"Kean, ayo naik." Ajak Alleta.
"Males."
"Lo laki kok malesan sih!"
"Serah."
Alleta cemberut, dia meloncat loncat dan merengek seperti anak kecil. Masa iya sih dia harus naik sendirian. Ada Kean kenapa harus sendiri? Kenapa gak di manfaatin?
"Aduh!"
Pekik Alleta saat kakinya malah keseleo. Salahkan dirinya, sudah tahu sepatu nya mempunyai hak yang tinggi, malah loncat seperti anak kecil.
Kean diam, cowok tersebut tak membantu Alleta yabg sudah terjatuh.
"Kean bantuin."
"Harus?"
Alleta mengangguk lalu mengulurkan sebelah tangannya dan langsung di genggam oleh Kean. Namun, belum sempat berdiri, dirinya sudah terjatuh lagi, kaki kirinya sangat sakit.
"Kean sakit."
Kean mendudukkan tubuhnya, setelah itu yang Alleta rasakan adalah dia melayang. Kean menggendong dirinya dan berjalan menuju bangku terdekat.
"Pecicilan banget sih lo."
Alleta cemberut, kakinya sakit. "Sakit Kean!"
Kean hanya bisa menggelengkan kepalanya, cowok itu lalu berjongkok dan melihat pergelangan kaki Alleta setelah sepatunya Ia lepas dengan pelan. Yah walaupun Alleta teriak teriak.
Kean hendak menyentuh kaki Alleta. Tangannya sudah terulur.
"Kean sakit!!"
Kean mendongak, "gue belum nyentuh!!" Tuhkan Kean udah mulai emosi.
"Yaudah lanjutin." Balas Alleta santai.
"Jangan! Gak siap gue." Ujar Alleta mendramatisir.
Kean hanya bisa memutar bola matanya.
"Lemah."
Alleta melotot tak terima, enak saja lemah. Ini beneran sakit!
"Gue tuh kuat, buktinya kalo lo hukum gue b aja."
"Yaudah ayo!" Ajak Kean tidak jelas.
"Apa?" Tanya Alleta bingung.
"Main."
"Hah?" Alleta melongo, main? Main apaan? Anu? Kok Kean pikiran nya kayak gitu sih.
Kean berdecak, dia menjitak kepala Alleta. "Pikiran lo!"
Alleta mengusap kepalanya, melirik sinis Kean yang masih berjongkok dekat dengan kakinya. "Ya lo sih gajelas. Gue kan kiranya main itu."
"Apa?"
"Gajadi." Jawab Alleta sambil menunjukkan cengiran bodohnya.
Alleta menatap bianglala yang tidak jauh dari tempat nya. Dia ingin mencoba wahana tersebut.
"Kean, gue pengen naik bianglala."
"Kaki lo keseleo, buta?" Ucap Kean sinis.
"Kasar banget sih lo!"
"Bodo!"
Alleta segera memasang wajah sedihnya, "tolong ini pacar saya gak mau tanggung jawab." Teriak Alleta berusaha meneteskan air mata.
Beberapa orang menoleh ke arah mereka, "kenapa mbak?"
"Ini bu, pacar saya-"
Kean segera membekap mulut Alleta, cewek ini benar benar nekat. "Tidak apa apa bu." Jawab Kean sambil menunjukkan senyum terpaksa. Ibu ibu tadi menggelengkan kepala lalu pergi, sementara Kean, cowok itu menatap tajam Alleta yang tengah mengeluarkan senyum kemenangan nya.
YOU ARE READING
PSEUDO (END)
Teen Fictionhidup di rumah besar yang berisi kakak dan juga maid tidak membuat Alleta senang, disekolah tersenyum senang namun dirumah ia terpuruk. seolah memiliki dua jiwa dalam satu raga. ini tentang Alleta, gadis yang berusaha memecahkan misteri penyebab kem...
PSEUDO 5
Start from the beginning
