5 - Adek

11.7K 1.5K 37
                                    

---------

Siapa yang nggak kenal Jisung? Satu sekolahan juga kenal kok sama Jisung, ya minimal tahu orangnya. Si anak basket yang keren abis, mirip-mirip karakter cowok di novel gitu. Ganteng, keren, dingin, dan cuek.

Itu sih citranya Jisung di sekolah.

Kalau di rumah beda lagi.

Bakalan berubah 180 derajat. Manja, penakut, soft, dan gampang merajuk. Pokoknya beda banget sama Jisung versi anak sekolahan.

Kalo Jeje sih lebih suka Jisung versi adek. Soalnya dia bisa ngebayiin adeknya itu.

Namanya anak terakhir pasti lebih manja dari pada yang lain, begitupun Jisung yang manja banget. Papa Sehun juga iya-iya aja kalau Jisung minta ini itu. Selama ia bisa menyenangkan anaknya kenapa nggak gitu.

Tapi satu yang nggak bisa Papa Sehun kasih. Ketemu mama.

Jisung adalah satu-satunya yang hanya punya waktu lebih sedikit mendapat kasih sayang mama, maka tidak heran jika dia yang paling sering rindu dengan sosok mamanya.

Papa Sehun tahu, pasti anak-anaknya yang lain juga gitu. Cuma nggak menunjukkan aja. Apalagi Jeje yang notabenenya dulu apa-apa harus mama. Tapi setelah kepergian mamanya, dia tumbuh menjadi anak perempuan yang kuat.

Jisung juga kuat, hanya saja ia sering dilanda rindu. Apalagi kalau sudah bermimpi bertemu mama, dia nggak mau tidur di kamar sendiri. Maunya tidur bareng papa.

"Udah jangan nangis, mama di surga baik-baik aja. Mama malah sedih kalau lihat adek nangis." kata papa sambil memeluk anaknya yang dia rasa pertumbuhannya sangat cepat.

Ceklek

"Tuh mbak bawa susu buat adek, diminum dulu terus tidur lagi." kata papa.

"Icung sini mbak peluk."

Jisung langsung beralih ke Jeje yang merentang tangannya.

"Huhuhuhu... Kangen mama."

"Kalau kangen mama, berarti adek harus kirim doa lebih sering ke mama. Biar mama di sana bahagia terus. Pasti mama seneng ngelihat adek sayang mama."

"Ii..iyaa.."

"Ya udah, adek minum susu dulu gih. Terus tidur tapi jangan lupa doa dulu."

Jisung mengangguk.

"Papa masih ada kerjaan?"

Papa menggelengkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Jeje.

"Mbak tidur gih, udah malem. Adek biar sama papa."

Jeje tersenyum dan mengangguk.

Itu Jisung kalau lagi rindu, beda dengan Jisung yang ambisius di sekolah.

"Sung, nyontek ya ntar." kata temennya. Jisung hanya berdehem. Tapi ketika ulangan berlangsung dia sama sekali nggak nengok-nengok bahkan temennya beberapa kali nyolek bahunya nggak diwaro sama Jisung.

"Dih anjir lo Sung, pura-pura budek ya lu tadi?" protes temennya ketika istirahat.

"Itu tahu." balas Jisung sambil nyeruput jusnya.

Di lapangan pun dia jadi pribadi yang bedaaa banget sama di rumah. Kalau lagi tanding atau latihan, di pinggir lapangan selalu ada orang-orang yang tergabung dalam fanclub Jisung bersorak-sorak meneriakkan namanya.

Udah sering juga dia dapat surat cinta, minuman isotonik, kado, dan lain sebagainya.

Terus gimana respon Jisung? Ya kalau lagi mood biasanya dia ambil kalo nggak ya bakal dia tolak.

"Papa mampu kok jajanin gue."

"Kasian banget fans lo, Sung."

Jisung terkekeh menanggapi perkataan Chenle.

"Ya kan gue bisa beli sendiri." tanggap Jisung.

"Terserah lo deh." Chenle mengalah, "Dijemput atau ojol?"

"Gue bawa motor sendiri tadi."

"Tumben."

Jisung cengengesan, "udah dapat izin."

"Gue heran sama keluarga lo. Kalo nggak ke sekolah lo boleh aja tuh motoran padahal jaraknya jauh. Kalo ke sekolah malah nggak boleh bawa motor."

Jisung mengedikkan bahunya, "katanya sih belum legal."

Chenle menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayo makan dulu, laper."

Jisung mengangguk dan berjalan di samping Chenle.

-----------

Jisung, bontotnya Papa

Jisung, bontotnya Papa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[1] Keluarga Papa SehunWhere stories live. Discover now