09: New things happen

175 60 11
                                    

Sejak kejadian di mana Yeonju tertidur di tengah-tengah operasi, perempuan itu jadi enggan bertemu dengan Dokter Park. Ia masih menemani dokter itu visite dan melaporkan follow up, tapi untuk menatap manik matanya, agaknya Yeonju masih tidak berani. Bukan karena takut tapi karena malu.

Dokter Park adalah sosok panutannya sejak menjadi residen di rumah sakit ini. Yeonju paling benci ketika dirinya malah mengecewakan orang yang ia hormati.

Bagi Yeonju, Dokter Park adalah idolanya dan selayaknya idola yang lain, Dokter Park memiliki tempat spesial di hatinya. Bukan mengarah pada hal romantis tapi lebih sebagai seseorang yang bisa meyakinkan hatinya untuk mengejar cita-cita yang mulia ini. Terkadang Dokter Park mengingatkannya dengan dokter yang dulu menenangkannya selagi ayahnya berada di ruang operasi. Seperti itulah Dokter Park di mata Won Yeonju.

Karena masih dalam misi menghindari Dokter Park, Yeonju memilih untuk mengajak para dokter muda atau biasa disebut co-ass untuk melakukan tour rumah sakit. Setelah kurang lebih lima belas menit berkeliaran di bagian ER, Yeonju mengajak mereka berdua ke area ruang rapat.

"Ini ruang rapat. Kalau ada pasien yang harus dikoordinasi dengan dokter spesialis lain, ruangan ini yang biasanya dipakai," ujar Yeonju. "Di sebelah juga masih ada satu lagi," lanjutnya sambil menunjuk satu ruangan lagi yang berada di paling pojok.

"Ayo masuk."

Seperti yang dikatakan, niat Yeonju mengadakan tour rumah sakit dadakan ini tidak lain adalah untuk menghindari Dokter Park. Tapi matanya malah menangkap dokter itu sedang duduk di ujung meja sana.

Suasana ruangan yang tadinya memanas karena argumen beberapa dokter kini berubah menjadi hening dengan kedatangan Yeonju dan dua orang yang kebingungan di belakangnya.

"Wah, wah. Kita kedatangan tamu. Sini, sini masuk."

Salah satu dokter menyuruh Yeonju dan dua mahasiswa di belakangnya untuk berdiri di depan meja rapat. Di dekat layar proyektor yang masih menyala, Yeonju dapat melihat chief residennya duduk dengan wajah bingung sekaligus kaget. Pasti di kepalanya sedang bertanya-tanya kenapa perempuan ini tiba-tiba datang dan siapa dua orang di belakangnya?

"Dokter Won sepertinya salah masuk ruangan," ujar salah satu dokter sambil terkekeh melihat tiga anak manusia di hadapannya.

Yeonju tersenyum canggung. "Aku tidak tahu kalau ruangan ini sedang dipakai rapat." Yeonju menundukkan badannya begitu juga dengan dua orang di belakangnya.

Saat Yeonju menegakkan badan,  pandangannya langsung tertuju pada Dokter Park. Setelah ketiduran di OR, kenapa sekarang ia malah harus salah masuk ruangan? Memalukan.

"Karena kalian di sini, bagaimana kalau kita dengarkan alasan kalian masuk kedokteran."

Sementara dua mahasiswa di belakangnya gelagapan usai mendengar usulan Dokter Lee, Yeonju sibuk melirik Dokter Park, mengecek seperti apa ekspresinya. Pria yang duduk di ujung meja itu hanya tersenyum kecil sambil memijat kecil tangannya. Yeonju sedikit tertegun. Dokter Park menatapnya dengan mata yang entah kenapa Yeonju juga tidak tahu artinya.

"Mulai dari kiri. Kenapa kau memilih kedokteran?"

Sesi tanya jawab dimulai. Mahasiswa laki-laki yang berdiri di sebelah kiri otomatis menjadi yang pertama menjawab pertanyaannya.

Dengan percaya diri mahasiswa itu menjawab, "Ak–aku masuk karena kemauan sendiri."

Jawabannya otomatis dihadiahi tepuk tangan kagum. Bagaimana tidak. Rata-rata mereka yang masih berstatus mahasiswa akan menjawab bahwa mereka dipaksa masuk kedokteran dengan bumbu drama terselip di ceritanya.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang