- Cemburu?

71 12 0
                                    

Seperti biasa Saga dan teman-temannya selalu nongkrong di Cafe Altaria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa Saga dan teman-
temannya selalu nongkrong di Cafe Altaria. Cafe ini juga menyediakan live music, jadi wajar banyak anak remaja.

"Lo nggak panas apa Ga, liat Ares deketin Kia mulu?" tanya Yudha sambil memainkan gitar

"Kalo panas ya tinggal kipasan Yud," sahut Alan.

"Bukan gitu Lan maksud gue, apa nggak cemburu liat Ares deketin Kia mulu." ucap ulang Yudha.

"Secara dari gerak-geriknya keliatan banget, kalo dia lagi perjuangin Patricia." sambungnya.

"Yang tau lagi cemburu atau nggak, cuma Saga doang kan?" ucap Alan.

"Belum kali, liat aja nanti." jawab Saga tenang.

"Ngeles mulu kaya bajai," cibir Yudha.

Saat mereka sedang asik mengobrol sambil bermain gitar, tiba-tiba Saga menerima notif chat dari Aldares.

Ting

Aldares
(Online)

Aldares : Kayanya ada yang mulai luluh nih sama kehadiran gue

Saga : Salkir lo?

Aldares : Jelas nggak

Saga : Maksud lo ngomong gitu apa? Lo berharap gue mundur dan nyerah

Aldares : Itu paham

Saga : Nggak akan!

Setelah membalas pesan, raut wajah saga menjadi lebih menakutkan. Dirinya seperti sedang menahan amarah.

"Ngapa lo? Muka kusut amat," tanya Yudha.

"Baca aja."

"Lama-lama Ares jadi ngambil alih posisi lo. Masa lo masih diem aja," setelah membaca isi chat itu, Yudha semakin tidak tenang karena persaingan Aldares dan Saga yang tak biasa.

"Ke intinya aja– lo ada rasa nggak sama cewek itu?" Tyo yang sedaritadi hanya menjadi pendengar, kini ia buka suara.

"Kalo ada rasa suka, tembak. Tapi kalo nggak ada, lo mending nggak usah buat cewek itu berharap lebih." sambungnya.

"Nice boy! Ini baru brader aing," puji Yudha.

"Belum tau."

"Harus pasti– kalo nggak pasti, mending nggak usah jatuh cinta aja." tutur Tyo.

Alan tertawa lepas, "Anjip nyelekit bat!"

19.00 WIB

"Masih pada mau disini?" tanya Saga.

"Gue duluan ya, takut bunda khawatir." Sambung Saga.

"Lo pulang? Kita juga lah," sahut Yudha.

***

Setelah sampai rumah, Saga langsung memarkir motornya dan segera masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum bunda,"

"Waallaikumsallam, alhamdulilah kamu udah pulang. Yaudah kalo gitu, kamu langsung istirahat ya." Vena menyambut Saga dengan sangat ramah.

"Papah mana bun?" tanya Saga penasaran.

"Papah kamu teh hari ini lembur,"

"Oalah, yaudah bun. Saga ke kamar dulu."

Setelah mandi dan mengganti bajunya, cowok itu langsung ke meja belajarnya untuk bermain laptop sebentar. Tiba-tiba, dirinya kepikiran sama apa yang Tyo bicarakan.

Suka? Tembak? Entahlah, gua pun bingung sama perasaan gua sendiri

Emangnya kalo suka harus jadiin pacar dulu gitu?

***

Saat sudah sampai disekolah, entah kenapa Saga merasa tidak semangat. Seperti ada kata-kata yang mengganjal di hatinya, saat berjalan menuju kelas X IPA-3 ia melihat Patricia yang berjalan sendirian.

"Pagi!"

"E-eh, pagi juga." jawab gadis itu dengan senyum simpul di bibirnya.

Mereka berjalan menuju kelas, Patricia merasa Saga sedikit berbeda dari biasanya. Ingin rasanya bertanya, tapi ia sadar bukan siapa-siapanya.

KELAS X IPA-3

"Nahkan! Datengnya barengan." goda Yudha.

"Ada apa nih?" Ledek Alan.

"Gak ada apa-apa Lan," jawab Saga.

Sedangkan gadis itu hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Alan. Tiba-tiba, Aldares masuk ke kelas X IPA-3. Cowok itu berjalan menuju bangku dimana Saga duduk.

"Lo ikut gue."

"Oke."

"Eh ntar dulu, lo mau bawa keman? Enak aja maen disuruh-suruh ikut." Alan yang berusaha menahan Aldares.

"Bukan urusan lo."

Patricia yang melihat itu, perasaannya mulai tidak enak. Akhirnya ia diam-diam mengikuti dua cowok tersebut.

"Kia, lo mau kemana?" tanya Yudha.

"Keluar sebentar."

***

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang