Dua Puluh Enam

402 21 8
                                    

~Semesta bersama orang orang yang kuat 🍃~


Di sebuah kursi panjang di pojok lapangan basket, sudah ada Bima, Haira dan Rion yang sedang menginterogasi Bima tentang Aca yang menangis tadi.

"Jadi gitu, lo beneran suka Aca kan?" tanya Haira serius.

Manik matanya tidak lepas dari tatapan Bima.

"Gue harus gimana biar lo percaya?"

Rion mengangkat sebelah alisnya, melirik Haira sebentar lalu mengarahkan pandangannya kembali kepada Bima.

"Ya lo agak ngotak dikit, kalo mau nembak cewe seenggaknya jangan deket sama cewe lain! Paham nggak maksud gue?!"

"Iya"

Bima tampak lesu, dia mengakui bahwa dirinya salah, bagaimanapun caranya Bima harus kembali mendapatkan Aca, itu yang dia pikirkan sedari tadi.

"Gue bakal bilang ke Aca, kalo lo emang serius, kali aja di terima" ujar Haira.

"Boleh boleh" celetuk Bima sumringah mendengar kata Haira.

"Cowo kok minta bantuan buat dapet cewe, najis! Nggak gentle!" cibir Rion membuat Haira menahan tawa, sedangkan Bima kesal dirinya di ejek seperti itu.

"Bacot lo" umpat Bima, lalu melenggang pergi meninggalkan keduanya yang sedang menertawakan dirinya.

***

Di ruang kelas yang sedikit hening, tengah duduk tiga orang manusia.

"Aca, Bima itu serius sama lo, tadi Dara bilang gitu di hadapan lo karna tadi Bima beliin dia lollipop buat tutup mulut" jelas Haira tepat di depan wajah Aca.

Aca mengernyitkan dahi bingung atas penjelasan Haira.

"Hah? tutup mulut?" tanya Aca.

"Iya dia ngga sengaja bilang kalo dia mau temenan sama Dirga gara gara Dirga sultan, nah si Dara denger, dia mau cepu ke Dirga tapi Bima tahan akhirnya Dara minta beliin lollipop biar dia ngga ngasih tau Dirga, paham?"

Aca mengangguk, dia bingung dengan perasaannya harusnya jika alasannya sepele seperti itu untuk apa dirinya kesal, bukannya dia tidak menyukai Bima?

"Kalo lo gasuka ga mungkin lo repot-repot nangis ke Haira, cuma gara gara masalah sesepele itu"

Lagi lagi Rion berhasil menyusup apa yang di pikirkan Aca, sepertinya Rion memang seorang cenayang.

"Lo gausah so tau deh!" sengit Aca.

"Gue nggak so tau gue emang tau, gausah nyolot babi" ujar Rion tak kalah sengit.

Haira menggelengkan kepalanya melihat tingkah manusia yang sedang bersamanya saat itu.

"Gue bakal pikirin lagi tentang perasaan gue" ungkap Aca.

Tiba tiba dari arah pintu kelas, seseorang meneriakkan nama Haira. Sontak membuat Haira, Aca, dan Rion menengok ke arahnya.

Itu Alice.

"Haura kejang-kejang raa di kelas" ucap Alice panik.

Haira membulatkan matanya, kemudian bergegas menyusul Alice berlari menuju kelas Haira.

****

Sesampainya di kelas Haura, Haira melihat Haura sudah terjatuh di lantai, di sekelilingnya banyak sekali teman sekelas Haura yang hanya menonton, tidak ada satu pun tangan yang membantu Haura. Bahkan yang lebih parah, banyak dari mereka yang mengabadikan lewat kamera.

Haira langsung mengangkat kepala Haura, dan meletakkan di atas paha nya. Kondisi Haura saat ini sangat buruk, dia pingsan, bahkan cairan putih sedikit berbusa keluar dari mulut Haura.

"Haura sadarr, ayo kita ke rumah sakitt" isak Haira.

Sedangkan Alice, dia sedang memanggil pmr di UKS untuk membantu Haura.

"LO SEMUAA NGGAK PUNYA HATI, ATAU KALIAN EMANG BUTA HAH?! HAURA KEJANG KEJANG KAYA GINI, KALIAN CUMA LIATIN NGGAK ADA SALAH SATU DARI KALIAN YANG BANTU HAURA?!" teriak Rion yang emosi, sembari menatap satu persatu mata teman sekelas Haura yang sedang mengerubunginya.

"DAN LO!" tunjuk Rion kepada salah seorang siswi berambut coklat, yang sedang memegang sebuah hp bermerk iPhone.

Tiba tiba Rion mengambil hp yang berada di genggamannya, kemudian membantingnya.

"Apa-apansih lo?!, seenaknya banget banting hp gue?!" sentak gadis itu.

"Lo yang apa apaan! Temen kelas lo dalam kesusahan dan apa yang lo lakuin? Live Instagram? Lo anjing!" nada bicara Rion refleks naik satu oktaf saat menyebutkan kata anjing tepat di depan wajah gadis yang hp nya ia banting tadi.

"Heh Rion! Terserah gue dong mau ngapain, gue minta lo gantiin hp gue, hp gue ngga murah yaa, ngga mau tau pokoknya besok lo harus gantiin!!" kesal gadis itu.

Rion tersenyum miring, kemudian mengambil salah satu kartu atm di dompetnya. Melemparkan tepat di wajah gadis itu.

"Buat ganti hp lo yang murah itu!"

"Anjing!" umpat gadis itu, dia Aurine Adystia Warnson ketua kelas Haura, sekaligus sepupu Alice.

"Rion udah, tolong bantu angkat Haura" hibur Haira yang tengah terisak.

Tim PMR sudah berada sejak tadi Rion membanting hp boba milik Aurine. Kemudian Haira, Aca, dan Alice serta tim PMR membawa Haura ke rumah sakit dengan mobil khusus di sekolahnya.

"Haura kenapa?!" tanya seseorang yang tiba tiba datang ke tkp, dengan wajah panik.

"Pacar lo kejang kejang, sekarang udah jalan ke rumah sakit, lo ga becus jadi cowo, lo biarin cewe lo kesakitan disini, dan lo bisa liat-" ucapan Rion terjeda, dia menunjuk secara bergiliran teman kelas Haura yang masi di posisi yang sama.

"Orang orang nggak punya hati ini, cuma ngeliatin tanpa ada niat untuk bantu cewe lo yang sedang bertaruh nyawa!" Rion menekankan setiap ucapannya.

Teman kelas Haura mendadak menunduk, Dirga mengepalkan tangannya bersiap untuk memberi bogeman kepada teman kelas Haura, mungkin satu persatu.

"Gausah, mendingan lo susulin Haura ke rumah sakit" ucap Rion menepuk pundak Dirga.

Lalu, mereka berdua meninggalkan kelas Haura, dan menyusul Haura ke rumah sakit.

"Cih, cewe penyakitan" Aurine berdecih melihat kepergian Dirga dan Rion.








Halo ada yang kangen?

Voment nya jangan lupa hayo!

Maaf ya kalo part kali ini membosankan!!

Sampai jumpa di part 27!

Different TwinsWhere stories live. Discover now