17: Interaction

72 21 6
                                    

Jae keluar dari taksi dengan raut kesal.

Raut kesal yang tercetak di wajahnya tak lain dan tak bukan adalah karena tarif taksi yang menurutnya tidak masuk akal. Uang yang melayang dari dompetnya setara dengan jarak tempuh untuk keluar kota. Not make sense!

"Aku tidak bisa setiap hari naik taksi. Let's think another option. I can take a bus." Jae menjentikkan jarinya ketika sebuah ide cerdas muncul. "No, no, not bus. I have him!" katanya penuh semangat.

Him yang dimaksud adalah siapa lagi kalau bukan Yoon Dowoon. Pria itu 'kan sekarang sedang menumpang di apartemen Jae. Alasan yang tepat untuk menjadikan mobil Dowoon sebagai transportasinya. Dowoon tinggal sementara di unitnya dan Jae menumpang selagi Rust diperbaiki. Simbiosis mutualisme.

Jae mengeluarkan ponselnya dari saku. Ia mendial nomor Dowoon, tapi tak ada jawaban. Aneh sekali Dowoon tidak menjawab panggilannya. Setahunya, Dowoon itu yang paling cepat menjawab panggilan. Jae beralih menelepon sahabat karib Dowoon, tentu saja orang itu adalah Kim Wonpil.

"Ada apa?"

"Apa Dowoon bersamamu? Tadi dia kuhubungi tapi ti–"

"Jangan tanya padaku! Aku sedang malas berurusan dengan Yoon Dowoon!"

Suara menggebu-gebu di seberang sana menandakan kalau Wonpil masih belum bisa memaafkan Dowoon atas pengakuannya tadi sore.

Jae memutar bola matanya malas. "Apa ini masalah tadi sore? Ya Tuhan. Jangan berlebihan. Itu adalah masa lalu. Lupakan saja."

"Jangan berlebihan? Lupakan saja? Hyung tidak tahu rasanya membuat ulang puluhan ker–"

Suara protes Wonpil begitu keras hingga membuat Jae menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga.

"Ya, ya, aku mengerti. Kau sedang tidak bersama Dowoon. Dah."

Jae memutuskan panggilan. Wonpil tidak membantu sama sekali. Tangan Jae mendial nomor lain.

"Bri? Kau di sana?" tanya Jae. Ia tidak mendengar suara apa pun setelah panggilan terhubung.

"Ya, ya, aku di sini. Ada apa?"

Suara Brian langsung menyapa cepat telinga Jae.

"Kau masih di rumah sakit?"

"Sedang makan di ruanganku. Kenapa?"

"Apa kau lihat Dowoon? Aku mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat."

"Dowoon? Aku tidak melihatnya seharian ini. Mungkin di ruang operasi?" jawab Brian dengan suara seperti mengunyah.

"Ah, benar. Kenapa aku tidak berpikir ke sana." Jae baru sadar kalau ia sama sekali belum berpikir ke arah di mana alasan Dowoon tidak menjawab teleponnya adalah karena sedang ada operasi.

"Kenapa mencari Dowoon?" Suara Brian beradu dengan suara seruputan makanan.

"Ada yang harus kubicarakan dengannya. Apa yang sedang kau makan? Berisik sekali." Suara seruputan Brian sangat menganggu telinga Jae karena terdengar nyaring.

Days Gone ByWhere stories live. Discover now