13 - Gabut

6.5K 928 15
                                    




------

"Mas Jeeeeennn."

Jeno yang sedang mencuci piring menolehkan wajahnya ke asal suara. Dia terkekeh kecil melihat orang yang memanggilnya.

"Mbak Jeje kenapa pake baju itu?"

Jeje yang semula memasang senyum lebar, kini melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Nggak cocok ya?"

Jeno segera mencuci kedua tangannya dan menghampiri Jeje. Ditariknya Jeje untuk duduk.

"Cantik kok mbak. Cantik banget. Mas Jen cuma heran aja, ini bukan stylenya Mbak Jeje buat ke kampus."

Jeje terkekeh. Dia puas dengan jawaban adiknya.

"Mbak cuma nyoba aja. Soalnya nanti malam mau ke pesta ultah temen. Ya kali mbak cuma pake kemeja doang. Malu."

"Punya malu lo?"

Jeje ngedorong pundak Jaehyun yang baru saja duduk disampingnya.

"Buset Jeeeee.. Lo makin lama makin perkasa aja ya."

"APAAN DEH?!"

Jeno bagian ketawa-ketawa aja ngelihat kedua kakaknya gelut.

"Anak-anak, Papa mau pergi dulu ya— Loh mbak? Mau ke mana? Rapi banget."

"Mau ngedate sama Bang Mark tuh Pah."

"Sembarangan lo ya, Kak! Nggak pah. Mau ke ultah temen, nanti malam. Ini nyoba aja."

"Dih tapi kan tetep ada Bang Mark."

"Ya iyalah. Kan temenan juga sama temen gue."

Sehun tersenyum, "Cantik kok mbak. Jangan lupa sepatu yang Papa beliin seminggu lalu dipake ya."

"Nggak janji Pa. Soalnya bikin susah jalan."

"Lo aja kali yang norak, Je."

"Kebiasaan pake sepatu butut sih."

"Iye dah iyee. Emang kalian sultan semua daaaahh. Cuma gua yang miskin."

Sehun tertawa, namun kemudian kedua alisnya menyatu. Ada yang kurang.

"Ini adek kemana?" tanya Sehun.

"Tadi pamit sama Mas Jen, katanya mau main."

"Tumben amat adek minggu pagi menjelang siang gini main." ujar Jaehyun sambil comot gorengan sisa tadi sarapan.

"Ya dia dah ada pacar kali bang." dengus Jaemin. Heran kayak abangnya itu gapernah pacaran di hari minggu aja.

"Adek mbak dah gede aja."

"Mbak aja nggak nyangka, apalagi Papa. Ngebesarin kalian dari kalian cuma segini." Nunjukin lengan tangannya. "Sampai sebesar sekarang."

Jaemin yang berdiri tidak jauh dari Sehun, segera memeluk erat. Tiba-tiba dia jadi emosial. Terharu.

Jeje juga nggak mau kalah. Dia langsung ikut memeluk.

Jaehyun sama Jeno lihat-lihatan namun sejurus kemudian mereka ikut memeluk tubuh Sehun.

"Kalian kenapa kalo kayak gini gemes banget."

"Loh Pa. Biasanya kita juga gemesin kali Pa."

"Apaan. Kalian itu sering bikin kepala Papa pusing tujuh keliling.

-------

Jaehyun keluar dari kamar dengan tampilan rapi. Celana jeans hitam, kaos hitam, dan jaket kulit. Ditangan kanannya ada kunci mobil.

"Cuwiwit. Mo kemana nichhh."

"Sapaan lo dah kayak mas mas cabul pinggir jalan, Kak." ujar Jeje.

Keduanya memang lagi ngemil sambil nonton netflix. Kebetulan aja Jaehyun lewat, jadi digodain.

"Mau ngapel lah. Emang elo berdua jomblo."

"ENAK AJA!"

"Biasa aja kali, Kak. Gausah ngegas." sewot Jeje. "Gue jomblo juga biasa aja."

"Ya elu dah ada Bang Mark."

"Yaelah, sahabat gue ituuu."

"Oiya. Jangan-jangan kisahnya Mbak bisa kayak Rey Mbayang sama Dinda Hauw."

"Betul juga sih Kak." Tanggap Jaehyun yang malah ikut bergabung. Tangannya nyomot keripik dari toples yang dipegang Jeje. "Deketnya sama si Mark. Ntar nikahnya sama orang lain."

"Sakit bener kan ya. Wkwk."

"Mulut lu berdua ya! Ngadi-Ngadi!"

"Nah lo gamau kan kalo jodoh sama orang lain? Makanya buruan peka sama Mark."

"Dibilang gue nggak mau pacaran. Pusing nih gue sama kuliah."

"Yaelah santai aja kali Mbak. Abang aja dah kelar nih, tinggal yudisum."

"Yoiii. Bentar lagi mau nikah nih gua."

"Sok mau nikah. Padahal uang jajan aja masih ngemis ke Papa."

"Dih lo gatau aja kali, Je."

"Emang gue nggak tau."

"Siapa nih yang mau nikah?"

"Icuuuuuung. Dah pulang?" Sapa Jeje yang segera narik Jisung untuk duduk disebelahnya.

"Abang dong." kata Jaehyun sambil membusungkan dadanya.

"Wisuda dulu dih bang." cibir Jisung. Dia langsung merebahkan diri diantara Jeje dan Jaemin.

Jaehyun mendecih kemudian pamit ke adek-adeknya. Mau ngapel ke rumah Rose. Dia bener-bener tobat, sepertinya.

"Kembaran gue ke mana ya?"

"Ngapel kali. Tadi Mas Jen juga dandanannya cakep kayak abang." jawab Jeje. Tangan kirinya ngusap rambut Jisung. Fyi, Jisung suka banget kalo ada yang ngusap kepalanya. Apalagi orang terdekat.

"Papa juga tumbenan ih, weekend gini pergi."

"Lu ngapa sih, Kak? Ya lo kalo iri, juga ikutan pergi sana ih."

"Kok ngusir sih mbak?"

"Ya elu biciiikkkk banget."

"Dah ah. Males sama elu mbak. Gue mau gopud nih? Mau ikut nggak?"

"Adek mauuuu." kata Jisung yang langsung bangun dari tidur.

-------

P.s: maaf lama update:((

[1] Keluarga Papa Sehunजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें