02: Meet again

382 96 57
                                    

15 tahun yang lalu

"Wonpil!"

Pemuda berkacamata kotak yang tengah mengintip dari balik tirai panggung itu menengok ke belakang. Teriakan seseorang membuatnya segera berlari kecil menghampiri pemuda dengan potongan rambut mullet.

"Ada apa?"

"Dongmin, dia tidak bisa datang."

Younghyun menyugar rambutnya ke belakang dengan frustasi.

Tangan Sungjin yang tengah menyetem gitar terhenti seketika. Tentu hal buruk bisa terjadi, tapi bukan ini yang Sungjin maksud buruk. Kekurangan pemain terpenting dalam lagu yang mereka pilih saat beberapa menit lagi akan tampil itu buruk, sangat buruk. Kemungkinan terburuknya adalah mereka batal tampil.

Sungjin merebut ponsel lipat jadul Younghyun dan membaca pesan yang Dongmin kirim.

Hyung, aku tidak bisa tampil hari ini. Maafkan aku.

Sungjin memejamkan matanya kuat. Uang yang mereka keluarkan untuk mendaftar kontes ini tampak sia-sia. Kerja keras mereka untuk latihan seperti terbuang begitu saja. Sungjin terlihat begitu kesal dan marah dengan situasinya sekarang.

"Baiklah, sekarang kita kekurangan pemain, Dongmin juga tidak memberikan alasannya. Ada yang lebih buruk?"

"Kita tampil sepuluh menit lagi," timpal Wonpil setelah melihat jam tangannya. Sungjin mendecak, kemungkinan terburuk sepertinya akan terjadi.

Pria berkacamata bulat yang sedari tadi diam tiba-tiba berkata, "Kita tetap bisa tampil. Cukup cari seseorang yang tahu cara bermain drum."

Solusi yang bagus. Lagu yang mereka pilih juga lagu yang belum lama rilis, tapi apa ada yang tahu cara memainkan alat musik pukul itu? Jaehyung tidak berpikir panjang. Di tahun ini, drum adalah barang mahal. Tidak banyak orang yang memilikinya apalagi sampai tahu cara memainkannya.

"Hm, permisi. Apa ini belakang panggung?"

Mereka berempat menoleh bersamaan ke arah pintu masuk belakang panggung. Seorang pemuda dengan potongan rambut chestnut yang mengenakan tanda pengenal khas mahasiswa baru itu terlihat bingung dengan tempat di mana ia berada sekarang.

"Kau. Bisa main drum tidak?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Jaehyung membuat pemuda itu kebingungan. Ia menengok kebelakang lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Ak–aku?"

"Ya, kau. Siapa lagi memangnya yang kutunjuk? Kau bisa main drum tidak?" tanya Jaehyung lagi.

Mahasiswa itu mengganguk dengan ragu-ragu.

"Ya sudah, dia saja," ungkap Younghyun. Tidak ada waktu untuk pilih-pilih.

"Baiklah. Kau masuk ke tim. Wonpil beritahu dia." Sungjin memberi perintah pada Wonpil.

Dari pada kekurangan orang dan musik mereka jadi aneh, lebih baik memasukkan orang asing ke tim. Seratus kali lebih baik.

"Siapa namamu?" tanya Wonpil pada mahasiswa baru.

"Yoon Dowoon. Apa aku benar-benar akan tampil? Maksudku aku benar-benar bergabung dengan band ini?"

"Sayangnya, ya. Kami sedang kekurangan anggota. Orang yang seharusnya menempati posisi drum tidak bisa datang makanya kami memerlukan bantuanmu," kata Wonpil sambil menggiring mahasiswa bernama Dowoon itu ke bagian drum.

Wonpil memberi tahu judul lagu yang akan mereka tampilkan. Selama beberapa menit, Wonpil fokus membantu Dowoon menyesuaikan ritme dan memberikannya sedikit arahan tentang aksi di panggung nanti. Untungnya anak itu cepat mengerti jadi Wonpil tidak perlu keluar tenaga ekstra untuk mengajarinya.

Days Gone ByWhere stories live. Discover now