Tiga Puluh

351 13 1
                                    

~Sakit dibalas maaf itu tidak adil🍃~



Seisi kelas tengah sibuk dengan tugas fisika yang tiba tiba teringat di benak masing masing penghuni ruangan ini. Meja para siswa yang bisa dibilang pintar dikelilingi siswa lain yang menunggu salinan jawaban. Contekan iya contekan.
"Bella laris amat jawabannya oper sana sini" cibir Bima melihat buku Bella dari meja ke meja.
"Namanya orang pinter" balas Aca cepat.
Bima, Aca, Rion, dan Haira duduk berkumpul di satu meja, ya seperti biasanya cuma kurang seorang Dirga yang tengah berkutat dengan handphone nya sedari tadi.
"Oh iya yang semalem"
Celetukkan Haira langsung membuat ketiganya menghentikan kegiatan mereka dan memfokuskan tatapannya untuk Haira seorang.
"Iya anjir, siapa yang gituin kembaran lo ya Ra nggak ada hati banget" ujar Aca.
"Rion, lo tau sesuatu kan?" tanya Haira dengan nada serius.
Bukan apa apa, jujur Haira terlalu lelah jika semua tuduhan dilayangkan kepadanya apapun itu.
"Lo semua kenal Aurine?"
Mereka bertiga mengangguk mengiyakan pertanyaan Rion.
"Kemarin hp nya gue banting, lo berdua liat" ucap Rion sembari menunjuk Haira dan Aca.
"Jadi yang ngirim chat begitu si Aurine teman kelas Haura?" bisa terdengar kali ini nada bicara Haira sedikit naik.
"Gue belum tau pasti, tapi pas gue di deket dia kemaren gue ngerasa dia punya rasa benci ke Haura, gue juga gatau alesannya tapi gue ngerasain itu"
Tiba tiba Haira beranjak dari bangkunya dan berlari keluar kelas.
"EH HAIRAAA MAU KEMANAAA LOOO, JANGAN GEGABAH!' teriak Aca membuat semua mata tertuju padanya. Tanpa pikir panjang mereka langsung menyusul Haira takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Haira tiba di kelas kembarannya, meskipun hanya di ambang pintu, tetap saja membuat perhatian seisi kelas.
"Mana Aurine?" tanya Haira kepada siapapun yang mendengarnya kali ini.
"Ngapain lo nyari gue?" balas gadis bernama Aurine dari bangku nomor empat.
"Ra, jangan..." tukas Aca yang tiba tiba datang disusul Rion dan Bima.
Haira tampak acuh, jika sudah menyangkut kembarannya tidak ada kata nanti.
"Wah bawa pasukan, kenapa nih? gue abis jadi bahan ghibah pasti hahaha" gelak Aurine disertai senyuman miring.
"Lo gausah pura pura gatau deh, gue muak banget liat kelakuan orang kaya lo" tidak ada emosi disini, tapi bisa di dengar dengan penekanan disetiap kata yang Haira lontarkan.
"Wait wait pura pura apa maksudnya, santai dong, lo dateng bawa pasukan dan lo tiba tiba bilang begitu, maksud lo apaan?"
"Gausah sok polos Rine, lo yang udah kirim chat yang bikin Haura makin down kan? Lo kalo kalah saing, saingin lagi jangan ngejatohin" bentak Haira.
Tatapan keheranan di tunjukkan dari raut muka Aurine, "Lo nuduh gue?".
Haira menatap Aurine dengan seksama, Aurine tak mau kalah, dia terus membalas dengan tatapan tajam.

Tiba tiba dari arah pintu Alice yang membawa beberapa buku di tangannya terkejut melihat keributan yang terjadi di kelasnya.
"Ada apa? pada ngapain?" tanya Alice.
"Sodara lo kirim chat buat ngejatohin Haura, dan sekarang dia gamau ngaku!"
"Jaga omongan lo anjing! Gue ga ngelakuin mana mungkin gue mau ngaku!" Aurine mencekal kerah baju Haira.
Haira tersenyum miring lantas melepas paksa tangan Aurine yang mencengkram erat kerahnya.
"Kalo nggak salah gausah emosi bangsat!"
Kali ini tatapan Aurine mengarah ke Alice yang hanya berjarak lima langkah darinya.
"Kalian nggak curiga sama yang katanya sahabat karibnya Haura? Dia orang terdekat Haura kan? Lagi marak kasus nusuk temen dari belakang" ucap Aurine dengan tatapan sinis.
"Kok gue? Gue aja gatau ini kenapa, jaga mulut lo Rine!" bentak Alice tak terima.
"Sstt santai, kata Haira kalo nggak salah gausah emosi bangsat" gelak tawa Aurine seakan menjadi angin di sela kebakaran.
"Ra gue gatau apa apa!" Haira tampak berfikir sejenak, perkataan Aurine memang ada benarnya.
"Cek WhatsApp" celetuk Aca tiba tiba.
"Biasa aja, gausah panik gitu, katanya ga salah?" sindir Rion yang melihat Aurine sedikit kelabakan.
"Gue biasa aja anjing gausah nuduh lo, lagian WhatsApp itu pribadi mana bisa cek cek seenaknya" bentak Aurine.
"Bacot mana hp lo!" kini Haira yang bertindak, dia merebut hp yang berada di genggaman Aurine.
"Apaan sih lo! Gue gamau!"

"Berenti!" ucap seseorang yang tiba tiba saja datang tanpa di undang.
"Gausah repot-repot cek WhatsApp nya, itu emang Aurine yang ngirim-"
"Lo lupa ya? Lo pernah pake nomor itu buat nanya tugas ke gue Aurine Adystia Warnson" itu Dirga, yap! pacar kembaran Haira.
Tanpa membalas apapun Aurine langsung berlari keluar kelas mendengar penuturan Dirga.
"Woi mau kemana lo!" teriak Haira seraya mengejar Aurine namun tangannya dicekal Aca.
"Udah Ra, Tante Serra juga udah gue kasih tau, lo aman sekarang" ujar Dirga.
"Sorry gue sempet nuduh lo Lice"
"Santai Ra, Aurine emang jago banget giring opini publik" balas Alice.
"Kira-kira kenapa Aurine ngirim kaya gitu ke Haura?" Bima melontarkan pertanyaan yang membuat semuanya menatapnya.
"Dia dendam sama gue kayanya, gue banting hp dia pas dia ngelive iG di momen Haura kejang" jelas Rion dan dibalas anggukan teman-temannya.
"Gue harus tetep awasin Aurine, setelah kejadian ini, pasti dia bakal lebih nekat ke Haura ataupun ke kita" celetuk Haira.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Different TwinsWhere stories live. Discover now