Satu Hari Bersama Alan

23 3 0
                                    

Karena takutnya kalian bosen, jadi Nau kasih 1 chapter ini khusus buat alan dan ica

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena takutnya kalian bosen, jadi Nau kasih 1 chapter ini khusus buat alan dan ica. Dua makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai sifat berbeda namun saling memahami satu sama lain.

***

Tringgg...Tringgg...

Tangan kirinya mulai meraih alarm yang ada di tepi tempat tidur. Kali ini ica tidak langsung bangun, ia harus mengumpulkan nyawa terlebih dahulu sambil membuka handphone yang ternyata sudah banyak missed call dari alan.

"Astaghfirullah, gua lupa kalo ada janji ama nih orang."

"Mandi dulu ca mandi."

Ica beranjak bangun dari tempat tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi dengan handuk di pundak nya. Setelah 15 menit selesai siap-siap, ica segera berjalan ke ruang makan dan mendapati ibunya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Mau kemana ca? Tumben rapih."

"Mau pergi sama temen bu, ica izin ya."

"Iya ibu izinin, tapi sarapan dulu ya?"

"Siap ibu negara."

Ica dengan lahap menyantap sarapannya dan sesekali mengobrol ringan dengan sang ibu. Ia baru sadar bahwa ayahnya tidak ada diruang makan.

"Ayah mana bu?"

"Lagi lembur ca."

Ica mengangguk tanda mengerti.

Walaupun begitu, sang ayah sangat sayang kepada putri semata wayangnya itu. Ica paham, ayahnya bekerja sampai lembur seperti itu pun, untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.

Ica sudah pamit kepada ibunya sejak tadi, sekarang ia ada di depan komplek untuk menunggu kehadiran sang ketua osis.

"Lama lu."

"Yaela protes mulu, kaya anak ABG gak dikasih jajan."

"Cepet naik, jangan lawak mulu."

Ica segera naik ke motor sport berwarna hitam pekat milik sang ketua osis. Tujuannya kali ini adalah panti asuhan, ide ini awalnya dilontarkan dari alan tapi setelah tahu alasannya akhirnya ica menyetujui ajakan alan. Tapi sebelum tiba di tempat tujuan, alan meminggirkan motor dan mampir ke supermarket sebentar.

"Mau ikut gak?"

"Ngapain?"

"Mau laundry."

"Gak lucu bego."

"Udah tau ke supermarket, pake nanya."

"Ngegas mulu, kaya bajai pasar senen."

Alan pun berjalan ke dalam supermarket, ica tepat berada di belakangnya. Entah ada angin apa, tiba-tiba senyum manis ica perlahan mengembang.

Lu baik dan tulus lan. Gua suka, pikirnya

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang