- Anggota Osis

153 21 3
                                    

JAM ISTIRAHAT

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

JAM ISTIRAHAT

"Hai ciwi-ciwi aku– ada yang mau ikut ke kantin, biar sekalian bareng." ucap Yudha ke 3 cewek yang kini ada di depannya.

"Yaelah, godain jodoh orang mulu!" sewot Alan dengan tangan yang menggeplak puncak kepala Yudha.

Tidak ada ajakan dari Tyo, cowok itu langsung nyelonong keluar kelas.

Yudha berbicara spontan, "Kurang ajar!"

"Kulkas berjalan malah ninggalin noh." lanjutnya.

"YOO, JANGAN TINGGALIN GUE!" teriak Alan yang sepertinya sia-sia, karena Tyo sudah sangat jauh.

***

"Gue mau mie ayam ah," kata Yudha yang sedaritadi menahan rasa laparnya.

"Gue juga dah, pesenin Yud." ucap Alan, saat Yudha ingin berjalan ke tukang mie ayam.

"Yaallah Gusti! Nggak bisa pesen sendiri apa?" protes Yudha, walaupun pada akhirnya ia memesankan juga.

"Sama ketos nggak boleh ngelawan," peringatan yang berasal mulut Alan.

"Najis! Mulutnye minta gue rapetin pake lem korea." cetus Yudha.

Sedangkan Tyo dan Saga hanya memesan siomay dan 1 botol air mineral. Apabila dua cowok ini sudah duduk bersampingan, mata para kaum hawa tidak akan terlepas dari mereka.

Jari Alan menunjuk Saga, "Tadi pagi lo kebanyakan bengong. Ada apaansi?"

"Iya Ga, kaya orang lagi banyak utang aja." sambung Yudha.

Alan tertawa lepas, "Itu mah lo kali."

"Dih! Gue mulu," jawabnya.

"Gue kepikiran anak baru itu, karena wajahnya emang nggak asing buat gue." jawab saga.

Alan dan Yudha mengangguk seakan paham dengan perkataan Saga.

"Terus jadinya gimana?" tanya Alan terheran.

"Apanya?"

"Kali aja gitu Ga, lo suka sama patric." ujar Yudha sambil tertawa.

"Nama orang jangan di ubah-ubah Yud– kualat baru tau rasa lo!" ucap Alan ke Yudha.

***

"Mau ikut gue ke kantin nggak?" tanya Ica sambil menunggu jawaban dari Bunga dan Patricia.

"Ikutlah!" jawab Bunga semangat.

Sambil berjalan menuju kantin, Bunga dan Ica sedikit memperkenal-
kan letak-letak ruangan terpenting disekolah. Tujuannya agar Patricia mulai terbiasa dengan SMA 2 Pancasila.

"Kalo mau jadi anggota osis, kira-kira daftarnya ke siapa?" tanya Patricia penasaran.

"Osis? Langsung bilang ke ketua osis nya aja." Jawab Bunga.

"Iya, lo langsung ke Ketuanya aja." Sambung Ica sambil makan.

"Baru kali ini gue nemu, ada anak baru yang pengen banget jadi anggota osis disini." heran Bunga sambil menatap Patricia

"Gue si ogah kalo Ketuanya kaya gitu." sambungnya.

"Emang Ketua osis nya siapa?" tanya Patricia penasaran.

"Alan." jawab Ica cepat.

KRINGGG

Bel istirahat sudah selesai.

3 cewek ini lebih dulu sampai dikelas. Ica dan Bunga yang sedaritadi sibuk dengan cerita horror mereka, lain dengan Patricia. Gadis ini sedang membuat lirik lagu sambil men-
dengarkan musik menggunakan headset.

Pintu kelas dengan perlahan terbuka lebar, ternyata Saga dan yang lainnya baru saja kembali dari kantin. Patricia baru ingat, ia harus berbicara dengan Alan. Si ketua osis.

"Lan, boleh ngomong sebentar?" tanya Patricia ke Alan. Gadis ini sedikit menundukkan kepalanya, karena melihat posisi Alan yang sudah duduk di bangkunya.

"Eh Kia, boleh." jawab Alan sambil sesekali melirik ke arah Saga. Ketua osis satu ini memang paling bisa berbuat jail.

"Lo ketua osis? Gue mau daftar jadi anggota osis, masih bisa nggak?" tanya Patricia sedikit ragu.

"Masih bisa banget– ya kan Ga?" jawabnya sambil mengganggu ketenangan Saga yang sedaritadi sedang mencatat chord gitar.

"Ck! Lo bisa diem nggak Lan?" desis Saga, yang ternyata berhasil membuatnya kesal bukan main

Alan tertawa puas, "Ngamok juga dia!"

***

Seharusnya murid kelas X IPA-3 sekarang sedang jam pelajaran Bu Eva, tetapi baru saja di infokan oleh guru piket bahwa Bu Eva tidak bisa mengajar hari ini dan Bu Eva juga tidak memberi tugas apapun.

"Ada yang mau ikut ke perpus sama gue?" tanya Patricia sekaligus mengajak.

"Duhh, nggak bisa! Gue ngantuk banget nih, 3 jam freeclass kan lumayan." jawab Bunga sambil menguap.

"Lo nggak liat nih gue banyak banget catetan, lo sendirian aja gapapa?" jawab Ica seperti terbebani karena banyak catatan.

Gadis itu langsung paham, ia nelangkah keluar kelas menuju perpustakaan. Dirinya hanya membawa selembar kertas dan pulpen di kantong seragam. Oh iya! Tidak lupa dengan handphone.

Matanya tentuju pada Ruang musik yang lampunya menyala. Awalnya ia kira itu menyala karena mungkin ada orang di dalam ruangannya. Akhirnya , ia pergi untuk melihat ruangan musik itu.

"Permisi," ucapnya dengan suara mengecil.

Ia heran, kenapa cuma keheningan yang bisa didengarkan daritadi. Ternyata memang tidak ada orang sama sekali.

Gue lanjutin bikin lirik lagunya disini aja kali ya, lumayan disini suasananya tenang, batinnya

***

Saga meletakkan pulpennya di loker meja, baru ingat bahwa dirinya belum ke Ruang musik hari ini.

"Gue ke ruang musik dulu," ucapnya.

"Siap! Nanti kita nyusul " jawab Alan.

"Kalo kita inget," lawak Yudha.

***

Hi Saga [ REVISI ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن