04. Makasih, Lang!

8.1K 638 40
                                    

HALO!
TERUS SEMANGATI AKU DENGAN SPAM KOMEN:)
DILARANG KERAS MEMBACA PART INI SAMBIL SENYUM SENDIRI, WKWK!

HAPPY READING!!!

"Sambut yang datang, ikhlaskan yang pergi, hargai yang berjuang, dan lupakan yang menyakiti!"

***

Kring!

Bel berbunyi dengan lantangnya, pertanda upacara akan segera dimulai. Hampir semua murid berlarian, berhamburan menuju lapangan upacara. Bagaimana tidak? Terlambat beberapa menit saja, mau tidak mau, mereka harus siap digiring ke barisan paling ujung. Di sana merupakan deretan murid-murid yang tidak disiplin, murid terlambat, tidak memakai topi, dasi dan jenis pelanggaran lainnya. Dan itu sangat memalukan, bagi murid yang anti melanggar.

Mungkin dulu, Gilang beserta teman-temannya pantang ikut upacara, mereka lebih memilih berlari ke kantin atau bersembunyi di rooftop sekolah. Namun, mengingat dia sudah kelas tiga sekarang, Gilang ingin meninggalkan kenangan baik jika sudah lulus nanti.

Netta mengesah panjang, "Huh, untung kita nggak telat," gumam Netta.

"Yaudah ayo, bentar lagi upacara." Gilang menarik lengan Netta. Lantas berlari kecil menuju lapangan, sedangkan tas sekolah mereka entah di mana mereka simpan. Mungkin saja mereka titipkan kepada teman sekelas yang sedang berlari menuju kelas.

Di lapangan sudah begitu ramai, hampir semua murid SMK Nirwana sudah berbaris dengan rapi. Mereka diatur oleh masing-masing ketua kelas, tentunya dengan arahan sang ketua OSIS selaku pemimpin upacara. Namanya, Reandra Atmadja, yang masa jabatannya sebentar lagi akan berakhir setelah pemilihan ketua OSIS baru.

Sudah menjadi ritual di Nirwana, setiap tahunnya akan diadakan pemilihan ketua OSIS baru yakni, calon kandidatnya harus dari kelas sebelas, tentunya dengan arahan serta bimbingan dari ketua OSIS sebelumnya. Alasannya sangat fleksibel, kelas sebelas merupakan angkatan paling free, ketika kelas sepuluh masih dalam proses mengenal lingkungan dan dunia putih abu-abu, sementara kelas dua belas akan sibuk setelah dihadapkan dengan ujian kelulusan. Namun untuk pengurus OSIS lainnya tidak masalah, bisa dari kelas mana pun. Aturan ini diperuntukkan bagi ketua OSIS saja.

Upacara berlangsung dengan hikmat. Pak kepala sekolah selaku pembina upacara memberikan wejangan cukup panjang menggunakan megafon, membuat beberapa murid memilih berceloteh di belakang. Mulai dari sambutan untuk peserta didik baru, peringatan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekolah, peringatan untuk mematuhi tata tertib sekolah, dan sejumlah penyampaian lainnya. Banyak murid cewek berdecak sebal karena kepanasan, ingin rasanya mereka berteriak 'skincare mahal, Pak'.

"Ren, ya ampun! Rean kelihatan berwibawa banget berdiri di depan, pasti lo bangga deh punya pacar kayak dia?!" ujar salah seorang siswi yang mulai berceloteh di barisan kelas XII AP 4.

Dia Amel, salah satu teman sekelas yang paling dekat dengan Rena saat ini, setelah hubungan persahabatan Netta dan Rena renggang. Bahkan mereka duduk di bangku yang sama sekarang, menggantikan posisi Netta. Karena Netta sendiri memilih pindah tempat duduk setelah kejadian satu tahun silam.

"Hem," gumam Rena yang tengah berdiri tepat di belakang Netta. Sepertinya gadis itu merasa tidak nyaman dengan ungkapan Amel.

"Udahlah, Ren. Nggak usah sungkan gitu, dia kan memang pacar lo sekarang, semua orang juga tahu kali ...," ucap Amel menggantung. "Termasuk dia!" sambungnya penuh penekanan.

Rena melirik Amel tajam. "Mel, lo diem aja!" perintah Rena.

Amel menatap lurus ke punggung ramping Netta. "Dianya aja yang terlalu berharap, sampe rela jadi jomblo berkarat demi nungguin Rean kembali. Tapi kayaknya itu nggak mungkin, Rean kan sayang sama lo," pungkasnya terkesan frontal.

NETTA [END]Where stories live. Discover now