Dua Puluh Lima

524 34 4
                                    

~Semua resiko bisa di selesaikan dengan hati bisa juga dengan sebuah dekapan hangat~ 🍃

"Nih permen lollipop warna biru sama hijau pesenan lo" Bima menyodorkan sebuah lollipop kepada Dara.

Mata Dara berbinar seraya langsung merebut lollipop di tangan Bima.

"Makasih Bimaa!" ujarnya kemudian dengan penuh semangat membuka bungkus lollipop itu.

Bima melirik Aca yang berada di bangku nomor dua setelah bangku Dara.

'Tumben tuh bocah diem aja' batin Bima, kemudian hatinya tergerak untuk mendekati Aca yang sedang melamun.

"Aca!" panggil Bima sedikit lantang.

"Apasi!" ujar Aca sensi.

"Lo kenapa sih, diem terus dari tadi gue liat liat, ada masalah?" tanya Bima lembut kemudian duduk di depan Aca lalu menatap mata cantik Aca.

Aca yang merasa sikap Bima menjadi lebih hangat dari biasanya yang seperti setan, sedikit memporak porandakan hatinya yang sedang tidak baik.

"Jangan natap gue gitu!" titah Aca menuntut.

Bima tertawa, kemudian mengacak rambut Aca yang indah.

"Apasih Bim, rusak rambut gue!"

Aca jengkel karena rambut yang dia sisir tadi pagi rusak tatanannya dengan beberapa detik.

"Lucuu bangett sih, jadi pacar gue ya?"

Bima mengulum bibirnya saat mengucapkan tadi, bisa bisa nya pita suaranya mengeluarkan ucapan tak terduga itu.

"Hah?!" ucap Aca mematung.

Bima dan Aca sama sama kaget atas penuturan Bima tadi yang terjadi begitu cepat alias refleks.

"Jadi pacar gue? mau?" tanya Bima sekali lagi, ini pertanyaan yang dari lubuk hati bukan refleks seperti tadi.

"Bima, lollipop nya enak makasih sekali lagi!" teriak Dara kegirangan dengan mengecap lollipop di tangannya.

"Gue pikir pikir lagi buat pertanyaan lo yang tadi Bim" kata Aca yang mendengar teriakan Dara tadi. Kemudian Aca meninggalkan Bima keluar kelas.

"Dara goblok! Gue lagi nembak Aca padahal! Kalo gini kan, image gue jadi jelek di mata dia!" umpat Bima kepada diri sendiri tak lupa menjambak rambut badai nya.

Bima menyusul Aca dengan sedikit berlari, sampai saat melewati bangku Dara, Dara menahan tangannya membuat dirinya terhenti.

"Apa lagi Dar?"

Sepertinya Bima frustasi.

"Lollipop nya beliin satu lagi ya?" pinta Dara dengan puppy eyes andalannya.

"Ngga! minta sama cowo lo, minggir!"

Bima melepaskan tangan Dara kasar membuat tangan Dara terhempas sedikit keras sehingga membentur meja.

"Awshh sakit hiks" titah Dara kesakitan.

Bima berdecih mendengar rintihan dari mulut Dara lalu melanjutkan langkahnya.

Taman belakang sekolah, tujuan Aca sekarang, dia sendirian yang biasanya di temani Haira di sampingnya tetapi dia sedang mode cuek kepada Haira.

"Acaaa!!" teriak Bima ketika melihat surai rambut Aca di kursi taman.

"Berisik" umpat Aca yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.

Bima yang tidak mendapat sahutan dari Aca langsung mendekatinya dan duduk persis di samping Aca.

Different TwinsWhere stories live. Discover now