52 - Target

3.6K 694 262
                                    

Happy reading!

---

Warning!
Banyak typo

---

"Lo nggak usah bercanda, Hoon."

Sihoon mengela napas lelah. Ia menatap semua temannya yang duduk di karpet depan televisi.

"Gue nggak bercanda." kata Sihoon. Ia beralih menatap Yeri. "Lo ngelakuin apa sampe lo diganggu?"

Yeri terkejut. Ia menunjuk dirinya sendiri. "Gue nggak ngapa-ngapain."

"Mereka nggak bakal ganggu kalo nggak diusik."

"Tapi gue nggak ngusik." suara Yeri meninggi.

"Duh jangan bertengkar dong." kata Jeje. Ia menyunggingkan senyum kecil. "Si huntunya nggak bilang apa-apa ke elu, Hoon?"

"Nggak, Je." kata Sihoon. "Gue coba komunikasi deh."

Sihoon berjalan dan melihat ke sekeliling ruangan.

Sementara teman-temannya menonton dengan gusar. Bahkan Yohan dan Woojin sudah berpelukan. Mereka takut. Yena dan Chaeyoung juga merapat ke Jeje yang duduk diantara mereka. Yeri juga takut, dia merapat ke arah Mark. Changbin dan Hangyul diam dan memperhatikan Sihoon.

"Disetiap kegiatan KKN kenapa harus ada hal-hal mistis?" bisik Hangyul. Changbin menoleh dan mengedikkan bahunya.

"Nggak guna banget gue nanya lu." Cibir Hangyul. Ia mengaduh ketika sebuah pukulan melayang dari arah belakang kepalanya. Hangyul melotot ke arah Changbin, si pemukul.

"Oke udah."

"Gimana, Hoon?" Tanya Mark. Ia melepaskan tangan Yeri yang merangkul lengannya dan berdiri menghampiri Sihoon.

Sihoon menghela napas sebelum berbicara, "Hal sepele sih sebenarnya. Cuma emang kita harus hati-hati. Jaga ucapan dan perbuatan kita di tempat baru. Yer, lo mecahin tembikar di dapur ya?"

Semua menoleh ke arah Yeri yang mengernyit.

"Iya seminggu setelah di sini. Gue pecahin soalnya ganggu banget."

"Hantu yang bikin lo pegel-pegel sampe biru itu yang punya tembikarnya. Dia tinggal di sana. Gara-gara lo, dia nggak punya tempat. Makanya setiap malem dia selalu ganggu lo. Entah dipukul atau bahkan ngeduduki lo."

"Usirin dong Hoon." pinta Yeri. Wajahnya terlihat cemas dan ketakutan.

"Dia mau tempat baru."

"Jadi gue harus beliin tembikar?"

"Nggak harus sebenarnya." kata Sihoon. "Tapi lebih baiknya gitu."

"Duh ribet."

Yena melirik Yeri. "Kalau nggak mau ribet, nggak usah kebanyakan tingkah."

"Lo nggak usah ikut campur." Yeri mendelik ke arah Yena yang balik menatap tajam.

"Nggak usah bertengkar kalian." kata Jeje. "Mending langsung cus nyariin tempat buat si hantu."

Yeri berdiri dan menarik lengan Mark. "Bantuin gue."

"Gue harus ke rumah Pak RT."

Yeri mencebik dan melepaskan lengan Mark. Ia menghentakkan kakinya di lantai. Kesal karena Mark tidak bisa menemaninya.

"Dianter Sihoon aja ya Yer. Dia kan yang tahu apa yang harus dibeli. Atau Hangyul, Changbin juga selo tuh."

Yeri mendengus kala mendengar Mark menawarkan teman-temannya.

[1] Keluarga Papa SehunWhere stories live. Discover now