12 - Teman

6.9K 1K 86
                                    


------

"Jisung, lo dipanggil Bu Yoona ke kantor guru."

Jisung mendengus. Dia lagi asyik mabar sama temennya eh malah diganggu.

"Gue pergi dulu ya."

Chenle dan Eunsang mengangguk tanpa melihat Jisung yang pergi dengan wajah ditekuk.

Ini Bu Yoona ngapain sih panggil dia? Mau kasih uang apa ya? Kalo itu sih, Jisung suka banget. Lumayan bisa buat beli cilor depan sekolah.

"Permisi Bu." kata Jisung setelah mengetuk pintu ruang guru. Dia melongokkan wajahnya ke dalam, mencari-cari di mana Bu Yoona berada.

"Oh Jisung! Sini nak."

Jisung mengangguk, tungkai kakinya melangkah menuju meja Bu Yoona yang sangat rapi.

"Kamu ikut olimpiade Fisika, mau nggak?"

Jisung kaget, kedua matanya melotot. Eh ini nggak salah denger?

"Bu, ini Jisung nggak salah denger?"

Bu Yoona tersenyum kecil dan menggeleng, "Nggak. Kan kamu emang pandai di Fisika."

"Tapi ada Lucy yang lebih pandai."

"Kan ibu nawarin ke kalian. Ah bukan nawarin sih, tapi kalian berdua memang harus jadi perwakilan sekolah. Mau ya?"

Jisung bingung. Ini gimana ceritanya dia bakal partneran sama Lucy yang notabenenya nggak akrab.

"Permisi Bu."

"Nah ini Lucy." sambut Bu Yoona dengan ceria. "Sini duduk di samping Jisung."

--------

"Jisung?"

"Y-ya?"

Kini Jisung dan Lucy sedang berada di kantin. Duduk berdua dengan masing-masing segelas es jeruk di hadapan mereka.

Ah ya, mereka sudah menyetujui tawaran dari Bu Yoona.

Dan mulai besok, mereka akan mendapat tambahan pengajaran.

Lucy tertawa melihat ekspresi wajah Jisung yang menurutnya lucu.

"Nggak usah tegang gitu ah Jis. Semoga kita menjadi lebih akrab ya untuk ke depannya."

Jisung tersenyum canggung, "Semoga. Maaf ya kalo aku agak kaku."

Lucy tertawa, "Santaaaii."

"Eum.. Cy, ternyata tentor yang bakal bantu kita itu mbak aku."

Lucy melotot, "Sumpah Jis? Kak Jelita itu kakak kamu?"

Jisung mengangguk.

"Beruntung banget kamu punya mbak yang pinter kayak Kak Jelita."

"Hehe, iya beruntung banget aku punya kakak kayak Mbak Jeje."

"Curiga nih, jangan-jangan kalian sekeluarga jenius semua."

"Nggak kok."

Mereka melanjutkan obrolan yang perlahan menjadi akrab.

Ting

Jisung mengambil ponsel dan membaca pesan yang baru saja masuk.

Dia tersenyum kecil.

Senyuman kecil itu tak luput dari pandangan Lucy, gadis semampai berwajah cantik dan berotak cerdas.

"Lucy, kata Mbak, besok kita belajarnya di rumah aja. Gapapa?"

"Rumah kamu?" Jisung mengangguk. "Oke, gapapa. Aduhh jadi ngga sabar ketemu sama Kak Jelita."

[1] Keluarga Papa SehunWhere stories live. Discover now