Prolog

1.3K 66 0
                                    

Hai ini aku dan kisah hidupku!

"Bundaaa Ira mau digendong Bunda"rengek Haira

"Sayang kamu ga liat bunda lagi gendong kakak,kamu minta gendong sama ayah ya sayang"ucap  Serra sembari membungkuk membelai rambut Haira

Haira yang mendapat penuturan tadi mendadak murung,Ayah nya yang melihat Haira murung langsung mendekap nya

"Anak Ayah kenapa ko cemberut" ujar Revan mencubit pipi chubby Haira

"Bundaa ayahh bundaa gamau gendong Iraa"

"Kan masih ada ayah ayo ayah aja yang gendong kamu" Revan mengangkat tubuh Haira kedalam gendongangannya

"Beraat banget anak ayah,hampir ga kuat ayah gendongnya"

"Ira rajin minum susu yah ga kaya kak Ura" ledek Haira dengan memeletkan lidah ke arah Haura.

"Bundaa Haira nakal" Haura mengadu kepada Serra

"Hahahahahaha kalian ini" tawa Serra dan Revan melihat kedua putri kembarnya

"Mas aku mau kerumah Tante Andin sama Haura,Haira biar sama kamu dulu ya"

"Kenapa ga sekalian sih Haira dibawa aja?" Revan menatap Serra bingung

"Repot mas,lagian ada kamu kan yang bisa jaga sekali kali kita bagi tugas jagain anak" tutur Serra

"Iya sudah terserah apa kata kamu, hati hati salam buat Andin"

"Iya mas"

"Loh ayah Bunda pergi tanpa aku?"
Haira bertanya dengan mengerucutkan bibirnya

Revan menangkup pipi putrinya yang satu itu
"Iraa Bunda lagi seneng seneng sama kak Ura,berarti sekarang saatnya kamu bikin waktu bahagia sama ayah oke?"

Haira mengangguk membuat Revan tersenyum.Hati Revan terasa hangat melihat senyum putrinya

"Ayah Ira pengen beli eskrim"
Tunjuk Haira kepada tukang eskrim di seberang jalan.

"Ayo kita beli" ucap Revan menyetujui

Haira berlari mendahului Revan, menyebrangi jalan raya tanpa menggandeng tangan Revan.

"Jangan lari Haira"

Revan memperingati Haira yang tengah berlari,tiba tiba Revan melihat mobil pick up melaju dengan kecepatan tinggi menuju Haira.

"Haira awas nak!!" teriak Revan berlari dan langsung mendorong Haira hingga ke arah bahu jalan.

Brakk!!

"Ayaaahhhhh!" teriak Haira

Disana Revan sudah tergeletak di tengah jalan dengan badan yang berlumuran darah,Haira menghampiri ayah nya dengan susah payah,ia tak menghiraukan luka yang berada di lengannya.

"Ayahhh bangun ayahh hiks,ayahh.."

"Tolongg tolongggg" Haira berteriak berharap seorang menolong ayahnya

Tak lama kemudian banyak orang yang mengerumuni Haira dan ayahnya.

"Jangan nangis nak,tenang ambulance sebentar lagi datang" ujar seorang pria mencoba menenangkan Haira

"Hiks om gimana ayah Ira om,ayah Ira baik baik aja kan om hiks" Haira menangis sejadi jadi nya di depan pria tadi.

"Ayah kamu gapapa nak,tenang nak" ucap nya lagi

Seorang wanita tiba tiba saja memecah kerumunan dan langsung memeluk Revan,dia Serra.

"Mas mass bangun mass jangan tinggalin kita mass hiks" Serra memeluk tubuh Revan sesekali mengguncang tubuhnya.

Haira beralih memeluk Bunda nya.

"Mau apa kamu" ucap Serra menepis tangan Haira yang hendak memeluknya

"Ini semua gara gara kamu Haira!Kamu memang anak pembawa sial!Lihat ayah kamu,lihatt Haira lihatt!!" Serra menjambak rambut Haira memaksa Haira agar melihat ayahnya.

"Shh Bunda sakit Bundaaa hiks" Haira mencoba melepas tangan Serra dari rambutnya

"Sakit?Sakit kamu bilang?Ayah kamuu lebih sakit Haira!semua ini ulah kamu!" teriak Serra

Semua orang yang berada di tempat kejadian tidak dapat meredam emosi Serra terhadap Haira.

"Bukan salah Haira Bundaa hiks"

Serra kemudian berdiri dan menjambak lagi rambut Haira dengan penuh amarah,membuat Haira berteriak kesakitan.

"Huftt hash hash mimpi itu lagi" Haira mengelap keringat di dahinya

Mimpi itu kembali lagi.

Different TwinsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz