Kebenaran

14 3 0
                                    

Flashback On

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback On

Hari itu, dimana SMA Negri 2 Pancasila menerima kedatangan siswa/i tahun ajaran baru. Sebelum saga berjalan menuju kelas, di parkiran sekolah ia menerima panggilan masuk tapi anehnya itu nomor tidak dikenal.

"Sorry, siapa ya?"

"Arta."

"Ngapain lagi? Kakak gua udah tanggung jawab kan, atas kecelakaan adik bungsu lu."

"Lu tau, gua masih gak terima atas perginya adik bungsu gua."

"Terus?"

"Gua gak bakal nuntut lu, untuk hal yang setimpal dengan adik bungsu gua. Gua cuma pengen lu jagain adik perempuan kedua gua."

"Siapa?"

"Kesya frisca tiarani, dia siswi baru di sekolah SMA Negri 2 Pancasila."

"Itu sekolah gua, gua gak janji sama lu. Apalagi janji buat jaga dia dari siapapun."

"Gua tau lu lagi deket sama seseorang, patricia putri alcapatras. Bagus, tapi lebih bagus kalo dia gua jadiin umpan dimasalah ini. Deal?"

"Dia bukan buat bahan taruhan ta."

"Gua gak peduli. Lu kasar sama kesya, patricia abis ditangan gua."

Tutt...
Tutt...

Andini serraqia, yang merupakan kakak perempuan dari saga alnandas fernando. Mempunyai masa lalu yang kelam, karena telah mencelakai adik bungsu dari arta. Tentu andini sudah bertanggung jawab atas kecerobohan nya, namun arta masih belum menerima bahwa adik bungsunya harus pergi meninggalkan orang-orang tersayang.

Jika saja andini tahu bahwa arta sedang berusaha menghubungi saga kembali, andini pasti akan matah besar. Karena kakak perempuannya itu, sudah pernah bilang ke saga bahwa jika arta menghubungi tolong jangan di jawab.

Ancaman dari arta membuat saga hampir hilang akal. Bagaimana tidak, orang yang bahkan tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah ini, harus ikut masuk.

***

Setiap rintikan air hujan yang turun ke atap mobil andini, suara klakson dari arah kanan dan kiri hanya dua hal itu yang mampu menemani nya untuk saat ini. Andini melajukan mobil dengan kecepatan normal, dari kecil memang andini di didik supaya mandiri, andini tahu kedua orangtuanya tidak pernah pilih kasih. Karena mungkin andini adalah seorang kakak perempuan satu-satunya bagi saga, jadi harus memberikan perilaku positif dan baik kepada sang adik.

Langit gelap, sangat gelap hanya menyisakan lampu dari setiap mobil. Mata andini mulai terasa berat, tapi ia masih harus melanjutkan perjalanan pulang. Andini tidak boleh fokusnya terhalang, dari kejauhan andini sudah sadar ada beberapa orang yang ingin menyeberangi jalan raya. Saat itu ia masih berusaha fokus, ia mengusap matanya sebentar agar tersadar segera.

Braakkk!!!

Terlambat, seharusnya andini membanting setir mobil agar tidak menabrak seorang gadis kecil. Namun diluar ekspektasinya untuk saat ini, gadis kecil itu sudah terbaring lemas sambil bersimbah darah di sebagian tubuhnya. Takut, menyesal, gemetaran, semua perasaan itu kini menjadi satu. Segeralah andini keluar dari dalam mobilnya, dengan perasaan sangat bersalah. Arta, yang pada saat itu adalah seorang kakak laki-laki dari gadis kecil itu. Tatapan sendu datang dari mata arta, cowok itu sudah berusaha menahan amarahnya. Tapi sayang, itu semua terlepas begitu saja.

"LU APAIN ADEK GUA HAH?!!"

"Gua akan tanggung jawab atas semua ini, tapi tolong untuk sekarang ini biarkan saya membawa adek mu ke rumah sakit. Untuk mendapat perawatan lebih lanjut."

"CEWEK GAK BENER LU, LU MABOK? BISA-BISANYA LU NABRAK ADEK KESAYANGAN GUA!!!"

"Saya akan bawa dia ke rumah sakit terdekat, sebelumnya maaf sudah membuat kejadian yang tidak diinginkan."

"ADEK GUA HARUS SELAMAT, KALO ENGGA? GUA AKAN NUNTUT LU."

"Ini alamat rumah saya, jika ada apa-apa datang saja. Untuk sekarang biarkan saya membawa dia ke rumah sakit."

Dengan perasaan yang masih tidak karuan, andini menggendong gadis kecil itu untuk dimasukkan ke mobil. Hanya satu yang ia butuhkan untuk saat ini, rumah sakit.
Tidak peduli seberapa kotor baju andini ikut bersimbah darah, yang jelas ia harus bertanggung jawab atas kecelakaan ini.

Sedangkan arta, masih dengan posisi berdiri dengan kaku di pinggir jalan. Tatapan tidak percaya mulai terlihat di matanya, air matanya kini mulai terlihat namun segeralah ia mengusapnya.

Siapapun lu, gua harap lu bukan orang jahat yang seharusnya gua beri pelajaran lebih kejam dari ini, pikirnya

"Suster-suster, tolong bantu saya suster!!" Ucap andini dengan suara seraknya dengan posisi tangan masih menggendong anak kecil tersebut.

"Baik, tolong biarkan kami memeriksa nya terlebih dahulu. Anda boleh tunggu diluar."

"Baik suster."

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya dokter pun keluar dari kamar pasien nomor 015. Diluar dugaan, ternyata gadis kecil itu mengalami masa kritis karena darah yang keluar secara berlebih akibat kecelakan itu. Andini diizinkan untuk masuk ke kamar pasien itu, ia berjalan ke arah kamar nomor 015 dengan kaki lemas. Segeralah dirinya duduk dikursi, disamping gadis kecil itu terbaring lemas. Dirinya menahan tangis, dalam benaknya apa yang sudah ia lakukan waktu beberapa jam lalu. Andini meraih jemari-jemari kecil milik gadis kecil itu, ia sangat ingin sekali memutar waktu agar kecelakaan ini tidak terjadi. Tapi sayang, itu hanya sebuah mimpi yang sudah terlewat.

Pintu kamar pasien perlahan terbuka, disana ia melihat jelas bahwa ada saga dan arta. Saga yang masih bingung dengan situasi ini, akhirnya ia memilih untuk berjalan ke arah andini. Sedangkan arta memilih untuk berjalan ke arah gadis kecil itu, matanya masih terlihat sembab akibat kejadian tadi.

Kini saga paham, mengapa kakak perempuannya ada di rumah sakit. Rasa marah? Pasti ada, padahal yang ia tahu andini seorang kakak yang sangat bisa berhati-hati dalam berkendara. Namun sayang, kali ini tidak.

Flashback Off

***

Sedih ya gais😭

Jujur aku ngetik ini tuh kaya nyesek aja gitu, akhirnya terungkap juga kenapa arta datangin saga😁👌

Jangan lupa kasih vote dan tinggalkan jejak kalian di comment yaa, biar aku makin semangat buat bikin chapter-chapter selanjutnya ✨🎸

Love u all❤️🙆

Hi Saga [ REVISI ]Where stories live. Discover now