23. Isi Hati Reandra

4.2K 320 42
                                    

Konflik sudah mulai bermunculan guys. Siap-siap buat jungkir balik:v

Selamat membaca!

___________________________________

"Yan, sakit!" Rena terus saja meringis. Rean menyeret tubuh gadis itu dengan cengkeram erat pada bagian lengannya. Ia berusaha membawa Rena ke suatu tempat yang entah itu di mana.

Rena berusaha melepaskan diri. Namun, tenaga Rean terlalu kuat untuk dia lawan. Tak akan sebanding dengan kekuatannya. "Lo mau bawa gue ke mana, sih?" Tak ada sahutan, Rean terus berjalan menyeret lengan kekasihnya.

Langkah kaki Rena begitu cepat, nyaris berlari. Dia berusaha mengimbangi langkah Rean yang panjang. Mereka berjalan menyusuri koridor. Melewati laboratorium AP, TKJ, serta Otomotif. Hingga akhirnya, Rean menghentikan langkahnya tepat di depan gudang sekolah.

"Rean, kita mau ngapain di sini?" Rena mengedarkan pandangannya, menatap ke segala arah. Sepi. Tempat yang satu ini memang hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang inventaris sekolah yang tidak dipergunakan atau tak layak pakai. Jadi, tempat ini jauh dari perhatian para pelajar.

"Gue mau ngomong sama lo," ujar Rean dingin. Cowok itu berjalan pelan memasuki gudang sekolah, disusul Rena dari belakang. Rean memilih tempat itu karena memang gudang sekolah jauh dari sorotan para guru dan murid. Hanya petugas kebersihan sekolah yang bolak-balik ke sana.

"Soal apa? Kenapa harus di tempat seperti ini, Yan?" tanya Rena bingung.

"Lo ngapain nyebar gosip yang enggak-enggak soal Netta?" sambar Rean to the point. Sama sekali tidak ada niat untuk membahas ini dan itu. Laki-laki yang satu ini memang tidak suka yang namanya basa-basi. Kalau mau bilang ini, ya, bilang ini.

"Yan ...," tegur Rena. Dia tahu arah pembicaraan laki-laki yang berstatus pacarnya itu. Sama seperti yang dilakukan Lintang kemarin. Membela Netta. Kenapa semuanya harus membela dan mempedulikan Netta? Dia juga perlu dibela, Rena juga butuh dukungan. Ini nggak adil!

"Popularitas? Mau cari perhatian? Mau naikin pamor? Atau enggak, lo mau gantiin posisi Netta sebagai siswi nomor satu di Nirwana?" Rean terus beropini. Mengeluarkan semua kalimat yang menjadi dugaannya belakangan ini.

Kedua tangan Rena terkepal erat. Tatapannya tajam. Ia tidak terima dengan semua tuduhan yang dilontarkan Rean kepadanya. "Cukup, Yan! Gue sama sekali nggak pernah bermimpi buat dapetin itu semua. Apalagi sampai ngerebut dari Netta. Gue memang iri sama dia, Netta selalu ngedapetin apa yang dia mau. Netta selalu lebih beruntung dari gue. Cantik, pintar, terkenal, dan selalu diutamakan di Nirwana. Satu lagi, perhatian. Dia selalu dapet perhatian dari semua orang. Terutama perhatian dari pacar gue sendiri! REANDRA ATMADJA!" ujar Rena kepada Rean. Semua kalimat itu ia ucapkan penuh penekanan. Sudah jelas gadis itu marah.

Rean sedikit tertegun atas kalimat yang keluar dari mulut Rena. Bukankah di sini harusnya Rean yang marah? Kenapa pacarnya itu ikutan marah? Apa salah jika dia membela Netta? Sudah jelas salah Reandra! Pacar lo, Rena. Bukan Netta.

Namun, posisinya, Rean mengedepankan perihal yang benar dan yang salah. Semua orang juga tahu kalau Rena menyandang status sebagai kekasih seorang Reandra Atmadja, tapi apa harus tetap dibela jika dia salah? Tidak, bukan?

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu, Ren?" tanya Rean tetap dingin. Tatapannya pun dingin. Hampir saja membuat Rena membeku. Untung saja gadis itu sudah kebal dengan sikap dan perlakuan Rean yang demikian. Mereka sudah bersama selama setahun lebih, bukan? Biar bagaimana pun, Rena harus bertahan. Toh, percuma dia merebut Rean dari Netta kalau akhirnya harus dilepas. Dingin-dingin begitu, Rena tetap sayang.

NETTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang