hidup di rumah besar yang berisi kakak dan juga maid tidak membuat Alleta senang, disekolah tersenyum senang namun dirumah ia terpuruk. seolah memiliki dua jiwa dalam satu raga.
ini tentang Alleta, gadis yang berusaha memecahkan misteri penyebab kem...
Beberapa menit kemudian, Alleta malah bersandar pada meja dapur sambil memainkan handphone nya. Men-scroll Twitter dari atas ke bawah. Terlalu asik, hingga cewek tersebut melupakan dua orang yang sedang menunggu di ruang tamu. Bahkan Kean saat ini sudah berada di dapur dengan pandangan datarnya.
Ehem!
Alleta menoleh ke arah suara berasal, lalu kembali lagi melihat handphonenya. Seolah tersadar, cewek tersebut menepuk dahinya pelan.
"Kopinya, g-gue gak bisa bikin." Ucap Alleta memelas.
Kean mendekat secara perlahan-lahan ke arah Alleta. Lalu menyudutkan Alleta.
"Belajar," bisik cowok tersebut pelan.
Alleta mengerjapkan matanya pelan, lalu mendorong dada Kean.
"Minggir!"
Kean menyingkir, cowok tersebut langsung menatap dua buah cangkir dan bungkus kopi good day yang sudah di siapkan Alleta. Tangan Kean dengan cekatan menyiapkan kopi itu sendiri.
Idaman banget
Batin Alleta bersuara, menatap tubuh tegap Kean dari belakang. Pelukable.
Alleta masih menatap punggung Kean, membayangkan jika dirinya bersandar disana. Dan seketika pipi Alleta memerah.
Prakk
Lamunan alleta buyar, dia dan Kean sama sama menatap ke arah batu yang terbungkus kertas laku beralih ke arah jendela yang terbuka.
Alleta menatap Kean, lalu Kean berjalan pelan ke arah jendela melihat ke kanan dan kiri yang memang sama sama gelap, tidak ada siapapun disana.
Sementara Alleta, cewek itu meraih batu yang terbungkus sebuah kertas dan memperlihatkan nya kepada Kean.
"Siapa?" Tanya Alleta.
Kean menggeleng.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Gue bantu lo mecahin teka teki." Ucap Kean tiba tiba.
Alleta mendongak, menatap Kean yang juga menatap dirinya.
"Lo, tahu?"
Kean tidak menjawab, namun Alleta sudah tahu jawabannya.
Alleta kembali menatap kertas yang ia dapatkan, apa maksud dari semuanya?
"1989, tahun?" Gumam Kean.
Alleta menggaruk tengkuknya tidak mengerti, dia tidak memahami maksud dari deretan angka dengan kata kunci 17.
"Heh! Lo berdua malah pacaran di dapur."
Alleta langsung menyembunyikan kertas tadi di belakang tubuhnya. Menetralkan ekspresi wajah Alleta yang tadi terlihat kebingungan.