanya alasannya dan Jaemin mengerutkan dahinya.

"Nanti kalau mbak diculik gimana? Kan mbak mungil banget, gampang diangkat."

Kedua kakaknya tertawa. "Kan ada bodyguardnya."

[1] Keluarga Papa SehunWhere stories live. Discover now