Kembali terluka

768 43 2
                                    

Sejak saat dimana dia menemaniku bermain ps dengan jordan dikamarku, dimana dia juga menyuapi ku makan bronis buatannya dan seharian itu memang kedekatan kita lebih intens bahkan saat disekolah. Hubungan kita lebih baik, maksudnya aku udah berkurang  bersikap kasar dengannya.

Berbulan telah terlewati apa lagi sekarang kita dalam menghadapi ujian kenaikan kelas, michel lebih sering berkunjung kerumah ku tepatnya karena aku, glo, jordan dn michel belajar bersama dirumahku.

Ada yang buat aku kaget ternyata sampai sekarang glo belum pernah bermain kerumah michel, jadi aku pernah menawarkan diri untuk antar dia pulang kerumah tapi dia menolak.  Ada apa ya?

"sean.." aku pun tersadar dari pikiranku.

"ya kenapa?"

"kamu kenapa bengong gitu? Kerjakan soalnya, waktu bentar lagi mau habis. Gimana sih.." geramnya.

"oh iya.." jawabku singkat lalu kembali konsentrasi kerjakan soalnya.

Dan sekarang bel berbunyi tanda jam istirahat apa lagi kalau bukan kantin tujuan kami, harus banyak minum karena setelah ini ujian praktek olahraga pasti akan banyak menguras tenaga.

Aku mengerit saat melihat glo berjalan kekantin tanpa glo, bukannya dia udah kembali bergabung bersama kami dikantin, kenapa sekarang dia ga terlihat.

"michel mana?" tanyaku

"hufth..., dia lagi ga mood bang."

"maksudnya?" tanyaku heran.

"ntah lah, katanya ngantuk sih..tapi firasat aku ga enak juga nih."

"sakit menurut mu?" tanya jordan

"mungkin karena mukanya pucat juga aku lihat."

"kalau iya kenapa kau ga temani dia sih dek? Kalau terjadi apa-apa gimana?" panik kubdan itu membuat mereka kembali melongo.

"khawatir bang? Tumben banget, biasanya juga abang bodoh amat sama dia.  Udah mulai suka sama dia?" ucapnya sedikit sinis.

"iya betul tuh, udah berapa bulan ini juga kau udah ga pernah marah-marah dan bentak-bentak dia lagi.  Aneh sih sebenarnya bro, tapi bagus juga sifat kasarmu berkurang. Beneran udah terima kehadiran michel?" kali ini jordan yang bicara dan itu membuat aku menelan ludah seakan aku termakan omongan ku sendiri.

"mau kalian apa sih? Kasar salah, baik juga salah." sewotku.

"bukan gitu sih bang, ya aneh aja sih..., tapi aku harap kamu ga ada maksud dibalik perubahan sikap kamu sama michel." ucap glo penuh penekanan.

"auh akh..., pikiran kalian terus sama ku." lalu aku bangkit dari bangku.

"hey, mau kemana bang?" tapi aku diam aja.

"kalau kamu mau hampiri michel jangan dulu deh, mungkin dia beneran ngantuk soalnya dia tidur dikelas, biarkan dia istirahat dulu apa lagi habis ini kita ujian praktek."

"ck.." decak ku dan kembali duduk bersama mereka, walau pikiranku tetap pada michel.

Sekarang mata pelajaran olah raga dan kita akan ujian praktek. Semua udah ganti pakaian olahraga. Saat kita berbaris pun aku masih mengamati michel. Lega sudah hatiku saat tidak terlihat mencurigakan dari wajahnya.

Ujian praktek pun dimulai dan ujiannya cuma main voli dan lari estafet. Ujian voli telah selesai dan sekarang giliran lari estafet.

Aku mulai merasakan ada yang ditahan sama michel bahkan saat main voli aku udah merasa gelisah. Saat giliran dia, glo dan  teman lainnya lari, aku melihat michel larinya mulai pelan bahkan berhenti membungkuk, dan itu disadari glo hingga glo menghampiri michel.

Hingga Nafas Terakhir Where stories live. Discover now