part 38

2K 104 13
                                    

Jika kamu tidak diperjuangkan oleh seseorang yang kamu harapkan, kamu akan diperjuangkan oleh seseorang yang mengharapkanmu.

_______________•••••_______________

-Sasha Pov-

Sudah beberapa hari ini aku terus memikirkan siapa sebeneranya sosok yang selalu mengirimku paket. Saat terakhir kali kiriman paket itu dari inisial Z.A aku selalu berpikir bahwa itu adalah Zidane. Kalaupun memang itu dari Zidane, mengapa ia tak menemuiku langsung? Mengapa ia harus merahasiakannya dengan terus mengirimku paket? Aku sungguh ingin sekali menemuinya, walaupun hanya sekedar menanyakan kabarnya.

Saat semua kebingunganku tak bisa lagi terpecahkan. Aku berinisiatif untuk menceritakan masalah ini pada Meyra dan juga Keisya.

Jika Meyra mengatakan bahwa ia yakin itu adalah Zidane yang memberikannya isyarat bahwa dirinya telah kembali dan akan menepati janjinya padaku empat tahun yang lalu. Sejujurnya akupun berharap demikian, karena jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih sangat mengharapkan Zidane kembali. Bagiku ini sudah terlalu lama menunggunya. Aku hanya takut, bahwa suatu saat nanti Allah akan membolak-balikkan hatiku. Tapi aku berusaha meyakinkan diri, bahwa ini semua adalah rencana dari sang illahi. Dia ingin melihatku lebih bersabar lagi perihal menunggu. Dan aku yakin, suatu saat nanti aku akan dipertemukan lagi dengan Zidane meskipun dengan keadaan yang berbeda. Sungguh aku sangat ikhlas akan hal itu.

Saat ini aku sedang bersama dengan Keisya. Berhubung hari ini weekend jadi aku dan Keisya memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Dan disini lah kami berdua berada, duduk di bangku taman sembari melihat anak-anak kecil bermain. Aku pun berniat untuk menceritakan masalah ini pada Keisya, bagaimana pun juga Keisya ini adalah sahabatku juga, akan terasa tidak adil jika aku hanya menceritakannya pada Meyra saja.

"Key..." panggilku pelan

Keisya pun menoleh padaku, "Iya ca?"

"Hmm..gini, aku sebenernya ngajak kamu kesini itu aku mau cerita sama kamu." ucapku

"Oalahhh ya ampun ca, aku kira kenapa. Yaudah cerita aja ca, siapa tau aku bisa bantu." ucap Keisya

"Jadi gini Key, udah sebulan terakhir ini banyak banget kiriman paket yang dateng kerumah aku..."

"Woaahh serius ca?" tanya Keisya dengan mata yang berbinar

Aku pun mengangguk, "Iya Key, tapi aku bingung soalnya kiriman paket itu gak ada namanya, jadi aku gak tau siapa yang selalu kirim aku paket."

Ekspresi Keisya berubah menjadi serius. "Loh masa gak ada nama pengirimnya sih Ca?"

"Beneran Key, tapi di kiriman paket terakhir kemarin, ada sebuah surat dan surat itu dari inisial Z.A."

"Z.A?" Keisya mengulangi ucapan terakhirku

"Mmm..kira-kira kamu tau itu siapa?" tanya Keisya

"Aku sih sempet mikir, dia temen SMA aku di Bandung. Orang yang waktu dulu aku ceritain ke kamu.."

"Ooh yang ninggalin kamu ke Mesir buat kuliah dan akan kembali setelah lulus kuliah kan?"

Pertanyaan Keisya seketika membuatku menjadi sedih dan teringat kembali perkataan Zidane, mataku mulai berkaca-kaca dan tatapanku menjadi sendu. Sungguh, mengapa aku sangat begitu sensitif jika sudah membicarakan Zidane.

Keisya yang melihat perubahan ekspresiku seketika menjadi panik. "Eh..eh..maaf Ca, aku gak maksud bikin kamu ingat masa lalu."

"I-iya gak papa Key." ucapku berusaha tegar dan mengelap air mata yang sudah akan menetes

Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang