11: Beginning of all

174 44 12
                                    

Dengan pakaian santai—kaos dilapisi jaket bomber biru dongker dan celana training panjang, Jae berjalan menuju lift apartemen. Hari ini adalah weekend. Dowoon pergi entah ke mana, oleh karena itu Jae juga memutuskan untuk pergi ke luar.

Sesampainya di depan lift, Jae melihat seorang perempuan sedang berdiri menunggu sama seperti dirinya.

"Pagi."

Perempuan itu menundukkan kepalanya sedikit untuk menyapa.

Jae hanya tersenyum membalas sapaannya. Tidak lama lift yang ditunggu datang. Jae dan perempuan tadi masuk ke dalam lift. Pria dengan bomber ini memilih untuk berdiri di pojok belakang, tempat favoritnya.

Jae mengamati penuh seksama perempuan di depannya. Tas gitar yang dikenakan perempuan itu membuat tubuhnya tenggelam oleh tasnya sendiri. Kalau Jae lihat-lihat, memang perempuan ini memiliki badan yang kecil. Jika saja Jae berdiri tepat di sampingnya seperti tadi, perempuan ini akan tampak seperti kurcaci. Benar-benar kecil.

Pintu lift terbuka di lobi. Perempuan tadi keluar dan menyisakan dirinya di dalam kotak besi ini sendirian. Tujuan Jae adalah basement karena mobil terpakir di sana. Sebenarnya ia lebih suka parkir di luar, tapi itu kalau parkirannya kosong, kalau penuh, ia terpaksa harus parkir di basement.

Jae masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin, lalu melaju pergi dari area apartemen menuju kafe Lyra.

Jae masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin, lalu melaju pergi dari area apartemen menuju kafe Lyra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melelahkan.

Satu kata yang menggambarkan keadaan Yeoreum sekarang.

Hari ini hari sabtu tapi ia masih berkutat dengan para pasien. Yeoreum sudah berjaga di ER selama tiga hari berturut-turut dan selama itu juga pasien yang datang adalah pasien luka berat. Tiga hari yang berjalan seperti di neraka.

"Aku ingin dilayani dokter laki-laki! Kalau tidak ada, aku tidak mau diobati."

Lihat, ini yang Yeoreum maksud neraka. Pasien yang tidak bisa diajak kerja sama dan banyak maunya adalah tipe pasien yang sangat ia hindari. Terlebih lagi pasien laki-laki ini merendahkannya. Menyebutnya sebagai dokter yang tidak becus hanya karena perban tangannya miring. Padahal salah pasien itu sendiri, dia bergerak ke sana kemari sehingga perban tangannya juga ikut miring.

"Ahjussi, tolong jangan banyak gerak. Nanti perbannya miring dan lukanya tidak akan sembuh," ujar Yeoreum penuh kesabaran. Meskipun senyum ramah terukir di wajah lelahnya, hati Yeoreum ingin memaki.

"Dasar perempuan berisik. Aku mau dokter laki-laki sekarang! Dokter perempuan tidak becus. Hanya memasang perban saja miring," cemoohnya. "Cepat panggilkan dokter laki-laki," lanjut pria paruh baya ini penuh perintah.

Kandas sudah senyum ramahnya. Dengan melempar kasar perban ke nierbeken yang ada di sampingnya, ia pergi dari hadapan pasien kurang ajar itu dan mencarikannya dokter laki-laki seperti maunya.

Days Gone ByWhere stories live. Discover now