AETERNUM | BAB 17 - About Kiss

42 8 4
                                    

"LO BISA KERJA GAK SIH?"

Xavier mengeram. Untungnya saja koridor yang mereka lewati sepi. Dengan cepat Xavier mendekati Auryn dan membereskan buku-buku yang berceceran di lantai.

Tubuh Auryn serasa kaku, apalagi saat Xavier membentaknya seperti ini. Walaupun mulut Xavier mendumel, Xavier tetap membantu Auryn membereskan buku-buku yang terjatuh.

Angin berhembus cukup kencang, cukup bisa mengibaskan jambul rambut Xavier. Wajah serius Xavier menjadi angin segar tersendiri untuk Auryn. Jantung Auryn berdegup kencang. Entah kenapa ia malah bersyukur tidak sengaja menjatuhkan buku-buku ini karena ia bisa melihat wajah serius Xavier yang terlihat tampan.

"Udah puas ngeliatin muka gue?" Mata Auryn langsung beralih ke arah lain, lalu berdehem untuk menetralkan degup jantungnya.

Xavier menumpukkan buku yang sudah ia susun ke tumpukan buku yang dibawa Auryn. Setelah itu, ia menepuk-nepuk tangannya beberapa kali untuk membersihkan tangannya.

"Tunggu!" Saat Auryn ingin berjalan, Xavier menahan Auryn dengan suaranya.

Perasaan Auryn tidak enak, apalagi saat Xavier berjongkok entah ingin melakukan apa. Jadi, memang benar kata Chiko. Xavier memang selalu tak terduga.

"Mata itu dipake. Gak salah gue benci sama lo karena gue emang paling gak suka sama orang yang ceroboh." Tangan Xavier menyimpulkan tali sepatu Auryn yang terlepas satu per satu. Mata Auryn membelalak, ia tak menyangka jika Xavier akan berbuat seperti ini.

"K-kak ..."

"Gak usah banyak tanya, lo kerjain aja kerjaan lo." Ujar Xavier langsung berjalan duluan, seperti biasa.

Fokus Auryn seolah-olah hilang. Auryn tak menyangka jika Xavier akan membantu menyimpulkan tali sepatunya yang terlepas bahkan sampai merendah. Ini seperti bukan Xavier.

Mungkin hari ini Xavier sedang baik.

Atau Xavier bakalan mati muda? Auryn menggeleng, tidak baik mendoakan yang buruk-buruk.

Sesampainya di perpustakaan, Auryn langsung masuk atas instruksi dari Xavier. Kebetulan perpustakaan sedang sepi dan hanya ada penjaga perpustakaan. Mungkin karena pelajaran sudah dimulai sejak bel dibunyikan tadi.

"Lo susun bukunya."

"Terus kakak?"

Kegiatan Xavier yang tadi sedang memilih buku terhenti, dengan cepat ia menoleh ke arah Auryn. "Lo nyuruh gue? Inget posisi lo, Ryn."

Lihat saja Xavier sekarang. Dengan enaknya ia membaca buku sementara membiarkan Auryn menyusun buku-buku yang harusnya menjadi tugasnya Xavier. Selain baik, hari ini Xavier juga menyebalkan.

Lah, memang setiap harinya juga menyebalkan bukan?

Buku-buku ini banyak macam dan genrenya. Ada yang tentang politik, tentang ekonomi, tentang musik, tentang budaya dan lain-lain.

"Lho, Auryn?" Saat sedang fokus menyusun buku, Auryn mendengar suara seseorang yang memanggilnya. "Aletta?"

"Aletta, kamu disini?

Tanpa diduga, Auryn menemukan Aletta di rak buku khusus buku sejarah. Adapun Aletta sendiri tadi sedang membaca novel sejarah tentang kisah cinta prajurit perang dengan perawat dari negara musuh. Auryn kira tidak ada orang di perpustakaan ini.

"Kelas gue lagi kosong. So, gue mutusin buat baca buku di perpustakaan." Cover novel itu ditutup oleh Aletta, matanya menyipit menatap sekitar. "Gue ngedenger suara Xavier tadi. Gue kira Xavier doang yang disini"

AETERNUM Where stories live. Discover now