"Know you was be my worst nightmare." - Xavier Devano Praditna.
"Know you is another level of pain and happiness." - Auryn Deanne.
Kehadirannya adalah sebuah kesialan, kehadirannya adalah sebuah kehancuran, Kehadirannya adalah sebuah kesalahan
Dan...
Now I want one step closer to be two step far from you.
- Infinity, One Direction.
----
Byur!!
Auryn menjatuhkan rahangnya, ia menatap seragam sekolahnya yang basah karena tumpahan air bekas pel-an dari atas koridor. Kedua tangannya mengepal erat, sungguh Auryn bosan diperlakukan seperti ini!
"Mau kamu apa hah? Ga bisa apa buat ga ngeganggu aku sedikit aja?" Protes Auryn.
Auryn Deanne Praditna, dipanggil Auryn. Memang selalu menjadi bahan bullyan para siswa disana. Auryn yang polos, ceroboh dan naif membuat siswa disana senang memojokannya. Selama ini tidak ada yang tahu jika Auryn adalah seorang Praditna.
As you know, Praditna adalah salah satu keluarga yang mempunyai harta kekayaan paling banyak di Indonesia. Dengan kekayaannya, membuat anggota Praditna disegani banyak orang. Kecuali, Auryn.
Sayangnya, keharmonisan Praditna harus hancur karena sesosok anak kecil hadir dalam keluarga mereka. Orangtua Praditna harus berpisah karena anak kecil itu. Publik tak ada yang mengetahui alasan hancurnya keharmonisan keluarga itu, publik tahu perselingkuhan lah yang menjadi faktor utama.
Ya, anak kecil itu adalah Auryn. Auryn tidak pernah dianggap menjadi bagian Praditna karena tidak sedarah dengan keluarga itu, walaupun ia diasuh oleh keluarga itu. Diasuh? Auryn rasa tidak.
Cowok yang menjadi dalang dari masalah itu datang menghampiri Auryn, ia menampilkan senyumnya, kemudian melipat dadanya, "Lo pantes diganggu."
"Karena lo," Cowok itu mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Auryn, "Pembawa sial."
Cowok itu kemudian pergi dengan tampang dinginnya bersama teman-temannya. Hati Auryn menjerit, tak terasa air matanya tumpah tanpa disengaja.
Ya, Cowok itu adalah Xavier. Xavier Devano Praditna, kakaknya sekaligus dalang dari setiap bullying yang selama ini dialaminya.
Dan bodohnya adalah,
Kenapa ia mencintai pria itu?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
