Promnight (menyambutnya)

395 16 2
                                    

"Sean....." yang tadinya aku menunduk terduduk seketika mengangkat wajah karena teriakan seseorang.

"Seann.." teriaknya lagi sambil melambai tangan.

"bang geo.." lirihku, lalu aku bangkit mendekati mobilnya.

#Flashback on...

Aku masih kepikiran dengan percakapan aku sama bang geo kemarin dan sampai sekarang aku belum berubah keputusan. Tapi, satu sisi yang dikatakan bang Geo ada benarnya juga.

"uhhh, kenapa aku jadi stres gini sih.., seharusnya aku tak memperdulikan apa maksud tujuan sean meminta ku datang."

"ck, tapi tetap aja aku penasaran. Apa sih sebenarnya tujuan kamu sean? kamu bener-bener membuat aku bimbang."

Aku kembali terdiam, merenung bahkan mengingat pertemuan dan kisah ku dulu pada Sean, dimana aku yang matian mencintai bahkan mengejar dia.

Mengingat itu, seakan hatiku sakit kembali. Andaikan aku tak bertemu dia, andaikan aku tak jatuh cinta padanya, mungkin aku tak seperti sekarang ini.

Jatuh sudah air mataku, mengingatnya sungguh menyesakkan hatiku. Menangi dan menangislah yang bisa ku lakukan sekarang.

"sesakit apa pun hatiku, aku akan selalu mencintaimu sampai aku menghembuskan nafas terakhir."

"hiks..hiks..sean..hiks.." tangisku semakin tak terbendung lagi.

Ceklekk..!!

"micheleee..." aku masih menangis dan menghiraukan suara itu.

"michele, kamu kenapa dek? Ada yang sakit?" paniknya.

"hiks..aku gapapa kok bang." abang langsung mengapit kedua pipiku.

"bohong..kamu bohong dek.., kasih tahu apa kenapa? kenapa kamu menangis?"

"aku merindukannya bang.., aku sangat mencintainya bang." abang langsung memeluk aku.

"abang sudah katakan, datanglah ke acara promnight, temui sean, temui juga maksud tujuan sean." aku tetap menggeleng kuat.

"engga bang.., michele tetap ga mau.."

"tapi dek, dari pada kamu tersiksa seperti ini lebih baik kamu datang, melepas rindu pada sean."

"hiks.hiks..michele tetap ga mau bang, pliss jangan paksa michele., melihat dia justru membuat aku semakin susah melepaskannya."

"iya.baiklah.., abang ga akan memaksa kamu kalau kamu tetap ga mau datang kesana. Jangan nangis dek..jangan seperti ini lagi."

"uhuk..uhuk..aauww.." aku terbatuk dibarengi sesak nafas.

"dek..dek.., kamu gapapa?"

"aa..aku gapapa bang, cuma pusing aja."

"astaga, kamu istirahat aja ya.." aku pun mengangguk lemah, lalu....

"ueekkk..ueek...." aku kembali menangis frustasi ketika melihat darah mucrat dari mulutku dan itu membuat abang panik.

"ya Tuhan..., michele...michele..kamu berdarah dek.." paniknya dan langsung menggendong aku.

"abang..., sakit..."

"iya..iya kita kerumah sakit ya?"

"ga usah bang., aku mau istirahat dikamar ini aja. Michele bobo disini aja."

"tapi dek..."

"pliis bang, disini aja.." terdengar abang menghembus nafas kuat.

"iya..iya., michele bobo disini aja ya?"

Hingga Nafas Terakhir Where stories live. Discover now