55 - Reka ulang

2.1K 275 49
                                    

Flasback

"Tae.. ayoo" untuk yang kesekian kalinya Irene merengek di hari ini.

Taehyung hanya berdiam diri, ia kira saat kemarin wanita ini meminta untuk mendaki gunung hanya guruaan semata.

Namun apa sekarang? Wanita itu benar-benar menangis saat dirinya berkata tidak.

Beda dengan beberapa hari yang lalu ketika dia ingin pergi diam-diam bersama Wendy, kali ini wanita itu lebih lebih keras kepala.

"Kenapa harus kesana? Tidak ada tempat lain?"

Irene menggeleng cepat, entahlah hanya itu tempat yang cocok dengan hatinya.

"Tidak" Taehyung menolak lebih tegas.

"Tch.. Tae!" Irene meninggikan suaranya, membuat Taehyung langsung menoleh tepat padanya.

"Mengerti apa yang kukatakan?" Taehyung tengah duduk di bangku santai yang berada tepat di sebelah kanan kasur.

"Aku mau pergi!"

"Masih belum mengerti?" Taehyung menajamkan tatapannya.

Bibir Irene melengkung kebawah dalam persekian detik, "Aku ingin sekali.. biasanya tidak pernah melarang, apa kau punya orang lain sekarang?" Irene berucap begitu pelan di akhir perkatannya, hingga Taehyung tidak dapat mendengarnya sedikit pun.

Mana berani dia jika mengatakan itu secara langsung, ck.

"Jika cuacanya baik tidak masalah, namun lihat.. diluar sedang turun salju."

Bohong, sebenarnya bagaimanapun cuaca Taehyung tidak akan memperbolehkan Irene pergi ketempat seperti itu.

"Ya karena turun salju aku mau kesana!"

"Pergilah sendiri" Taehyung sudah tidak mau tau, ia merasa kesal saat Irene tidak menerima perintahnya.

Akhir-akhir ini sifat wanita ini tidak bisa ditebak, entah itu karena hormon atau.. Entahlah Taehyung sudah tidak mau memikirkannya lagi.

"Oke!!" Irene bangkit dari kasurnya, ia akan berjalan keluar.

Hingga saat tanganya sudah menyentuh handle pintu Taehyung memanggil.

"Kembali kesini" lelaki itu berkata dengan nada datarnya.

Wanita itu benar-benar tidak mau menurut sepertinya.

Irene hanya menoleh pada Taehyung.

"Apa?? Aku akan pergi dengan Wendy jika kau tidak mau ikut!"

"Jangan berteriak padaku!" Taehyung balas membentak, aneh sekali biasanya tidak pernah Irene meninggikan kalimatnya pada Taehyung seperti ini.

Mungkin semenjak chapter 1?

Mana pernah wanita itu seperti ini?

"Kembali kesini ku bilang"

Irene berencana ingin kabur namun begitu disayangkan pintunya tidak bisa dibuka.

Bisa di tebak ini ulah Taehyung, terbukti dengan remot pintu yang berada di tangannya.

"Buka"

"Kembali duduk ke tempatmu"

Irene mengenggam kuat bajunya, saat melihat rahang Taehyung yang sudah mengeras disana.

Taehyung sendiripun juga bingung, biasanya Irene ini penurut bahkan jika nada suaranya meningkat sedikit saja wanita itu akan menangis.

Namun apa yang dilihatnya sekarang? Itu bukan seperti Irenen-nya yang biasanya.

"Kim Irene tidak mendengar perintahku?"

Maka dari itu dengan hati yang bergemuruh kesal dan mata yang sudah memerah, Irene menghetakkan kakinya menuju tempat awalnya.

Dan Taehyung paling tidak suka dengan perlakuannya itu.

"Aku mau kesana!" sepertinya Irene tak kenal lelah, pokoknya permintaannya harus di kabulkan hari ini juga.

"Diamlah" Taehyung kembali mengambil fokus pada buku yang sempat tertunda bacaannya tadi.

"Kau tidak sayang padaku!!" Irene tetap meninggikan nada suaranya.

"Karena sayang makanya ku tolak"

"Bohong!" nafas Irene sudah tersendat-sendat, begitu marah.

Takut terpancing, Taehyung memilih diam.

"Hari ini harus kesana! Aku tidak mau tau!"

Taehyung masih diam.

"Taehyung! Kau hhk.." Irene tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi saat tangisan sudah mendesak di ujung tenggorokannya.

Taehyung yang sangat tau itu menutup buku bacaannya dan menghadap Irene dengan tatapan serius.

"Disana bahaya, kau berbadan satupun aku tidak akan memperbolehkannya. Apalagi sekarang ada baby di dalam sana, apa tidak berfikir akibat apa yang akan bisa terjadi?"

Irene menggeleng "Aku kan bisa berhati hati"

"Berhati hatipun tidak cukup, tidak ada yang tau apa yang terjadi setelahnya. Walau kau melangkah sepelan kura-kura"

"Tapi Taee-

"Cukup Irene, dengarkan perintahku."

"A-aku selalu mendengar perintahmu! Tapi.. T-tapi kau tidak mau mengabulkan keinginanku ini"

"Berapa kali harus ku katakan padamu?" Taehyung memicing tajam.

Irene mamalingkan wajahnya kesal, "Jangan menatapku seperti itu!" ia masih berani membentak, bahkan saat hatinya makin berdenyut ketakutan.

"Kim Irene"

Mendengar nada suara Taehyung yang melembut, Irene menoleh reflek karena panggilannya "A-apa?" cicitnya.

"Sini mendekat"

Irene menurut, ia merangkak pelan hingga sampai di ujung kasur. Dia duduk dengan kaki yang menjulur kebawah.

Taehyung menatap Irene yang kini berada di hadapannya, "Menurut padaku oke?"

Irene menggeleng penuh tuntutan, lihatlah matanya yang menajam menatap pada Tehyung.

"AKU MAUNYA SEKARANG! ATAU AKU YANG PERGI SENDIRI!"

Taehyung meremat celana bagian pahanya kencang, "Harusk-

"HARUS KIM TAEHYUNG"

"Tch.. Kau bahkan sudah berani membentakku seperti ini" dengan seringaian kecilnya Taehyung berucap.

"Memang" Irene membalasnya dengan suara gemetar.

"Belajar dari mana kasar seperti ini?"

Irene masih tak mau menatap Taehyung "Otodidak"

"Bagus sekali Kim"

"A-aku mau kesana.."

"Tidak ada yang berubah dari jawaban ku"

"Jahat sekali"

"Yah sama seperti yang kau lakukan padaku" aura Taehyung terasa menggelap.

"Aku tidak, yang jahat itu kau h-hiks. Pergi sana aku tidak mau melihatmu!"

Serius ini baru pertama kalinya Irene mengusir Taehyung, ya lagi lelaki itu aneh sekali.

Biasanya setiap bertengkar dia yang lebih dulu memeluk Irene, lalu membisikkannya dengan berbagai kata penenang.

Ya dia juga jadi kesal karena Taehyung tidak melakukan itu.

"Baik, jangan melihatku setelah ini." dan Taehyung benar-benar keluar.
















Tbc.
<ginaemilia15>

Possessive Kim Taehyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang