"Setelah Ayah dan Ibuku meninggal hampir setiap malam sebelum aku tidur, aku selalu berharap agar keesokan paginya aku tidak terbangun lagi, tapi setelah aku bertemu dengan wanita itu aku tidak pernah lagi berharap demikian, karena aku ingin tetap hidup agar bisa selalu berada disisinya"

Mata Irene berkaca-kaca mendengar penuturan Felix
"Apa kau mencintainya?"
Tanyanya lirih sembari menahan air mata yang telah membendung dipelupuk matanya

"Awalnya aku tidak yakin dengan perasaanku, aku fikir ini hanyalah rasa iba karena dia merelakan dirinya terluka demi menyelamatkan aku"

"Terluka?"
Tanya Irene bingung

Felix mengalihkan tatapannya dari Irene
"Hari itu Bobby dan teman-temannya ingin mencelakaiku agar aku tidak bisa ikut sebagai utusan ke olimpiade, dengan cara mematahkan tanganku"

Mata Irene menyipit mendengar penuturan Felix

"Tapi wanita itu datang menyelamatkan aku, dia rela menggantikan tangannya untuk dipukuli oleh Bobby, dan karena kejadian itu dia kehilangan kemampuan untuk menggerakkan jari-jarinya, tidak hanya itu saja wanita itu juga mengorbankan punggung kecilnya dihantam oleh stick baseball hanya untuk melindungi aku dan karena kejadian itu tujuh rusuk sejatinya patah"
Felix tersenyum getir mengingat kejadian mengerikan itu
"Wanita itu mengorbankan impiannya sebagai seorang pelukis hanya untuk menyelamatkan mimpi seorang pria yang setiap malam berharap mati dikeesokan paginya"
Felix kembali menatap Irene yang ada disebelahnya
"Jika kau ada diposisiku, kau juga akan merasakan kebingungan yang sama bukan?"

"Lalu bagaimana kau bisa yakin bahwa kau mencintainya?"

"Tepat setelah aku menyatakan cintaku padamu"

Irene bingung dengan maksud ucapan Felix
"Bagaimana bisa kau___"

"Malam ketika kita berada dikamar hotel, saat itu tanganku memang memelukmu namun hati dan fikiranku hanya kepada wanita itu"

Hati Irene teriris mendengar semua pengakuan Felix
"Karena itu kau tidak mau menyentuhku?"

Felix menganggukkan kepalanya sebagai jawaban
"Malam itu ingin rasanya aku berlari menemuinya"

"Kenapa kau tidak melakukannya?"

"Karena aku kasihan padamu"

Air mata yang sejak tadi ditahan oleh Irene akhirnya jatuh begitu saja dipipi cantiknya

"Maafkan aku, sungguh aku sangat menyesal"
Ucap Felix dengan rasa bersalah
"Aku tidak tau jika manusia dapat berubah secepat itu"
Ucapnya coba membela diri

"Kau benar-benar menyakitiku Felix"
Ucap Irene pilu

"Maafkan aku Irene,,sungguh aku begitu menyesal"
Ucap Felix penuh sesal
"Aku telah coba untuk memikirkanmu tapi wanita itu telah menguasi segala fikiranku"

Irene semakin terpukul mendengar kejujuran Felix
"Kau sangat melukaiku Felix"
Ucapnya kecewa

Irene mengalihkan tatapannya dari Felix lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya
"Kau membuatku terlihat begitu menyedihkan"
Ucapnya lirih ditengah isakannya

Felix merasa bersalah karena sudah melukai perasaan Irene namun ia tidak punya pilihan lain, karena ia tidak mau jika Irene terus berfikiran bahwa dirinya mencintai Irene

Felix menepuk-nepuk punggung irene dengan lembut untuk menenangkannya

****
<<

Miroh Apartment…

Dengan langkah lemah Felix memasuki apartmentnya dan melihat Jie duduk disofa dengan memeluk lututnya
"Kau bilang akan menungguku, tapi akhirnya aku yang menunggumu"
Ucap Jie begitu mendengar suara dentingan lift

CHANGE • Felix LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang