AETERNUM | BAB 15 - Unexpected

41 8 1
                                    

"Tapi besok, temuin gue di taman belakang sekolah, setelah pulang sekolah."

Auryn mengacak makanannya yang membuat Aletta mengerenyit bingung. Ia melambaikan tangannya di depan wajah Auryn namun tidak dihiraukan oleh Auryn, hal itu membuat Aletta semakin heran.

"Auryn!"

Auryn tersentak dari lamunannya, sedangkan Aletta hanya tertawa melihat ekspresi Auryn. "Lo kenapa sih? Kok ngelamun?"

"Aku gapapa." Auryn langsung menutup kotak makannya dan berdiri dari kursi, ia berjalan ke arah depan dan sialnya Auryn malah menabrak seseorang.

"AURYN!" Aletta langsung beranjak dari kursi dan menghampiri Auryn, Auryn terjatuh dengan cara tersungkur yang membuat lututnya berdarah. "Lo makanya hati-hati dong ..."

Orang yang tidak sengaja bertabrakan dengan Auryn langsung menampilkan ekspresi khawatirnya. Ia ikut berjongkok dan memperhatikan Auryn. "Aduh, maaf yaa gue gak sengaja. Gara-gara gue lo sampe luka begini." Ujarnya, lalu meniup luka Auryn.

"Eh? Gapapa Kak Chiko, ini salah aku juga kok."

Chiko menatap luka Auryn dengan serius, kemudian ia meraih tangan Auryn. "Kita ke UKS, kayaknya luka lo gak bisa didiemin gini aja."

"K-kak, gak perlu. Ini gak apa-apa kok."

"Chiko bener, Ryn." Aletta ikut menimpali. "Kalau gak dibersihin dan diobati nanti infeksi, kita bawa Auryn aja langsung ke UKS."

Mereka akhirnya memutuskan agar Auryn dibawa ke UKS. Auryn tidak bisa menolak, karena kedua orang itu bersikeras untuk membawanya ke UKS.

Kali ini mereka menempuh jalur yang berbeda. Bukan lewat koridor untuk ke UKS, mereka lebih memilih lewat taman belakang atas saran dari Aletta. Alasannya, Aletta tidak ingin Auryn mendapatkan raut sinis dari orang-orang karena jalan bersama Chiko.

"Lo duduk disini sama Chiko, biar gue ambil obatnya."

Auryn meringis, bukan karena rasa sakitnya. Tapi, karena ia salah mengambil timing yang pas. Posisinya, UKS sedang ramai sekarang. Beberapa dari mereka mencuri pandang ke arah Chiko dan Auryn lalu seperti biasa, dengan sinis.

"Biar gue aja." Chiko mengambil kotak obat yang diberikan Aletta lalu membukanya dan mengambil alkohol.

"Gue mau bersihin dengkul lo, tahan ya? Mungkin ini sedikit sakit." Setelah menuangkan alkohol ke kapas, Chiko membersihkan luka Auryn dengan telaten.

Jika kalian bertanya bagaimana posisi Chiko sekarang? Chiko sedang berjongkok di bawah Auryn, sementara Auryn duduk diatas kursi, sungguh! Auryn jadi merasa tidak enak.

"Sekarang, gue mau ngasih betadine biar sembuh."

"Harus gitu lo bilang step by stepnya?" Chiko terkekeh mendengar ucapan dari Aletta. "Gue yang ngobatin kok lo yang sewot sih?"

Chiko meniup-niup luka Auryn dengan pelan, sedangkan Auryn hanya memandangnya dengan lembut. Menyadari tatapan Auryn, Chiko berbalik menatap Auryn, ia tersenyum kepada Auryn.

"Tinggal pake perban." Chiko mengambil perban di kotak obat lalu mulai membuka bungkusannya.

Ia mulai membalut luka Auryn dengan perban, mulai dari melilitnya menjadi beberapa bagian. Auryn memerhatikan Chiko dengan teliti, Chiko seperti bukan orang yang masuk ke dalam komplotan Xavier.

"Chiko gue denger lo di Uk--" Pandangan Auryn, Chiko dan Aletta serta beberapa orang disana beralih ke arah seseorang yang baru saja masuk ke UKS.

"Sebentar Vier." Setelah melapisinya dengan perban, Chiko menggunting perban itu lalu menempelkannya dengan plester. "Selesai, semoga cepet sembuh ya!"

AETERNUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang